ini akan menguntungkan pihak RT karena dapat memperoleh dana bagi kas jasa pengangkutan tersebut.
Pengangkutan dari TPS ke TPA banyak yang dilakukan dengan menggunakan truk bak terbuka dan sudah bocor, sehingga sering terjadi sampah dan cairan sampah
yang diangkut tersebar disekitar rute perjalanan. Hal ini menjadikan keindahan kota terganggu karena sampah tercecer dan bau yang ditimbulkan akan menggangu para
pengguna jalan. Banyaknya sampah yang harus diangkut akan memerlukan banyak truk pengangkut, dengan keterbatasan jumlah truk yang dimiliki oleh Dinas
Kebersihan, ritasi truk pengangkut menjadi lebih tinggi. Kondisi tersebut menyebabkan biaya perawatan truk pengangkut akan meningkat dan masa pakai
kendaraan pengangkut akan semakin pendek.
5.3.2 Perwadahan dan Lokasi Penampungan Sampah
Pool gerobak dan bak beton sebagai sarana LPS merupakan wadah untuk menampung sampah sementara sebelum sampah diangkut ke TPA. Selain LPS resmi
yang dibuat oleh dinas kebersihan terdapat juga LPS liar yang dibuat oleh warga sebagai alternatif tempat buangan sampah Lampiran 6. LPS liar biasanya dibuat
pada lahan kosong yang tidak dihuni atau tidak dirawat oleh pemiliknya sehingga masyarakat dengan leluasa membuang sampah di LPS liar tersebut. Adanya LPS liar
ini akan sangat mengganggu kesehatan warga dan dapat mencemari lingkungan sekitarnya. Di Jakarta Timur jumlah LPS liar sebanyak 115, jumlah LPS liar
terbanyak di Jakarta Timur terdapat di Kecamatan Matraman. Adapun jumlah LPS liar di Jakarta Timur dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14 Jumlah Lokasi Penampungan Sampah Jakarta Timur Tahun 2008
No Kecamatan
Jumlah dan Jenis LPS Dipo
Pool Gerobak Transito
Bak Beton Terbuka Liar
1 Matraman
3 -
4 40
40 2
Jatinegara -
3 8
25 10
3 Pulogadung
5 6
9 15
5 4
Kramatjati 2
1 6
65 3
5 Pasar Rebo
4 1
11 8
6 6
Cakung 8
- 9
31 -
7 Duren Sawit
9 -
12 25
31 8
Makasar 5
4 17
93 4
9 Ciracas
4 -
5 41
11 10
Cipayung 3
- 2
27 5
Total 43
15 83
370 115
Sumber: Suku Dinas Kebersihan 2008
5.3.3 Retribusi Pengelolaan Sampah
Pengaturan mengenai retribusi pelayanan persampahan Jakarta Timur diatur dalam Perda Nomor 01 Tahun 2006. Pada pasal 103 ayat 1 menjelaskan bahwa
tingkat penggunaan jasa persampahan kebersihan dikenakan retribusi dan di ukur berdasarkan luas bangunan, volume sampah dan jangka waktu pelayanan.
Sebagaimana yang terkandung dalam pasal 105, ketentuan besarnya tarif retribusi terhadap pelayanan dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15 Besaran tarif retribusi berdasarkan Perda Nomor 01 pasal 105 Tahun 2006
No. Jenis sumber timbunan sampah
Skala dan Volume Tarif
retribusi Rp
1 Toko,warungmakan,
apotik,bengkel,bioskop, tempat hiburan,penjahitkonveksi,salon
Kecil 0,50 m
3
bln Sedang 0,51-0,75 m
3
bln Besar 0,76m
3
bln 10.000bln
12.500bln 15.000bln
2 Industri, pusat pertokoanplaza, pasar
swalayan, hotel, motel, taman rekreasi, restoran
Minimal 2,5 m3 20.000m
3
3 Rumah sakit, poliklink, laboratorium
Minimal 1,00 m
3
10.000m
3
4 Pedagang usaha mikro
- 5.000m
3
5 Penyediaan tempat pembuangan Akhir
- 10.000m
3
6 Penyediaan lokasi instalasi pengolahan air
buangan LIPAB -
5000m
3
7 Penyedotan tangki septictang
Minimal 2 m
3
20.000m
3
8 Pemakaian toilet berjalan
- 325.000toilethari
Sumber : Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur 2008
Berdasarkan data yang diperoleh secara umum penarikan tunai retribusi kebersihan selama 4 tahun terakhir ini masih belum dapat memenuhi target yang telah
ditetapkan hal ini dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16 Perkembangan target dan realisasi retribusi kebersihan
No Tahun Anggaran
Target Realisasi
Persentase Pencapaian 1
2004 1.898.892.000
1.528.129.250 80,47
2 2005
1.851.846.000 1.528.129.250
70,61 3
2007 932.190.000
691.181.000 74,15
4 2008
815.820.000 772.743.000
94,72 Sumber : Dinas Kebersihan Tahun 2008
Gambar 5. Grafik Perkembangan Target Realisasi Retribusi Kebersihan Dari tahun ke tahun besarnya realisasi kurang dari target yang dicapai.
Misalnya saja pada tahun 2008, besarnya target retribusi yang didapat yaitu sebesar Rp 815.820.000 sementara realisasi penerimaan retribusi mencapai Rp 772.743.000
maka hal ini menunjukkan penerimaan retribusi kebersihan belum melampaui target sebesar 5,28. Oleh karenanya pemerintah dan Dinas Kebersihan harus mencari
strategi baru dan mengambil tindakan tegas agar disiplin masyarakat dalam membayar retribusi sampah dapat terlaksana dengan baik.
5.4 Usaha Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah 3R Reduce, Reuse, Recycle