4.4 Metode  Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang akan digunakan adalah teknik wawancara, yaitu  dengan  melakukan  wawancara  dengan  responden  yaitu  kepala  unit
peternakan  dan  kepala  unit  serta  pengolahan  susu.    Menggunaan  dua  jenis pertanyaan, pertanyaan berstruktur dan pertanyaan terbuka. Pertanyaan berstruktur
yaitu membatasi respoden dalam memberikan jawaban kepada beberapa alternatif saja  ataupun  kepada  satu  jawaban  saja,  pertanyaan  berstruktur  digunakan  untuk
mengetahui  hirarki  yang  akan  dipakai    dalam  melakukan  penelitian.  Pertanyaan terbuka  yaitu  pertanyaan  yang  dibuat  dengan  memberikan  kebebasan  kepada
responden  dalam  menjawab  pertanyaan,  atau  tidak  terikat  dengan  beberapa alternatif  jawaban,  pertanyaan  terbuka  digunakan    untuk  mengetahui  gambaran
umum perusahaan dan bagaimana pemasaran yang telah dilakukan oleh PP Darul Fallah.
4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Sebelum  dilakukannya  penelitian,  terlebih  dahulu  dilakukan  pengambilan data untuk mendapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan yang akan di
masukkan dalam gambaran struktur hirarki. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan  dua  metode  analisis  antara  lain,  analisis  deskriptif  dan  proses
hierarki  analitik.  Data  yang  diperoleh  lalu  diolah  secara  deskriptif  untuk mengetahui    gambaran  mengenai  pemasaran  susu  kambing  dan  PHA  untuk
merumuskan  alternatif-alternatif  strategi  pemasaran  dan  prioritas  strategi pemasaran susu kambing PP Darul Fallah.
4.5.1   Analisis Deskriptif
Analisis  deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia,  suatu  objek,  suatu  set  kondisi,  suatu  sistem  pemikiran,  ataupun  suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang Nazir 2005. Metode  pengambilan  dan  analisis  data  yang  akan  digunakan  dalam
penelitian  ini  adalah  metode  deskriptif  dengan  pendekatan  konsep-konsep manajemen  strategis,  sehingga  mampu  memberikan  gambaran  dan  penjelasan
mengenai  masalah  yang  terjadi.  Selanjutnya,  data  yang  terkumpul  diolah  dan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.
4.5.2   Proses Hierarki Analitik PHA
Dalam  penentuan  alternatif    strategi  ini  dilakukan  dengan  metode  proses hierarki  analitik  PHA.  Proses  hierarki  analitik  ini  memungkinkan  para
pengambil keputusan menggambarkan interaksi serentak dari banyak faktor dalam situasi  yang  kompleks  dan  tidak  terstruktur.  Proses  ini  membantu
mengidentifikasi  dan  menetapkan  prioritas  atas  dasar  sasaran  sarta  pengalaman dan  pengetahuan  mereka  tentang  setiap  masalah.  Data  yang  diperoleh  dari  hasil
kuesioner  perbandingan  berpasangan  diolah  dengan  bantuan  program  Expert Choice 2000 dan Microsoft Excel 2007.
Tahapan yang dilakukan dalam proses hierarki analitik adalah: 1. Mendefinisikan persoalan dan merinci pemecahan persoalan yang diinginkan
Hal  yang  menjadi  perhatian  utama  adalah  pemilihan  tujuan,  kriteria,  dan aktifitas yang membentuk suatu sistem hirarki, komponen-komponen sistem dapat
diidentifikasikan berdasarkan kemampuan pada analisis untuk menentukan unsur- unsur  yang  dapat  dilibatkan  dalam  suatu  sistem.  Tidak  terdapat  prosedur  yang
pasti  untuk  mendefinisikan  sistem-sistem  hirarki.  Komponen-komponen  sestem dapat  diidentifikasi  berdasarkan  kemampuan  analisis  untuk  menemukan  unsur-
unsur  yang  dapat  dilibatkan  dalan  suatu  sistem.  Identifikasi  sistem  dapat dilakukan  dengan  mempelajari  literatur  dan  berdiskusi  dengan  para  pakar  untuk
memperkaya ide dan konsep yang relevan dengan masalah yang terjadi. 2.  Membuat struktur hirarki dari sudut pandang manajemen secara menyeluruh.
Hirarki tersusun dari sasaran utama, sub-sub tujuan, pelaku yang memberi dorongan, dan alternatif strategi atau skenario. Dalam pembuatan struktur hirarki
tidak  ada  aturan  khusus,  juga  tidak  ada  batasan  mengenai  jumlah  tingkatan struktur  keputusan  yang  terstratifikasi,  dan  unsur  didalam  setiap  tingkat
keputusan. Struktur hirarki yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan pada penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 2.
3.  Menyusun matriks banding berpasangan Matriks  banding  berpasangan  dimulai  dari  hierarki  teratas  yaitu  fokus,
yang  merupakan dasar penentuan dan  melakukan  perbandingan antar unsur  yang terkait  dibawahnya.  Perbandingan  berpasangan  yang  pertama  dilakukan  pada
unsur  tingkat  kedua  yaitu  tujuan.  Dilanjutkan  perbandingan  berpasangan  kedua yaitu pada strategi, dan selanjutnya strategi operasional.
4.  Mengumpulkan  semua  pertimbangan  yang  diperlukan  dari  hasil  melakukan perbandingan berpasangan antar unsur pada langkah tiga.
Untuk  mengisi  matriks  banding  berpasangan,  digunakan  skala  banding pada  Tabel  5.  Angka-angka  yang  terdapat  pada  skala  itu  mendefinisikan  dan
menjelaskan  nilai  1  sampai  dengan  9  yang  ditetapkan  bagi  pertimbangan  dalam membandingkan pasangan elemen  yang sejenis di setiap tingkat  hirarki terhadap
suatu  kriteria  yang  berada  setingkat  diatasnya.  Angka-angka  tersebut menggambarkan  kepentingan  relatif  suatu  unsur  dengan  unsur  lainnya
sehubungan dengan sifat atau kriteria tertentu.
Tabel 5
. Skala Banding Secara Berpasangan Intensitas
pentingnya Definisi
Penjelasan 1
Kedua elemen
sama pentingnya
Dua  elemen  menyumbangnya sama besar pada sifat itu
3 Elemen  yang  satu  sedikit
lebih  penting  keimbang  yang lainnya
Pengelaman  dan  petimbangan sedikit menyokong satu elemen
atas yang lainnya
5 Elemen
yang satu
lebih esensial  atau  sangat  penting
ketimbang elemen
yang lainnya.
Pegalaman  dan  pertimbangan dengan  kuat  menyokong  satu
elemen  atas  elemen yang
lainnya 7
Satu elemen
jelas lebih
penting  dari  elemen  yang lainnya
Satu  elemne  dengan  kekuatan disokong, dan dominanya telah
terlihat dalam praktek
9 Satu  elemen  mutlak  lebih
penting  ketimbang  elemen yang lainnya
Bukti yang menyokong elemen yang  satu  atas  yang  lain
memiliki  tingkat  penegasan tertinggi
yang mungkin
menguatkan 2,4,6,8
Nilai-nilai  di  antara  dua pertimbangan
yang berdekatan
Kompromi  diperlukan  antara dua pertimbangan
Kebalikannya Jika
untuk aktivitas
i mendapat  satu  angka  bila
dibandingkan  denga  aktivitas j  maka  j  mempunyai  nilai
kebalikannya
bila dibandingkan dengan i
Sumber: Saaty 1991
5.   Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hirarki Ratio inkonsistensi hirarki harus bernilai kurang dari atau sama dengan 10
persen.  Inkonsistensi  diperoleh  setelah  matriks  diolah  dengan  menggunakan Expert  Choice  2000.  Jika  ratio  inkonsistensi  mempunyai  nilai  lebih  dari  10
persen, maka informasi harus ditinjau kembali dan diperbaiki, antara lain dengan cara  memperbaiki  lembar  pertanyaan  atau  mengarahkan  responden  dalam
pengisian lembar pertanyaan. Langkah  1,  2,  dan  3  dilakukan  melalui  pengamatan  dan  hasil  wawancara
dengan  pihak  perusahaan.  Langkah  4  didapatkandari  hasil  pengisisan  lembar pertanyaan oleh masing masing responden yang dalam penelitian ini yaitu kepala
unit  peternakan  dan  kepala  unit  pengolahan  susu.  Langkah  5  di  dapat  dari  hasil pengolahan menggunakan program Expert Choice 2000.
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Pertanian Darul Fallah