Analisis Data Prospect of Community Based Integrated Waste Management For Biological Resources Conservation Efforts (Case Study Ciracas and Jatinegara districts) in East Jakarta.

yaitu untuk tamatan SLTP ke bawah sebesar 10 orang, tamatan SLTA 10 orang dan tamatan perguruan tinggi 10 orang.

3.4 Analisis Data

Data kualitatif yang diperoleh di lapangan disajikan secara deskriptif dan diberikan gambar hasil dokumentasi selama dilakukannya penelitian. Dari hasil data kuantitatif yang didapat dilapangan akan dibuat grafik, perhitungan skor, persentase, nilai rataan hasil. Analisis data kuantitatif dihitung sebagai berikut: 3.4.1 Penentuan Skoring Peringkat Partisipasi Pengukuran untuk setiap indikator akan diberikan bobot kuantifikasi yang sesuai dengan besar skor. Ketentuan pembobotan berdasarkan kategori berikut : a. Nilai skor 1 = kategori rendah b. Nilai skor 2 = kategori sedang c. Nilai skor 3 = kategori baik Selanjutnya dilakukan penjumlahan dari setiap indikator dari ke empat sub variabel tingkat partisipasi masyarakat. Penentuan kategori didasarkan pada jumlah skor yang dicapai dibandingkan dengan skor standar. Penentuan skor standar diperhitungkan dengan rumus :

1. Variabel Partisipasi

Dari setiap jawaban pertanyaan yang diberikan oleh responden diberi nilai atau skor 1 sampai 3. Pada skor 1-3 tersebut dapat dilihat apakah partisipai masyarakat terhadap lingkungan maupun masalah sampah pada khususnya semakin tinggi atau sebaliknya. Semakin tinggi skor atau nilai yang diperoleh maka semakin baik juga. Misalnya saja pertanyaan mengenai keikutsertaan responden dalam kegiatan kerja bakti dilingkungannya. Resonden yang menjawab tidak pernah diberi skor 1, responden yang menjawab kadang-kadang diberi skor 2 sedangkan untuk responden yang menjawab selalu diberi skor 3.

2. Variabel Identitas

Penentuan variabel identitas terdiri dari pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan dan lama menetap responden. Misalnya saja untuk jenis pekerjaan yang dimiliki responden. Untuk responden yang tidak memiliki pekerjaan tetap diberi skor 1, yang memiliki pekerjaan tetap diberi skor 2 dan responden yang memiliki pekerjaan tetap dan tambahan diberi skor 3.

3. Penghitungan Peringkat

Dalam menentukan range untuk Partisipasi ada 11 item pertanyaan yang digunakan oleh penulis, jumlah kategori ada 3 dengan bobotnya 1-3, kategori rendah = 1, sedang = 2 dan tinggi = 3, sehingga skor tertinggi yang diperoleh sebesar 32 dan skor terendah sebesar 11, dan dari penghitungan peringkat diperoleh besaran range skor masing-masing kategori adalah 7. Dengan demikian pengelompokan kategori untuk partisipasi adalah sebagai berikut : Rendah Range nilai : 11 - 17 Sedang Range nilai : 19 - 25 Tinggi Range nilai : 26- 33 3.4.2 Analisis Nilai Partisipasi Masyarakat Terhadap Lingkungan dalam Pengelolaan Sampah Terpadu Untuk analisis nilai partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan sampah instrumen yang digunakan adalah kuisioner berdasarkan variabel-variabel yang diamati yaitu dari aspek yang dapat dilihat dalam Tabel 3. Tabel 3 Variabel-variabel yang digunakan untuk megetahui partisipasi masyarakat Data mengenai partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan penanganan sampah yang dikumpulkan dengan metode daftar kuisioner dianalisis menggunakan metode analisis statistik non parametrik Model Korelasi Spearman. Menurut Siegel 1992 kekuatan dan efisiensi penggunaan model korelasi rank Spearman adalah bahwa apabila dibandingkan dengan korelasi parametrik yang paling kuat, r Pearson kira-kira 91 . Artinya jika r s dipakai dengan suatu sampel untuk menguji ada atau tidaknya asosiasi dalam populasinya dan apabila anggapan tuntutan-tuntutan yang mendasari penggunaan dari r Pearson dipenuhi, yakni manakala populasi itu memiliki distribusi normal bivariate dan pengukuran setidaknya dalam pengertian skala interval, maka r s 91 sama tingkat efisiensinya dengan r dalam menolak H . Kalau suatu korelasi antara X dan Y No. Sub variabel Indikator Skor 1. Tingkat Pendidikan Formal a. SD b. SMP-SMA c. PT Perguruan Tinggi a. 1 b. 2 c. 3 2. Jenis Pekerjaan a. Tidak Punya Pekerjaan Tetap b. Memiliki Pekerjaan Tetap c. Memiliki Pekerjaan Tetap dan tambahan a. 1 b. 2 c. 3 3. Jumlah Pendapatan per bulan a. Rp 100.000-Rp 250.000 b. Rp 250.000-Rp 500.000 c. Rp 500.000 a. 1 b. 2 c. 3 4. Lama Menetap a. 1- 5 tahun b. 5 tahun- 15 tahun c. 15 tahun a. 1 b. 2 c. 3 5. Intensitas Keterlibatan dalam Kebersihan lingkungan a. Tidak pernah mengikuti b. Kadang- kadang c. Selalu a. 1 b. 2 c. 3 6. Keikutsertaan dalam memilah sampah a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu a. 1 b. 2 c. 3 7. Ketersediaan tempat sampah di rumah a. Tidak tersedia b. Tersedia berupa kantong plastikkardus c. Tersedia berupa bak semen bak plastik a. 1 b. 2 c. 3 8. Cara membuang sampah a. Tidak dipilah b. Dibakar c. Dipilah a. 1 b. 2 c. 3 9 Hal yang dilakukan Jika Tempat Tinggal Kotor a. Mendiamkannya b. Mengajak tetangga Kerjabakti c. Membersihkan Sendiri a. 1 b. 2 c. 3 10 Pengetahuan warga tentang TPA a. Tidak tahu b. Tahu c. Mengerti a. 1 b. 2 c. 3 11 Pendapat warga terhadap pemilahan sampah organik dan anorganik a. Tidak Setuju b. Setuju c. Sangat setuju a. 1 b. 2 c. 3 terdapat dalam populasi dengan 100 kasus rs akan menunjukkan korelasi itu pada tingkat signifikansi yang sama dengan yang dicapai r dengan 91 kasus. Menurut Walpole 1992 Nilai r s biasanya dekat dengan nilai r yang diperoleh berdasarkan pengukuran numerik dan ditafsirkan secara sama pula. Nilai r s dapat terjadi dari -1 sampai +1. Nilai +1 atau -1 menunjukkan adanya hubungan antara X dan Y, tanda plus dapat diartikan bahwa pemberian peringkat itu sejalan, sedangkan tanda minus berarti bahwa pemberian peringkat bertolak belakang. Bila r s dekat dengan nol, kita menyimpulkan bahwa kedua peubah tidak berkorelasi. Variabel yang akan diamati terdiri dari : 1. Variabel pengaruh Variabel bebas yakni karakteristik masyarakat yaitu : pendidikan X1, tingkat pendapatan X2, jenis pekerjaan X3, lama waktu menetap X4. 2. Variabel terpengaruh variabel tidak bebas yakni : Tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah Y Model formulasi korelasi peringkat Spearman yang digunakan adalah Siegel, 1992 : r s = 1 - 6 N 3 -N Keterangan : r s = koefisien korelasi rank spearman N = jumlah responden d i = selisih rangking antara variabel xi dan yi x i = rangking nilai variabel bebas y i = rangking nilai variabel tak bebas Untuk menghitung r s dibuat daftar ke 60 responden sebagai subyek. Pada setiap subyek dicantumkan rangking-nya untuk setiap variabel X dan rangking-nya untuk variabel Y. Kemudian ditentukan harga d i = perbedaan antara kedua rangking. Setiap di dikuadratkan selanjutnya semua harga d i 2 dijumlahkan untuk mendapatkan ∑d i 2 kemudian harga ini dan harga N banyaknya subyek dimasukkan kedalam rumus pokok. 3.4.3 Analisis nilai finansial pemanfaatan sampah serta dampak positifnya terhadap lingkungan Untuk analisis finansial pengelolaan sampah serta dampak positifnya terhadap lingkungan, instrumen yang digunakan adalah kuisioner berdasarkan variabel-variabel yang diamati yaitu dari aspek ekonomi antara lain data pembiayaan pengelolaan sampah biaya variabel maupun biaya tetap, biaya pembuatan sampah organik menjadi kompos, data pemasaran kompos, laba atau keuntungan dari penjualan bahan daur ulang, jenis, sumber sampah dan komposisi sampah dengan jumlah responden 50 orang yang berasal dari pemulung, 2 orang dari lapak. Penghitungan manfaat ekonomi dapat dilihat pada Tabel 4. Selain itu juga untuk melihat nilai ekonomi dan keuntungan yang diperoleh agar kegiatan perusahaan pengelola sampah layak dilaksanakan atau tidak maka dilakukan penghitungan cashflow pada kompos Mutu Elok dengan uraian Tabel 5 dan rumus sebagai berikut. Tabel 4 Manfaat ekonomi sampah anorganik oleh pemulung No. Jenis barang bekas Volume ton Harga jual Rpkg Manfaat ekonomi Rp 1. - Kertas - Plastik - Karet - Kaca - Logam - Kaleng - Botol - Kardus Jumlah Nilai ekonomi bahan dauran sampahton = Total Manfaat Ekonomi Rp Volume Total ton Besar manfaat ekonomi yang diperoleh hari = Nilai ekonomi Rp X rataan dauran yang di dapat tonhari Tabel 5 Biaya operasional daur ulang sampah organik menjadi kompos No Uraian Komponen Tahun 1 2 …. n I Inflow 1. Nilai Produksi 2. Pinjaman 3. Nilai Sewa 4. Grants bantuan 5. Salvage Value nilai sisa Total Inflow II Outflow 1. Biaya Investasi 2. Biaya Operasional 2.1 Biaya Variabel 2.2 Biaya Tetap 3. Pembayaran Bunga Pinjaman 4. Pajak 5. Biaya Lainnya Total Outflow III Net Benefit = I-II IV t i 1 1 DF , dengan i = DR V PV Net Benefit NPV = IIIIV Cash Flow a. Net Present Value NPV Keterangan : Bt = Penerimaan benefit pada tahun ke-t Rp Ct = Biaya cost pada tahun ke-t Rp i = Discount rate t = Umur usaha tahun Penilaian kelayakan finansial berdasarkan NPV: 1. NPV ≥ 0; maka usaha layak untuk dilaksanakan 2. NPV 0; maka usaha tidaka layak untuk dilaksanakan

b. Net Benefit-Cost Ratio Net BC