12
Metode yang digunakan dalam analisis vegetasi yaitu metode garis berpetak Soerianegara dan Indrawan 2002 Gambar 3. Panjang jalur yang digunakan
selang 100 m dengan lebar 20 m, sehingga luas setiap jalur sebesar 0,2 ha. Soerianegara dan Indrawan 2002 menjelaskan bahwa pada tingkat
pertumbuhan semai a digunakan ukuran dengan besar 2x2 m, tingkat pertumbuhan pancang b ukurannya sebesar 5x5 m, tingkat pertumbuhan tiang
c ukurannya sebesar 10x10 m, dan tingkat pertumbuhan pohon d ukuran yang digunakan sebesar 20x20 m.
c 10 m b
a 10 m
d
100 m Gambar 3 Bentuk unit contoh metode garis berpetak dalam inventarisasi vegetasi.
3.3.3. Karakteristik biofisik kawasan
Data biofisik kawasan yang dikumpulkan meliputi ketinggian tempat, temperatur udara, di lokasi pengamatan. Pengukuran ketinggian tempat dilakukan
sebelum penentuan unit contoh dengan menggunakan GPS Garmin 76 Csx. Penentuan temperatur udara dengan menggunakan thermometer.
3.4. Analisis Data
3.4.1. Analisis vegetasi
Analisis vegetasi yang dilakukan untuk menentukan komposisi dominasi suatu jenis pohon pada suatu komunitas. Soeranegara Indrawan 2002
menyatakan bahwa persamaan yang digunakan dalam menentukan komposisis vegetasi adalah sebagai berikut:
Kerapatan Jenis K =
contoh petak
total luas
i ke
jenis individu
jumlah −
13
Kerapatan Relatif KR =
100 x
jenis seluruh
kerapatan i
ke jenis
kerapatan −
Frekuensi Jenis F =
contoh petak
seluruh jumlah
i ke
jenis ya
ditemukann petak
jumlah −
Frekuensi Relatif FR =
100 x
jenis seluruh
frekuensi jumlah
i ke
jenis kerpatan
frekuensi −
Dominansi Jenis D =
contoh petak
total luas
i ke
jenis dasar
bidang luas
−
Dominansi Relatif DR =
100 x
jenis seluruh
dominansi i
ke jenis
dominansi −
Indek Nilai Penting INP = KR + DR + FR
Ket: Luas bidang dasar jenis ke-i =
2
4 1
i
d π
3.4.2. Indeks kekayaan jenis
Kekayaan jenis mamalia dihitung dengan menggunakan metode Margalef Ludwig Reynolds 1988. Persamaan untuk menentukan jumlah kekayaan jenis
adalah sebagai berikut: Dmg = S – 1
ln N
Keterangan: Dmg = Indeks Margalef, N = Jumlah individu seluruh jenis, S
= Jumlah jenis mamalia besar
3.4.3. Indeks keanekaragaman jenis H’
Ludwig Reynolds 1988 menyatakan bahwa keanekaragaman jenis mamalia ditentukan dengan menggunakan Indeks keanekargaman Shannon-
Wiener dengan rumus sebagai berikut: H’ = -
∑ pi ln pi; dimana pi = niN Keterangan: H’ = Indeks Shannon-Wiener
ni = Jumlah individu setiap jenis
N = Jumlah individu seluruh jenis 3.4.4. Indeks kemerataan jenis J’
14
Ludwig Reynolds 1988 menyatakan bahwa proporsi kelimpahan jenis mamalia dihitung dengan menggunakan indeks kemerataan, yaitu:
J’ = H’ln S Penentuan nilai indeks kemerataan ini berfungsi untuk mengetahui
kemerataan setiap jenis mamalia dalam areal pengamatan yang ditentukan, sehingga dapat diketahui keberadaan dominansi jenis mamalia besar.
3.4.5. Kesamaan komunitas mamalia besar
Komunitas mamalia besar ditentukan dengan menggunakan indeks koefisien Jaccard digunakan untuk membandingkan diantara komunitas mamalia besar
secara kualitatif Krebs 1989 dengan memperlihatkan keberadaan mamalia besar, digabungkan antara pertemuan langsung dan tidak langsung. Persamaan yang
digunakan untuk mendapatkan nilai indeks Jaccard, adalah: JI =
c b
a a
+ +
Keterangan: a = Pada kedua habitat ditemukan jenis yang sama b = Mamalia besar hanya ditemukan pada habitat A
c = Mamalia besar hanya ditemukan pada habitat B
3.4.6. Sebaran mamalia besar di areal TNTN