1. Kekerabatan, terkait pada hubungan seseorang dengan seseorang yang
berasal dari garis keturunan yang sama, terdapat juga dalam hubungan keluarga. Seseorang memiliki kepercayaan yang lebih besar kepada anak,
adik, kakak, bapak, ibu yang memiliki hubungan kekerabatan dibandingkan
dengan seseorang di luar kerabat. 2. Kolektivitas
, terkait dengan nilai kebersamaan yang memiliki rasa solidaritas komunal yang tinggi dalam masyarakat, cenderung memiliki kekuatan ketika
dihadapi suatu tekanan. 3. Etnisitas
, terkait dengan persebaran etnik tertentu dalam suatu wilayah. Dalam suatu wilayah kelompok etnik mendukung anggotanya untuk
mampu
menghadapi tekanan. 4. Keterampilan, terkait dengan keahlian yang dikuasai secara mendalam oleh
seseorang untuk membuat dan melakukan aktivitas yang tidak semua orang mampu melakukannya. Penguasaan keterampilan oleh seseorang menjadi
modal agar dapat dipercaya orang lain untuk mempekerjakannya, sehingga memberikan output penghasilan guna pemenuhan hidupnya.
Kekerabatan dalam hasil penelitian Marzali et al 1989 menjadi modal kepercayaan seseorang dalam mempekerjakan orang lain pada usaha yang
dimiliki. Seringkali suatu usaha dikerjakan oleh anggota suatu keluarga yang berhubungan dekat. Hal ini ada kaitannya dengan tradisi saling membantu di
antara orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga seperti bapak, ibu, mertua, kakak, adik, ipar, anak, keponakan dan menantu. Seseorang juga
berusaha bukanlah semata-mata untuk keluarga sendiri, tetapi juga untuk orang banyak lainnya. Prioritas pilihan pertama ialah saudara-saudara dekat sendiri,
kemudian orang seasal, lalu orang-orang lain dari etnik lain. Kolektivitas menurut Milgram dan Toch dalam Horton dan Hunt 1999
merupakan suatu perilaku yang lahir secara spontan, relatif tidak terorganisasi dan hampir tidak bisa diduga sebelumnya. Proses kelanjutannya tidak terencana dan
hanya tergantung pada stimulasi timbal balik yang muncul di kalangan para pelakunya.
Etnisitas merupakan fenomena yang muncul dalam interaksi sosial. Etnisitas tergantung pada jenis hubungan yang saling mempengaruhi antara
individu dan kelompok, dengan lingkungan sosial mereka. Menurut Barth dalam Suparlan 2003, kategorisasi kelompok etnis ditentukan oleh basisnya, identitas
secara umum merupakan praduga oleh latar belakang serta asal usulnya. Dalam hal ini, kelompok etnis dilihat sebagai sebuah kategori sosial yang berfungsi
sebagai kumpulan sistem acuan untuk mengidentifikasi etnis tertentu dalam hubungan-hubungan antar etnis.
Menurut Fukuyama 2007, keterampilan yang dimiliki seseorang menjadi modal kepercayaan orang lain untuk mempekerjakannya. Selain itu seseorang
yang menguasai keterampilan tertentu mampu bertahan dari suatu tekanan ekonomi karena kemampuannya menciptakan produk yang berdaya jual.
Fukuyama juga menekankan, bahwa keterampilan tidak dapat tergantikan oleh mesin produksi. Alasan tersebut menjadikan tingkat kepercayaan yang tinggi
terhadap seseorang yang memiliki keterampilan. Konsep trust menurut Fukuyama 2007 tersebut dapat diadopsi ke dalam
konsep kerentanan sosial, yang berarti suatu kondisi seseorang atau masyarakat yang tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi tekanan. Jika konsep
kerentanan sosial diantitesiskan, muncul konsep kemampuan yang dimiliki oleh seseorang atau masyarakat. Menurut Fukuyama 2007, seseorang atau
masyarakat akan mampu menghadapi suatu tekanan bila nilai kepercayaan yang dianut dalam masyarakat tersebut besar high-trust, sedangkan masyarakat
dengan kepercayaan yang rendah low-trust cenderung tidak memiliki kemampuan menghadapi tekanan. Untuk kepentingan penelitian ini maka
kerentanan sosial mengadopsi antitesis konsep trust oleh Fukuyama 2007 yang dapat diidentifikasikan ke dalam empat indikator, yaitu kekerabatan,
keterampilan, etnisitas dan kolektivitas.
2.1.2 Kemiskinan di Perkotaan