Pemindahan dan pengangkutan sampah Pembuangan akhir atau pemusnahan

4. Sistem pengumpulan dengan cara membuang sampah kesaluran air kotor yang sebelumnya sampah tersebut dipotong kecil dengan alat pemotong. 5. Sistem pengumpulan sampah tanpa tenaga manusia dan biasanya dipakai dikomplek pertokoan dan dipasar. Metode ini mengandalkan tekanan udara sebagai tenaga penggerak sampah. 6. Sistem pengumpulan dengan menggunakan cerobong. Sampah dibuang dari masing-masing kamar dan secara gravitasi sampah akan jatuh dilantai dasar yang dilengkapi dengan bak pengumpul. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pada tahap pengumpulan diantaranya adalah : 1. Peletakkan sampah sebelum diambil Untuk memudahkan truk dalam proses pengumpulan dan pengangkutan sampah. 2. Waktu dan frekuensi pengumpulan Pada umumnya pengumpulan dilakukan pada pagi dan siang hari untuk daerah pemukiman atau malam hari untuk daerah perdagangan dan pasar. Frekuensi pengumpulan yang terbaik minimum dilakukan setiap hari sekali berdasarkan pertimbangan sanitasi, tetapi untuk pertimbangan ekonomi dapat dilakukan dua hari sekali. 3. Tersedianya peralatan yang ada, dengan ditunjang oleh tenaga yang cukup dan terampil, perlengkapan kerja yang ada serta pembagian tugas maupun jadwal kerja yang baik. 4. Lokasi penampungan sampah yang memenuhi persyaratan baik dari segi kapasitas maupun kuantitas.

2.2.3 Pemindahan dan pengangkutan sampah

Pemindahan merupakan kegiatan memindahkan sampah yang masuk dari transfer depo atau TPS ke kendaraan pengangkut untuk dibawa ke TPA. Pengangkutan sampah berkaitan dengan kegiatan membawa sampah dari lokasi pemindahan ke lokasi pembuangan akhir. Alat-alat yang digunakan untuk mengangkut sampah sementara adalah gerobak, kereta sorong, truk dengan memakai pintu atau tutup, truk pembawa container,dan lain-lain. Truk bak kayu dan typper bertugas mengangkut sampah dari lokasi penampungan sementara ke lokasi penampungan akhir. Truk container bertugas mengangkut sampah di bak container yang sudah penuh ke tempat pembuangan akhir. Pengangkutan sampah dari tempat penampungan sementara ke tempat pembuangan akhir ini dilaksanakan oleh petugas Dinas Kebersihan. Menurut Warsito 1990, syarat-syarat alat angkut sampah yaitu : 1. Terbuat dari logam ataupun melapisi bagian dalam dinding bak dan lantai dengan logam. 2. Truk terbuka minimal harus tertutup untuk menghindari sampah berceceran dan berterbangan. 3. Untuk petugas pengangkut harus disediakan pakaian dan perlengkapan kerja seperti pakaian khusus kerja, topi, sarung tangan, masker, sepatu boat, cangkul, sekup, garpu. 4. Sesudah membuang sampah ke TPA, truk selalu dalam keadaan bersih.

2.2.4 Pembuangan akhir atau pemusnahan

Tahap ini merupakan tahap akhir dari pengelolaan sampah dan merupakan tahap terpenting karena tahap ini, persoalan sampah tidak akan dapat diatasi secara tuntas. Menurut Resosoebroto 1978, lokasi pembuangan akhir harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Terletak di daerah yang tanahnya liat dan mengandung pasir. 2. Jauh dari sumber air minum minimum 200 meter. 3. Terletak di daerah yang bebas banjir 4. Di daerah yang rendah dan jauh dari pemukiman minimum 2 km. Metode pembuangan akhir yang banyak dikenal adalah : 1. Open dumping yaitu membuang sampah pada tempat pembuangan sampah akhir secara terbuka di suatu lokasi tertentu 2. Control landfill yaitu pembuangan sampah pada tempat pembuangan sampah akhir, seperti halnya open dumping namun disini terdapat proses pengendalian atau pengawasan sehingga lebih tertata. 3. Sanitary landfill yaitu pembuangan sampah pada tempat pembuangan akhir dengan menimbun sampah ke dalam tanah hingga periode waktu tertentu. Dengan demikian cara ini dapat menekan polusi atau bau, dan kebersihan lingkungan lebih baik. Metode ini merupakan cara yang paling mudah dibandingkan dengan metode lainnya. Tempat pembuangan akhir membutuhkan ruangtempat yang luas dan disyaratkan jauh dari tempat pemukiman penduduk. Dengan adanya keterbatasan lahan di berbagai kota besar tempat pembuangan akhir lambat laun menjadi masalah, upaya mengurangi beban penumpukan sampah di TPA dengan berbagai metode pengelolaan sampah yang lebih baik merupakan langkah yang perlu terus dikembangkan.

2.3 Pemanfaatan Sampah