Proses Hirarki Analitik PHA

tersedia bagi pelanggan sasaran untuk membawa produk ke pasar sebagian produsen bekerjasama dengan perantara David 2008. Setiap agribisnis harus menetapkan cara untuk memindahkan dan menyalurkan distribusi produk kepada pelanggan, saluran distribusi bekenaan dengan jejak penyaluran barang dari produsen ke konsumen akhir Firdaus 2009.

3.1.2.4. Definisi Promotion Promosi

Pemasaran tidak hanya membicarakan produk, harga, dan mendistribusikan produk, tetapi juga mengkomunikasikan produk ini kepada masyarakat agar produk dikenal dan ujung-ujungnya dibeli. Promosi promotion adalah suatu upaya persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran, promosi merupakan salah satu variabel dalam marketing mix yang sangat penting, promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu periklanan, personal selling, publisitas, dan promosi penjualan Kotler et al 2005. Efektifitas promosi sangat tergantung dari pemilihan bentuk promosi yang diberlakukan terhadap produk yang dipasarkan. Suatu jenis produk akan berbeda dengan produk lain dalam hal bentuk promosinya. Perusahaan dalam menetapkan strategi promosinya harus lebih dulu mengenal secara mendalam tentang produk yang dipasarkannya agar media yang dipilihnya sebagai media promosi yang tepat. Selain itu hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan kebijakan promosi adalah menentukan tujuan komunikasi, memilih media yang tepat, waktu penyampaian promosi dan menetapkan anggaran promosi David 2006. Promosi penjualan adalah intensif jangka pendek untuk meningkatkan pembelian atau penjualan suatu produk dimana pembelian diharapkan dilakukan sekarang juga sedangkan Periklanan adalah merupakan tiap-tiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang dibayar, mengenai gagasan atau barang oleh sponsor yang teridentifikasi Yoshida 2006.

3.2. Proses Hirarki Analitik PHA

Proses Hirarki Analitik PHA atau Analytical Hierarchy Process AHP adalah suatu metode yang sederhana dan fleksibel yang menampung kreatifitas dalam rancangannya terhadap suatu masalah dibuat sesuai dengan masing- masing pemakai. Metode ini menstruktur masalah dalam bentuk hirarki dan memasukkan pertimbangan-pertimbangan untuk menghasilkan skala prioritas. Kekuatan PHA terletak pada struktur hierarkinya sendiri yang memungkinkan seseorang memasukkan semua faktor penting, nyata maupun terwujud, dan mengaturnya dari atas ke bawah mulai dengan yang paling penting ke tingkat yang berisi alternatif, untuk dipilih yang mana yang terbaik. Setiap masalah dapat dirumuskan sebagai masalah keputusan berbentuk hierarki, kadang- kadang dengan loop ketergantungan untuk menunjukkan bahwa beberapa elemen bergantung pada yang lain dan pada saat sama yang lain bergantung padanya. Elemen-elemen dalam setiap tingkat digunakan sebagai sifat bersama untuk membandingkan elemen-elemen yang berada setingkat dibawahnya. PHA dikembangkan pada musim semi 1970 untuk pertama kali dikembangkan oleh Thomas L Saaty yang digunakan untuk menghadapi masalah perencanaan militer yang menghadapi berbagai kemungkinan contingansi planning di Amerika Serikat. Dengan menggunakan PHA, suatu persoalan akan dipecahkan dalam suatu kerangka berpikir yang terorganisir, Sehingga memungkinkan dapat diekspresikan untuk mengambil keputusan yang efektif atas persoalan tersebut. Ada tiga prinsip dasar proses hirarki analitik: 1. Menggambarkan dan menguraikan secara hirarki yang kita sebut menyusun secara hirarki yaitu, memecah-mecah persoalan menjadi unsur- unsur yang terpisah-pisah. 2. Pembedaan prioritas dan sintesis, yang kita sebut penetapan prioritas yang menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif pentingnya. 3. Konsistensi logis, yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secar konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Menurut Saaty 1991 keunggulan dari penggunaan metode PHA antara lain adalah: 1. Memberi suatu model yang luwes terhadap semua permasalahan. 2. Mensintesis suatu hasil yang representatif dari berbagai penilaian yang berbeda. 3. Mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan pemilihan alternatif terbaik. 4. Menuntun ke arah suatu taksiran menyeluruh terhadap kebaikan setiap alternatif. 5. Melacak konsistensi logis dari berbagai pertimbangan yang diperlukan dalam menetapkan berbagai prioritas. 6. Dapat menangani saling ketergantungan antar faktor dalam suatu sistem 7. Memadukan rancangan deduktif dan rancangan sistem. Sedangkan kelemahan penggunaa metode PHA ini adalah: 1. Jika rasio inkonsistensi Ri lebih besar dari 0,1 maka mutu informasi harus diperbaiki dengan revisi penggunaan pertanyan maupun melakukan pengisian ulang kuesioner. 2. Responden adalah orang-orang yang mengetahui, menguasai, dan mempengaruhi pengambilan kebijakan dan mengtahui informasi yang dibutuhkan. Penggunaan metode PHA mampu menghasilkan sebuah prioritas pemecahan masalah pada setiap kriteria dan alternatif yang diturunkan dari hasil komparasi berpasangan, yaitu dengan cara menentukan dan menginterpretasikan konsistensi dari penilaian pendapat secara kualitatif menjadi bersifat kuantitatif. Adapun komponen dari hierarki untuk mendapatkan prioritas adalah tingkat 1 yaitu fokus yang ingin dicapai oleh perusahaan, tingkat 2 adalah faktor-faktor yang mempengaruhi dalam melakukan pemasaran, tingkat 3 adalah sub faktor yaitu bagian dari faktor-faktor yang mempengaruhi pemasaran, tingkat 4 adalah aktor yaitu orang yang mengetahui dan bertanggung jawab langsung terhadap pemasaran, Tingkat 5 adalah Tujuan dari dilakukannya pemasaran, dan tingkat 6 adalah alternatif yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan.

3.4. Kerangka Pemikiran Konseptual