39
Pembagian berdasarkan aktivitas dibagi kedalam tiga bagian diantaranya, bergerak, diam, dan makan secara umum banyak dilakukan pada aktivitas diurnal.
Perbedaan pada total individu jenis mamalia besar dalam pemanfaatan aktivitas diurnal dan nokturnal disajikan dalam persentase. Total individu setiap jenis yang
melakukan aktivitas diurnal sebesar 64,81, sedangkan yang memanfaatkan aktivitas nokturnal sebesar 35,19. Pembagian bentuk aktivitas mamalia besar
ditunjukkan pada Gambar 10.
Gambar 10 Pembagian bentuk aktivitas mamalia besar. Pada waktu pagi, mamalia besar sebagian besar melakukan aktivitas untuk
bergerak dan diam dibanding pada waktu sore hari. Aktivitas bergerak untuk mamalia besar diantaranya seperti melompat untuk jenis-jenis primata dan
berjalan, sedangkan aktivitas diam pada mamalia besar digunakan waktunya untuk beristirahat dan berteduh.
Pada aktivitas makan, jenis mamalia besar yang ditemukan lebih banyak melakukannya pada sore hari. Hal ini dapat disebabkan oleh bentuk adaptasi jenis
mamalia besar dalam menghindari adanya gangguan. Pada saat pagi hari, masyarakat banyak melakukan aktivitas kedalam hutan untuk mencari kayu bakar,
hal ini yang diduga berpengaruh terhadap bentuk adaptasi jenis mamalia besar yang lebih banyak memanfaatkan waktu sore hari untuk mencari makan.
5.5.2. Pemanfaatan stratifikasi hutan mamalia besar
Selain ditinjau berdasarkan pemanfaatan waktu aktivitas satwaliar, dikategorikan juga berdasarkan pemanfaatan stratifikasi hutan. Vieira dan Filho
40
2003 menyatakan bahwa perubahan ketinggian pada hutan hujan di Atlantic dapat mengubah komposisi dari komunitas pada lapisan hutan yang berbeda tanpa
mengubah pola pemanfaatan habitat vertikal secara spesifik. Primack et al. 1998 menyatakan bahwa kekayaan jenis vertebrata yaitu mamalia berkorelasi dengan
struktur kompleks dari hutan. Setiap strata hutan memilki kemampuan dalam mendukung kehidupan jenis-
jenis satwaliar tertentu Alikodra 2002. Kartono et al. 2000 mengelompokkan sebaran spasial vertikal pada jenis-jenis mamalia yang ditemukan di Muara
Bungo, Jambi kedalam 5 kelompok. Soerianegara dan Indrawan 2002 membagi strata hutan atas strata A 30 m, strata B 20-30 m, strata C 4-20 m, strata D
1-4 m, dan strata E 0-1 m. Pemanfaatan strata hutan oleh masing-masing jenis mamalia besar ditunjukkan pada Tabel 13.
Tabel 13. Pemanfaatan strata hutan oleh masing-masing jenis mamalia besar
Strata Hutan Nama lokal
Nama ilmiah A B C D E
Babi hutan Sus scrofa
√ Owa ungko
Hylobates agilis √
√ Monyet ekor panjang
Macaca fasicularis √
√ √
√ √
Lutung budeng Trachypithecus auratus
√ √
√ Lutung simpai
Presbytis malalophos √
√ √
Siamang Hylobates syndactylus
√ Pelanduk
Tragulus napu √
Kancil Tragulus javanicus
√ Rusa sambar
Cervus unicolor √
Musang akar Arctogalidia trivirgata
√ Tapir
Tapirus indicus √
Beruang madu Helarctos malayanus
√ Harimau sumatera
Panthera tigris sumatrae √
Gajah sumatera Elephas maximus sumatranus
√
41
Dalam pembagian berdasarkan stratifikasi hutan, diketahui bahwa Monyet ekor panjang memiliki sebaran vertikal yang lebih luas jika dibandingkan
mamalia besar lainnya. Monyet ekor panjang memanfaatkan setiap strata hutan yang telah dibagi hal ini disebabkan karena kebiasaan Monyet ekor panjang untuk
tidak memilih sumberdaya pakan tertentu. Mamalia besar yang memanfaatkan strata A yaitu Monyet ekor panjang,
Owa ungko, Lutung budeng dan Lutung simpai. Santoso 1996 menyatakan bahwa pola aktivitas monyet ekor panjang di Pulau Tinjil yang banyak aktif pada
tajuk pohon mengindikasikan bahwa ketersediaan sumberdaya pakannya sedang berlimpah pada stratifikasi atas. Lutung budeng dan Simpai lebih banyak
memanfaatkan strata A dibanding jenis mamalia lainnya karena kebutuhan pakan akan daun muda atau pucuk daun. Seperti halnya pernyataan Santoso 1996,
Lutung budeng juga lebih banyak memanfaatkan strata hutan A disebabkan kebutuhannya akan daun muda yang terdapat di tajuk pohon teratas.
Berdasarkan data pengamatan, rata-rata primata memanfaatkan pohon pada strata A dan strata B. Hal ini disebabkan karena pada ketinggian ini tersedia
sumber pakan yang dibutuhkan oleh jenis-jenis primata seperti buah, daun, dan serangga. Selain itu, jenis-jenis primata dapat melakukan pergerakan yang lebih
mudah dari strata B untuk berpindah ke strata A atau strata C. Jenis mamalia besar selain ordo primata, merupakan jenis-jenis yang
mendiami strata E atau lantai hutan. Jenis-jenis yang teramati memanfaatkan strata E adalah Babi hutan, Pelanduk, Kancil, Rusa sambar, Tapir, Beruang madu,
Pelanduk, Kancil, Tapir dan Rusa sambar memanfaatkan lantai hutan dalam memenuhi kebutuhannya akan rumput dan daun sebagai sumber pakan, sedangkan
Babi hutan dan Beruang madu memerlukan biota-biota dalam tanah ataupun rumput. Alikodra 2002 menyatakan bahwa variasi jenis-jenis satwaliar di lantai
hutan ditentukan oleh komposisi jenis tumbuhan, kerapatan dan letak tempatnya.
5.6. Pengaruh Kebun Kelapa Sawit terhadap Keanekaragaman Jenis