dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil, yaitu: a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,- sampai
dengan paling banyak Rp500.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000, sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,-
22. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan yang memenuhi kriteria Usaha
Menengah, yaitu : a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,- sampai
dengan paling banyak Rp10.000.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,- sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,-
23. Usaha Produktif adalah usaha untuk menghasilkan barang danatau jasa untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan
bagi pelaku usaha 24. Usaha Layak adalah usaha calon debitur yang menguntungkan
sehingga mampu membayar bunga dan mengembalikan seluruh kewajiban pokok kredit pembiayaan dalam jangka waktu yang
disepakati Bank Pelaksana dengan debitur dan memberikan sisa keuntungan untuk mengembangkan usahanya
25. Aflopend adalah sistem pembayaran kredit yang dilakukan dengan mencicil angsuran pokok dan bunga dalam jangka waktu tertentu
sesuai yang telah disepakati 26. Clean-up adalah salah satu cara pengembalian kredit dengan melunasi
seluruh kewajiban pokok kredit sekaligus pada saat jatuh tempo untuk kredit yang sumber pengembaliannya berdasarkan hasil panen atau
penjualan komoditi yang dibiayai. Take over adalah proses pemberian kredit kepada pihak ketiga dengan cara pengambilalihan kewajibannya
di bank lain.
2.4.3. Tujuan Penyaluran KUR
Tujuan penyaluran KUR Bank ABC, 2010 adalah: 1. Meningkatkan peranan Bank dalam Percepatan Pengembangan Sektor
Riil dan Pemberdayaan UMKM-K 2. Meningkatkan pelayanan pemberian kredit dengan prosedur yang lebih
sederhana, dengan tanpa menghilangkan prinsip kehati-hatian
2.4.4. Pola penyaluran
Pola penyaluran KUR yang dikembangkan oleh Bank ABC Bank ABC, 2010
1. Langsung ke UMKM-K :
a. Bank melakukan penilaian secara individu terhadap calon debitur. Apabila dinilai layak dan disetujui oleh bank selanjutnya debitur
menandatangani Perjanjian Kredit PK b. Bank mengajukan permohonan penjaminan kepada Perusahaan
Penjamin. Maksimal penjaminan 70 dari plafond kredit yang diberikan dan selanjutnya perusahaan penjaminan menerbitkan
sertifikat penjaminan.
Gambar 1. Pola penjaminan KUR 2. Tidak Langsung
a. Pola Executing iii
i ii iv
Gambar 2. Pola penyaluran KUR melalui pola executing
Keterangan : 1 Lembaga linkage mengajukan permohonan kredit pembiayaan
kepada Bank. 2 Bank melakukan pengecekan Sistem Informasi Debitur SID
dan melakukan analisa kelayakan. Apabila dinyatakan layak, maka
bank memberikan
persetujuan kredit
dengan menandatangani Perjanjian Kredit dengan Lembaga Linkage.
3 Bank mengajukan permohonan penjaminan kepada perusahaan penjamin.
Perusahaan penjamin
menerbitkan Sertifikat
Penjaminan kepada Lembaga Linkage 4 Lembaga Linkage menyalurkan kredit yang diterima bank
kepada debitur UMKM.
Bank Perusahaan
Penjamin
UMKMK ii
i
Bank Perusahaan Penjamin
Lembaga Linkage UMKMK
5 Debitur UMKM-K melakukan pembayaran kewajiban kredit kepada Lembaga Linkage.
b. Pola Channeling iv
ii iii v
i
Gambar 3. Penyaluran KUR melalui pola channeling Keterangan :
1 Dalam rangka mendapatkan kredit dari bank, UMKM-K memberikan kuasa kepada pengurus Lembaga Linkage yang
berfungsi sebagai agen Channel untuk : i.
Mengajukan kredit kepada bank ii.
Menjaminkan agunan pokok kepada bank. 2 Lembaga Linkage mewakili UMKMK mengajukan permohonan
kredit kepada Bank 3 Bank melakukan pengecekan Sistem Informasi Debitur SID
terhadap Lembaga Linkage dan melakukan analisa. Berdasarkan analisa tersebut Bank memberikan kuasa
kepada Lembaga Linkage untuk melakukan analisa dan memutus kredit yang diajukan oleh UMKM-K. Dalam hal UMKM-K
dinyatakan layak, maka bank memberikan persetujuan kredit dengan mekanisme berikut :
i. Berdasarkan kuasa dari Bank, maka lembaga linkage menandatangani Perjanjian Kredit dengan UMKM-K atau
ii. Berdasarkan kuasa dari UMKM-K, maka lembaga linkage menandatangani perjanjian kredit dengan bank.
4 Bank mengajukan permohonan penjaminan kepada perusahaan penjamin.
Perusahaan penjamin
menerbitkan Sertifikat
Penjaminan untuk masing-masing UMKM-K. 5
Lembaga Linkage menerus pinjamkan kredit yang diterima dari Bank kepada debitur UMKM-K. Debitur UMKM-K melakukuan
pembayaran kewajiban kepada Bank melalui Lembaga Linkage.
2.4.5. Persyaratan Calon Debitur