1.2 Rumusan Masalah
Terpusatnya perekonomian, politik dan administrasi negara di DKI Jakarta ternyata telah menimbulkan masalah kemiskinan. Menurut Suparlan 1984,
kemiskinan di perkotaan tetap ada atau laten karena potensi-potensi yang ada tidak atau belum dapat dimanfaatkan untuk menciptakan alternatif-alternatif baru,
atau tidak dapat memberikan nafkah yang memadai bagi sebagian besar warganya.
Masalah kemiskinan di perkotaan menimbulkan keterbatasan dalam pemenuhan kebutuhan dasar sehingga, menurut Lewis 1966 dalam Suparlan
1984, kondisi yang demikian merangsang munculnya cara hidup kelompok miskin perkotaan untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri dalam bertahan hidup.
Kondisi kemiskinan yang dialami individu miskin di perkotaan diperparah dengan tidak adanya kerabat maupun kelompok sedaerah asal yang memiliki latar
belakang yang sama dengannya. Pada saat hal ini terjadi dalam kondisi tertekan mereka sulit mendapatkan dukungan dan pertolongan yang dikenal sebagai
kerentanan sosial. Kerentanan sosial adalah suatu kondisi tingkat kerapuhan sosial dalam
menghadapi suatu tekanan. Kerentanan sosial tersebut sering dialami kelompok miskin kota yang merupakan migran dari daerah pedesaan, sehingga perlu untuk
dikaji tingkat kerentanan sosial yang mempengaruhi kehidupan kelompok miskin perkotaan. Oleh sebab itu, penelitian ini memiliki pertanyaan utama, yaitu:
1. Bagaimanakah kehidupan kelompok miskin kota? 2. Sampai mana pengaruh tingkat kerentanan sosial terhadap taraf hidup
kelompok miskin kota? 3. Sampai mana tingkat kerentanan sosial pada kelompok miskin kota?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian yang telah dipaparkan di atas, disusunlah beberapa tujuan penelitian guna menjawab
rumusan masalah dan pertanyaan penelitian tersebut, yaitu mengetahui kehidupan
kelompok
miskin perkotaan, mengukur pengaruh tingkat kerentanan sosial
terhadap taraf hidup
kelompok
miskin kota dan mengukur tingkat kerentanan sosial pada
kelompok
miskin kota.
1.4 Kegunaan Penelitian