Pemasaran Cabai Paprika di Kelompok Tani Dewa Family Identifikasi Sumber-Sumber Risiko Produksi

44 lebih aman. Pengiriman biasanya dilakukan pada sore hari, namun untuk hari rabu pengiriman diusahakan agar dilakukan pada siang hari.

5.7. Pemasaran Cabai Paprika di Kelompok Tani Dewa Family

Hasil produksi di kelompok tani Dewa Family selanjutnya didistribusikan kepada pelanggan, baik pelanggan dalam negeri maupun luar negeri. Pelanggan kelompok tani Dewa Family merupakan pengusaha sayuran. Pembelian biasanya dalam jumlah besar. Hal ini dikarenakan perusahaan lebih mengutamakan konsumen dengan pembelian dalam jumlah besar. Tanaman cabai paprika dipasarkan di dalam maupun di luar negeri, Jumlah yang dipasarkan ditentukan berdasarkan pesanan. Untuk tanaman cabai paprika diutamakan untuk pasar luar negeri, karena selain harganya yang jauh lebih tinggi sehingga keuntungan yang diperoleh juga lebih tinggi. Cabai paprika untuk pasar lokal merupakan barang reject dari pasar ekspor. Pembayaran dapat dilakukan secara langsung ataupun dengan tempo waktu tertentu. Untuk distributor biasanya diberikan tenggang waktu sekitar dua minggu. Pembayaran untuk pelanggan biasanya menggunakan transfer dari bank. Harga yang ditetapkan oleh kelompok tani Dewa Family disesuaikan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi dan pemasaran. Pemasaran cabai paprika di kelompok tani Dewa Family meliputi pasar lokal dan pasar ekspor. Pemasaran untuk pasar lokal diantarannya adalah PT Saung Mirwan, Koperasi Tani Mandiri, Amazing Farm, Hoka-hoka Bento dan Pizza Hutz. Sedangkan, untuk pasar ekspor kelompk tani Dewa Family bekerjasama dengan Alamanda. 45 VI. ANALISIS RISIKO PRODUKSI CABAI PAPRIKA

6.1. Identifikasi Sumber-Sumber Risiko Produksi

Pengelolaan budidaya cabai paprika yang dikelola oleh Kelompok Tani Dewa Family dihadapkan pada masalah risiko produksi. Indikasi adanya sumber- sumber risiko produksi dalam pengelolaan budidaya cabai paprika yang dilakukan dengan mengikuti beberapa proses produksi. Alur proses produksi yang ada di Kelompok Tani Dewa Family dimulai dari beberapa tahap antara lain : penyemaian, persiapan greenhouse, persiapan tanam, penanaman, penyiraman, pemupukan, pewiwilan, penyortiran dan panen. Risiko produksi yang terjadi di Kelompok Tani Dewa Family adalah berupa kehilangan jumlah produksi akibat dari perubahan suhu, serangan hama dan penyakit. Risiko tersebut terjadi disebabkan karena sumber risiko. Berdasarkan hasil pengamatan secara langsung, terhadap proses produksi cabai paprik di lokasi penelitian dan wawancara yang dilakukan dengan pembudidaya di dalam greenhouse, maka dapat diketahui beberapa hal yang teridentifikasi sebagai sumber timbulnya risiko produksi. Beberapa faktor yang menjadi sumber risiko pada usaha budidaya cabai paprika di Kelompok Tani Dewa Family diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Peubahan Suhu Perubahan suhu menjadi salah satu sumber risiko produksi cabai paprika di Kelompok Tani Dewa Family. Hal ini disebabkan perubahan suhu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman cabai paprika. Kelompok Tani Dewa Family belum menggunakan alat-alat canggih untuk dapat mengatur suhu di dalam greenhouse, sehingga suhu bergantung pada cuaca yang terjadi. Saat musim hujan, suhu di dalam greenhouse menjadi lembab. Hal ini dapat menyebabkan penguapan oleh tanaman berkurang sehingga tanaman cabai paprika menjadi busuk. Hal ini tentu dapat menyebabkan kerugian pada Kelompok Tani Dewa Family karena pendapatan yang di terima menjadi berkurang. 46 2. Hama Hama adalah organisme yang dapat bersifat sebagai penganggu atau yang berasal dari sekitar lokasi dilakukannya budidaya. Hama yang ada di sekitar tempat budidaya antara lain : trips, tungau, dan ulat pemakan daun. a. Thrips Hama thrips merupakan hama yang paling utama menyerang tanaman cabai paprika di Kelompok Tani Dewa Family. Hama trips menyerang tanaman cabai paprika dengan cara menghisap cairan dalam tubuh tanaman dan menyerang daun-daun yang masih muda. Infeksi hama trips menyebabkan, permukaan bawah daun tanaman cabai paprika terdapat titik-titik putih keperakan bekas tusukan, kemudian berubah menjadi kecokelatan. Daun yang cairannya dihisap menjadi keriput dan melengkung ke atas. Thrips sering bersarang di bunga, ia juga menjadi perantara penyebaran virus. Hama ini sering dijumpai pada bagian ujung daun lapisan bawah ataupun pada pucuk-pucuk tanaman. Bagian pucuk tanaman yang terserang akan terhenti pertumbuhan tunasnya dan tanaman akan tumbuh kerdil. Hama trips biasanya menyerang pada saat tanaman berumur 3-5 bulan setelah tanam dimana pada umur tersebut tanaman sedang mengalami panen pertamanya, sehingga pertumbuhan tunas dan bunga terhambat. Thrips juga menyerang pada saat pembentukan buah dan suka bersembunyi di dalam bunga sehingga akan merusak calon buah. Hama trips menyerang tanaman sepanjang tahun dan tingkat perkembangbiakannya tinggi pada saat musim kemarau. Dampak yang terjadi terhadap produksi budidaya cabai paprika adalah kualitas yang buruk karena buah menjadi berlurik, serta kuantitas produksi berkurang akibat dari tidak terbentuknya bunga. Penurunan kuantitas juga terjadi karena tanaman membutuhkan waktu lebih lama untuk berbuah karena harus membentuk tunas baru. b. Hama Tungau Hama tungau biasanya menyerang tanaman cabai paprika pada bagian bawah daun untuk mengisap daun tersebut. Hama ini banyak terdapat pada musim kemarau. Pada daun yang terserang kutu akan timbul bercak – bercak kecil kemudian daun akan menjadi kuning lalu gugur. Gejala serangan yang ditimbulkan hama tungau adalah bagian tanaman yang terserang mengerut dan 47 mengeriting atau menggulung, terjadi perubahan warna, dan pertumbuhan tidak normal. c. Hama Ulat Grayak Hama ulat grayak biasanya menyerang pada daun cabai paprika. Salah satu gejala awal serangan ulat grayak ialah daun – daun cabai paprika yang meranggas dan berlubang-lubang. Ulat grayak mulai memakan daun dari bagian tepi kemudian ke bagian atas maupun bawah daun. Pada tingkat serangan yang parah daun hanya tertinggal epidermisnya saja. Sehingga daun menjadi tidak berfungsi sebagai tempat fotosintesis, akibatnya pertumbuhan tanaman yang diserangnya menjadi terhambat dan menurun. pada awalnya memperlihatkan adanya lubang- lubang pada daun, lama kelamaan daun habis dan hanya tinggal tulang daun. 3. Penyakit Penyakit yang menyerang cabai paprika menjadi salah satu sumber risiko produksi yang cukup mempengaruhi jumlah produksi yang dihasilkan cabai paprika di Kelompok Tani Dewa Family. Penyakit yang biasanya menyerang tanaman cabai paprika adalah penyakit embun tepung, penyakit busuk akar, penyakit busuk batang dan busuk daun. a. Penyakit Embun Tepung Penyakit embun tepung disebabkan oleh jamur Peronospora parasitica. Jamur ini kadang – kadang menyerang biji yang sedang berkecambah sehingga biji menjadi keropos dan akhirnya mati. Jamur ini kadang – kadang menyerang daun pertama pada kecambah sehingga tanaman menjadi kerdil. Tanaman kerdil dapat tumbuh terus tapi pada daun – daunnya terdapat bercak – bercak hitam. Penyakit Busuk Akar Tanaman cabai paprika yang terserang penyakit busuk akar biasanya akar mengalami pertumbuhan yang terhambat, atau layu dan tidak dapat berproduksi kembali. Gejala penyakit busuk akar pada tanaman cabai paprika adalah kelayuan dan kematian tanaman secara cepat, perubahan warna kuning pada daun, pertumbuhan kerdil, dan gugur daun sebelum waktunya. Kondisi tanaman cabai paprika yang seperti demikian diatasi dengan pemusnahan tanaman. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap hasil produksi karena pengurangan tanaman akan 48 berdampak pada penurunan jumlah produksi yang dihasilkan oleh Kelompok Tani Dewa Family. b. Penyakit Busuk Batang dan Busuk Daun Penyakit busuk batang dan busuk daun merupakan salah satu penyakit utama yang biasa menyerang tanaman cabai paprika. Gejala serangan penyakit ini membuat buah busuk. Penyakit dapat menginfeksi buah matang maupun buah muda. Gejala serangan penyakit busuk batang dan busuk daun dicirikan oleh Infeksi pertama terjadi pada titik tumbuh, bunga dan pucuk daun, kemudian menyebar ke bagian bawah tanaman, pucuk daun berubah warna dari hijau muda menjadi warna coklat, lalu hitam dan akhirnya membusuk. Busuk ini merata menuju ke bagian bawah tanaman dan menyerang kuncup bunga yang lain, sehingga seluruh bagian atas tanaman terkulai, batang yang terserang menjadi busuk kering, kulitnya mudah terkelupas, akhirnya tanaman mati, dalam kondisi kelembaban tinggi terbentuk bulu-bulu berwarna hitam yang muncul dari jaringan yang terinfeksi cendawan.

6.2. Indikator Penentuan Jenis Sumber Risiko Pada Setiap Kejadian