30
simpai, Owa ungko, Rusa sambar, Pelanduk, Kancil, dan Tapir. Jumlah jenis
satwa berdasarkan tingkat trofik ditunjukkan pada Gambar 5.
Gambar 5 Jumlah jenis mamalia besar berdasarkan tingkat trofik. Berdasarkan pengelompokkan jenis mamalia besar, menurut tingkat trofik
diketahui keseimbangan ekosistem pada mamalia besar masih tergolong baik. Hal ini diketahui berdasarkan jumlah jenis herbivora yang lebih banyak dari omnivora
dan karnivora yang membentuk piramida. Apabila jumlah jenis karnivora lebih banyak dari jenis herbivora, maka jejaring makanan dalam ekosistem akan
menjadi tidak seimbang. Noerdjito et al. 2005 keseimbangan ekosistem telah diatur secara alami melalui mekanisme rangkaian penyedian dan keseimbangan
jejaring makanan.
5.2.1. Keanekargaman jenis mamalia besar Indeks Shannon-Wiener
Tingkat keanekaragaman ini dapat ditujukan oleh nilai indeks Diversitas Shannon. Di setiap areal lokasi penelitian, tingkat keanekaragaman jenis tergolong
rendah karena nilai indeks Shannon Wiener berkisar kurang dari 1,5. Margalef 1972 dalam Maguran 1988 menyatakan bahwa tingkat keanekaragaman jenis
yang tinggi di tunjukan dengan nilai Indeks Shannon lebih dari 3,5. Tingkat keanekargaman yang rendah ditunjukan oleh nilai Indeks Shannon kurang dari 1,5
dan jika nilai indeks Shannon antara 1,5 sampai 3,5 maka tingkat keanekaragaman
jenisnya tergolong sedang.
31
Tingkat keanekargaman jenis mamalia tertinggi di Jalur VI dengan nilai indeks Shannon Wiener sebesar 1,46. Tingkat keanekaragaman terendah terdapat
di Jalur IV dengan nilai indeks Shannon Wiener sebesar 0,56. Nilai indeks keanekaragaman jenis pada setiap Jalur ditunjukkan pada Gambar 6. Secara lebih
rinci, nilai indeks keanekargaman jenis ditunjukkan pada Lampiran 22.
Gambar 6 Nilai indeks Shannon Wiener di setiap Jalur. Keanekaragaman jenis mamalia besar hampir merata pada setiap Jalur,
karena habitat penelitian TNTN memiliki habitat yang hampir sama. Selain itu Zorenko dan Leontyeva 2003 menyatakan bahwa faktor luasan mempengaruhi
nilai indeks yang dimiliki. Soerianegara dan Indrawan 2002 menambahkan bahwa ukuran contoh yang semakin besar menyebabkan jumlah jenis yang
ditemukan bertambah. Keanekaragaman tiap jenis rata-rata terbanyak pada setiap lokasi adalah
ordo primata. Hal ini disebabkan karena sebagian besar primata hidup berkelompok di dalam habitat hutan hujan dataran rendah kawasan TNTN, kecuali
Owa ungko dan Siamang yang hidup soliter dan tidak pernah lebih dari dua individu. Berikut merupakan Gambar Owa ungko dan Lutung budeng yang
teramati pada saat penelitian.
32
a b
Gambar 7 Jenis mamalia besar dari ordo primata yang ditemukan a Owa ungko Hylobates agilis, b Lutung budeng Trachypithecus
auratus.
5.2.2. Kekayaan jenis mamalia
Tingkat kekayaan jenis merupakan salah satu ukuran keanekaragaman yang dapat digunakan untuk mempelajari tingkatan suksesi. Tingkat keanekaragaman
ini diukur berdasarkan jumlah jenis atau dapat ditentukan langsung dengan melihat jumlah jenisnya. Jumlah jenis mamalia besar beserta jumlah individunya
yang ditemukan dalam suatu kawasan akan berpengaruh terhadap nilai indeks kekayaan jenis Margalef. Toth dan Kiss 1999 menyatakan bahwa peningkatan
jumlah jenis akan menyebabkan indeks nilai Margalef semakin tinggi. Dikatakan lebih lanjut bahwa bila jumlah individu setiap jenis yang meningkat akan
menyebabkan nilai indeks Margalef yang semakin menurun. Berdasarkan hasil pengamatan mamalia besar selama penelitian di lapangan,
tingkat kekayaan jenis tertinggi terdapat pada Jalur VI jumlah yang ditemukan sebanyak 5 jenis dengan nilai indeks sebesar 1,56. Jenis yang ditemukan
diantaranya Babi hutan, Lutung budeng, Musang akar, Owa ungko, dan Siamang. Sedangkan untuk indeks kekayaan jenis terendah adalah Jalur IV jumlah yang
ditemukan sebanyak 2 jenis dengan nilai indeks sebesar 0,72. Jenis yang ditemukan diantaranya Owa ungko dan Lutung budeng. Nilai indeks kekayaan
jenis pada setiap Jalur ditunjukkan pada Gambar 8 dan secara lengkap ditunjukkan pada Lampiran 27.
33
Gambar 8 Indeks kekayaan jenis di setiap Jalur. Selama penelitian di Jalur VI ditemukan satu jenis mamalia besar yang tidak
ditemukan pada lokasi lain yaitu Musang akar. Musang akar ditemukan secara langsung pada saat pagi hari dengan kondisi cuaca yang mendung. Sebagian besar
satwa ini beraktivitas pada malam hari dan bersifat arboreal. Selain itu mamalia besar lainnya yang jarang ditemukan adalah Siamang, satwa ini hidup soliter dan
banyak beraktivitas diatas pohon dan bergerak bebas pada kanopi pohon dan tidur di percabangan pohon yang besar.
5.2.3. Kemerataan jenis mamalia besar