Usaha Pengomposan Sampah Usaha Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah 3R Reduce, Reuse, Recycle

Berdasarkan data yang diperoleh secara umum penarikan tunai retribusi kebersihan selama 4 tahun terakhir ini masih belum dapat memenuhi target yang telah ditetapkan hal ini dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16 Perkembangan target dan realisasi retribusi kebersihan No Tahun Anggaran Target Realisasi Persentase Pencapaian 1 2004 1.898.892.000 1.528.129.250 80,47 2 2005 1.851.846.000 1.528.129.250 70,61 3 2007 932.190.000 691.181.000 74,15 4 2008 815.820.000 772.743.000 94,72 Sumber : Dinas Kebersihan Tahun 2008 Gambar 5. Grafik Perkembangan Target Realisasi Retribusi Kebersihan Dari tahun ke tahun besarnya realisasi kurang dari target yang dicapai. Misalnya saja pada tahun 2008, besarnya target retribusi yang didapat yaitu sebesar Rp 815.820.000 sementara realisasi penerimaan retribusi mencapai Rp 772.743.000 maka hal ini menunjukkan penerimaan retribusi kebersihan belum melampaui target sebesar 5,28. Oleh karenanya pemerintah dan Dinas Kebersihan harus mencari strategi baru dan mengambil tindakan tegas agar disiplin masyarakat dalam membayar retribusi sampah dapat terlaksana dengan baik.

5.4 Usaha Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah 3R Reduce, Reuse, Recycle

5.4.1 Usaha Pengomposan Sampah

Untuk mengetahui manfaat ekonomi maupun kelayakan usaha daur ulang sampah menjadi kompos peneliti mengambil sampel di pabrik kompos “Mutu Elok” yang terdapat di perumahan Cipinang Elok RW 10 kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. a Sejarah Kompos Mutu Elok Perumahan Cipinang Elok di RW 10 terdiri dari 15 RT dan 780 KK, dan diketuai oleh seorang ketua RW yaitu Bapak Saksono, dalam menangani masalah sampah beliau mengajak warganya untuk mulai mengelola sampah rumah-tangga masing-masing. Usaha dalam mengajak warganya berkembang menjadi pengelolaan kompos skala kawasan. Warga bekerjasama membangun tempat untuk kegiatan pengomposan yang diberi nama Pabrik Kompos Mutu Elok Gambar 6. Pabrik kompos Mutu Elok didirikan awal Januari 2005, didirikannya pabrik ini merupakan gagasan dari pengurus RW 10 dengan tujuan untuk mengurangi volume sampah ke TPA Bantar Gebang. Pabrik ini didirikan di atas tanah seluas 75 m². Dana awal pendirian pabrik didapat dari PPMK dan Kas warga. Selain itu dinas kebersihan pun turut andil dalam menginvestasikan prasarana berupa mesin penyaring dan penggiling. Awal tahun 2005 pengurus RW 10 membuat proposal untuk mengajukan permohonan bantuan dana mendirikan pabrik kompos Mutu Elok, dari proposal yang diajukan akhirnya membuahkan hasil, pihak kelurahan memberikan bantuan berkaitan dana PPMK Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan. Dana yang diberikan yaitu sebesar Rp 9.565.000, dana tersebut digunakan sebagai investasi awal proyek. Selain dari dana PPMK pendapatan untuk produksi juga didapat dari kas warga. Kas warga didapat dari dana operasional RTRW dan biaya retribusi yang diberikan warga tiap bulannya. Dana operasional RTRW berasal dari gaji para pengurus RTRW sebesar Rp 750.000orang. RW 10 terdiri dari 15 RT sehingga kas warga mendapat tambahan pendapatan dari dana operasional sebesar Rp 12.000.000 tiap bulannya. Sedangkan kas warga dari retribusi didapat dari warga yang membayar retribusi tiap bulannya dengan kisaran Rp 20.000-Rp 70.000, biaya retribusi ditetapkan berdasarkan pada luasan tempat tinggal warga. Alokasi dana yang diberikan untuk pabrik kompos Mutu Elok yaitu Rp 1.800.000 tiap bulannya. Selain dari dana PPMK dan kas warga, dana pemasukan juga didapat dari bantuan mesins yang diberikan pihak dinas kebersihan sehingga pengelola pabrik kompos Mutu Elok tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli mesin. Mesin yang diberikan yaitu mesin penggiling dan mesin penyaring dengan harga sebesar Rp 10.000.000. Adanya kerjasama dari berbagai pihak baik internal maupun eksternal sangat membantu upaya terwujudnya pengolahan sampah hijau menjadi kompos. Pihak internal yaitu pengurus RW dan partisipasi warga perumahan Cipinang Elok, pihak eksternal yaitu pengujian proses produksi dan kualitas kompos Mutu Elok yang dibantu oleh Ibu Setiati Ediono selaku dosen dari Fakultas Teknik Lingkungan Universitas Trisakti serta kerjasama dari pemerintah. a b Gambar 6. a TPS perumahan Cipinang Elok dan merangkap Pabrik kompos Mutu Elok; b Plang Pabrik Kompos Mutu Elok b Struktur kepengurusan Dalam suatu usaha diperlukan adanya struktur organisasi atau kepengurusan dan diharapkan masing-masing orang yang berperan didalamnya tahu menjalankan tugas dan fungsi yang diperankan dalam suatu usaha. Kesederhanaan struktur organisasi yang ada dikarenakan aktivitas yang dilakukan hanya berdasarkan pada beberapa pembagian kerja. Adapun penggolongan pembagian kerjanya terdiri dari : 1. Penanggung jawab : Bpk. Saksono Soehodo 2. Seksi Kebersihan : Bpk. Ajon Hermansyah 3. Dua orang pekerja pembuat kompos : Bpk. Parno dan Bpk Udin 4. Sepuluh orang petugas pengambil sampah Penggolongan pembagian kerja dapat dilihat pada gambar struktur organisasi dibawah ini. Gambar 7. Struktur Organisasi Pengelola Pabrik Kompos “ Mutu Elok” Struktur organisasi dibentuk sangat sederhana sehingga tidak ada konflik besar yang terjadi. Tugas dan wewenang yang dilakukan sesuai dengan tanggungjawab masing-masing. Diperlukan jadual kerja yang rutin dengan spesifikasi kerja yang jelas sehingga usaha pengelolaan sampah menjadi kompos dapat terus berlangsung dengan baik. c Tenaga kerja dan tingkat pendidikan Pabrik kompos Mutu Elok memiliki seorang penanggung jawab yang juga merupakan ketua RW 10, beliau memiliki latar belakang pendidikan Perguruan Tinggi dan memiliki pengalaman kerja di bidang Kebersihan dan Lingkungan, dalam menjalankan usaha pengomposan bapak Saksono tidak bekerja sendirian namun ditemani oleh para pekerja lainnya. Pekerja di Pabrik Kompos Mutu Elok berlatar belakang pendidikan SD dan SLTP, para pekerja tidak mempunyai keahlian dan pendidikan khusus tentang sampah. Oleh karena itu, sebelumnya mereka diberikan pelatihan dasar bagaimana mengolah sampah menjadi kompos agar kompos memiliki kualitas yang baik. Kegiatan pembuatan kompos dilakukan setiap hari, para pekerja pabrik kompos Mutu Elok bekerja dari pukul 08.00-16.00 WIB. Kegiatan pengomposan di pabrik kompos Mutu Elok memperkerjakan dua orang dan satu teknisi. Dalam menjalankan tugasnya dua orang pekerja pabrik kompos Mutu Elok yang mengolah sampah menjadi kompos bekerja secara fleksibel tanpa ada Penanggungjawab Seksi Kebersihan 2 Orang Pembuat Kompos 10 Orang Petugas Pengambil Sampah Warga Perumahan Cipinang Elok pembagian tugas, maksudnya struktur kerja masing-masing pekerja tidak terlalu mengikat, hal ini dikarenakan beberapa pekerjaan pengomposan dapat dirangkap oleh dua pekerja. Untuk mendapatkan input produksi kompos berupa sampah daun, pekerja pabrik kompos Mutu Elok bekerjasama dengan 10 orang petugas kebersihan RW 10 untuk mengumpulkan sampah daun dari taman dan perumahan warga. d Proses pengolahan sampah organik menjadi kompos Berdasarkan pengamatan secara langsung proses pengolahan sampah Lampiran 7 menjadi kompos sangat mudah, dalam pembuatannya ada beberapa bahan baku yang harus disiapkan yaitu, sampah daun yang menjadi input produksi, EM4 Effective Mikroorganism-4, gula, dedak, tanah dan bokasi merupakan hasil fermentasi bahan organik dengan perlakukan bakteri EM-4. Fermentasi ini membutuhkan waktu 3 hari. Bokasi dibuat dari bahan organik yang biasa ditemukan dilahan pertanian seperti misalnya sekam, rumput, daun-daunan, jerami untuk memperbaiki sifat fisik tanah, ditambah kotoran hewan untuk memperbaiki sifat kimia tanah dan larutan EM-4 untuk memperbaiki sifat biologi tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam pembuatan kompos di pabrik Mutu Elok adalah sebagai berikut: a. Awalnya sampah sisa tanaman daun dikumpulkan oleh petugas pengambil sampah, kemudian ditimbun dalam bak sampah selama 2 hari setelah ditimbun sampah daun dihancurkan di mesin penggiling. b. Setelah digiling, sampah dengan takaran 1-2 m³ diberikan cairan EM4 dan dicampur dengan 10 kg tanah, 10 kg dedak dan bokasi aduk campuran bahan-bahan tersebut sampai merata. c. Adukan sampah yang telah merata tersebut diberi 1 kg gula yang telah larut dalam 200 liter air. d. Sampah yang telah tercampur dengan larutan gula ditumbuk menjadi satu, kemudian dicetak dan ditekan dengan cangkul dan garu berukuran 1x1 m. Setelah dicetak sampah tersebut ditutup dengan terpal dan diamkan selama 15 hari, agar sampah tersebut dapat terfermentasi dengan baik. e. Setelah 15 hari sampah yang telah terfermentasi mulai menguap dan menghasilkan kompos yang basah dan kasar sehingga dilakukan penggilingan kembali hingga halus. f. Kompos basah yang telah halus digiling kemudian disaring dalam mesin penyaringan, hingga kandungan air dalam kompos berkurang. g. Setelah disaring, kompos tersebut ditampung dalam bak untuk diangin-anginkan, setelah itu kompos siap untuk dikemas dalam plastik berukuran 5 kg. e Pemasaran Kompos Pemasaran kompos elok masih terbatas secara lokal, namun produksinya memiliki daya saing yang cukup baik dengan kompos di tempat lain, baik dari segi harga maupun kualitasnya. Dalam menjual hasil yang di produksinya, pabrik kompos Mutu Elok masih menfokuskan di wilayah Jakarta Timur. Walaupun pabrik kompos Mutu Elok belum memiliki konsumen tetap. Namun tidak menutup kemungkinan bagi pabrik kompos Mutu Elok untuk meningkatkan pangsa pasarnya melihat kondisi permintaan konsumen yang cukup besar saat ini. Pemesanan kompos tidak hanya dari warga perumahan Cipinang Elok saja tetapi juga dari luar perumahan Cipinang Elok, selain itu ada juga konsumen yang datang langsung membeli kompos di pabrik kompos Mutu Elok. Strategi pemasaran yang selama ini dilakukan adalah dengan mengikuti pameran produk dan memasarkan kompos lewat internet. Sehingga ada pemasaran secara tidak langsung dari pelanggan kepada masyarakat untuk mempromosikan kompos Elok. Kompos Elok dijual dalam kemasan berukuran 5 kg, namun disediakan juga bagi konsumen yang ingin membeli dengan ukuran yang sedikit atau yang lebih banyak dari 5 kg. Sebagian dari kompos yang telah dikemas dititipkan di Toko Eropa milik bapak Ajon yang juga merupakan seksi kebersihan dan bendahara di Pabrik kompos Mutu Elok. Pada awal produksi, penjual memberikan secara gratis kepada warga perumahan Cipinang Elok sekaligus promosi, setelah itu penjual menjual kompos hasil produksinya dengan harga yang terjangkau dan relatif murah yaitu seharga Rp 1000kg. Namun seiring dengan perubahan harga input produsi, harga jual kompos Elok menjadi Rp1500kg. Sehingga untuk satu kemasan yang berukuran 5 kg harga jualnya adalah Rp 7500. Untuk kemasan kompos yang baik dan harga yang relatif murah serta adanya promosi tidak langsung yang dilakukan pelanggan karena merasa puas dengan kualitas kompos menyebabkan permintaan konsumen terhadap kompos semakin meningkat serta menjadikan nilai tambah bagi pengelolaan sampah di perumahan Cipinang Elok sehingga menjadi layak untuk dijalankan, selain itu dalam memasarkan kompos, Bapak Saksono selaku pengelola membagikan kompos secara gratis untuk menarik perhatian pembeli baik didalam maupun diluar komplek perumahan Cipinang Elok. Potensi pasar bagi kompos yang dihasilkan dari permintaan konsumen tiap bulannya mencapai 500-700 kg. Potensi pasar yang belum dimanfaatkan dari pengelolaan sampah di pabrik kompos Mutu Elok adalah sampah organik limbah rumah tangga dan sampah non organik. Pabrik kompos Mutu Elok menggunakan sampah tanaman dari taman-taman disekitar perumahan Cipinang Elok dan tanaman warga untuk dijadikan kompos. Sehingga potensi sampah organik maupun non organik yang belum terolah menjadi ketersediaan input yang besar untuk menghasilkan keuntungan dari pengelolaan sampah di perumahan Cipinang Elok.

f. Pendapatan Inflow