19
2 Jalan Raya Lintas Timur Sumatera-Ukui-Dusun Bagan Limau
3 Jalan Raya Taluk Kuantan-Air Molek-Baserah-Simpang Inuman
4 Jalan Raya Taluk Kuantan-Air Molek-simpang lala-Desa Pontian mekar
5 Jalan Raya Taluk Kuantan-Air Molek-Simpang Klayan simpang mangga
6 Jalan Raya Taluk Kuantan-Air Molek-Simpang Selanjut
7 Jalan Raya Taluk Kuantan-Air Molek-Simpang Sentajo.
4.4. Potensi Flora dan Fauna
4.4.1 Flora
Flora Taman Nasional Tesso Nilo merupakan perwakilan ekosistem transisi dataran rendah dan tinggi dengan potensi keanekaragaman hayati yang tinggi.
Diantaranya terdapat 360 jenis flora yang tergolong dalam 165 marga dan 57 suku dalam setiap hektarnya. Berbagai jenis flora yang dilindungi dan terancam
punah terdapat juga di taman nasional ini, seperti Kayu bata Irvingia malayana, Kempas Koompasia malaccensis, Jelutung Dyera costulata, Kulim
Scorodocorpus borneensis, Tembesu Fagraea fragrans, Gaharu Aquilaria malaccensis, Ramin Gonystylus bancanus, Keranji Dialium spp., Meranti
Shorea spp., Keruing Dipterocarpus spp., dan beberapa jenis Durian Durio spp..
Disamping tumbuhan di atas, di taman nasional ini juga terdapat tidak kurang 82 jenis tumbuhan obat. Patalopasak bumi Eurycoma longifolia adalah
salah satu tumbuhan obat yang populer sebagai obat kuat, biasanya akarnya dicampur dengan janin kijang yang diambil dari kandungan induknya kemudian
direndam dalam alkohol. Patalo bumi ini juga biasa digunakan untuk obat malaria. Jenis tumbuhan obat lainnya diantanya, Kunyit bolai Zingiber purpureum,
Jarangau Acorus calamus, Lengkuas putih Alpina galanga, Akar bulu Argyreia capitata, Sundik langit Amorphopalus sp., dan Akar kayu kuning
Lepionurus sylvestris yang merupakan obat penyakit kuning.
20
4.4.1 Fauna
Faunanya terdiri dari 107 jenis burung, 23 jenis mamalia, 3 jenis primata, 50 jenis ikan, 15 jenis reptilia, 18 jenis amfibia dan berbagai jenis serangga.
Beberapa jenis satwa yang termasuk unggulan diantaranya Harimau sumatera Panthera tigris sumatrae, Macan dahan Neofelis nebulosa, Beruang madu
Helarcos malayanus, Rusa Cervus unicolor, Kijang Muntiacus muntjak, Kancil Tragulus javanicus, Babi hutan Sus spp., Tapir Tapirus indicus, dan
Bajing Callosciurus spp., Owa Hylobates agilis, Lutung simpai Presbytis femoralis, dan Beruk Macaca nemestrina.
Beberapa jenis burung, yaitu: Beo sumatera Gracula religiosa, Kipas Rhipidura albicollis, Elang ular Spilornis cheela, Alap-alap capung
Microchierax fringillarius, Kuau Argusianus argus, Udang pungung merah Ceyx rufidorsa, Julang jambul hitam Aceros corrugatus, Kangkareng hitam
Anorrhinus malayanus, Rangkok badak Buceros rhinoceros, Ayam hutan Gallus gallus, dan Betet ekor panjang Psittacula longicauda.
Sedangkan untuk reptil dan amfibi, yaitu Ular kawatular hitam Ramphotyphlops braminus, Ular kopi Elaphe flavolineata, Ular picung air
Xenochrophis trianguligerus, Ular cabe kecil Maticora intestinalis, Ular kobra Ophiphagus hannah, Sanca sawah Python reticulatus, Ular gendangphyton
darah sumatera Python curtus, dan Buaya sinyulong Tomistoma schlegeleii. Katak serasah berbintik Leptobrachium hendricksoni, Kodok buduk sungai
Bufo asper, Kodok buduk B. melanostictus, Katak lekat Kalophrynus pleurostigma
, Percil bintil Microhyla heymonsi, dan jenis lainnya.
21
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kondisi