kerentanan sosial pada kategori sedang sebesar enam per sen, pada kategori tinggi sebesar 23 per sen dan pada kategori sangat tinggi sebesar 68 per sen.
Dominannya responden yang memiliki akumulasi faktor internal kerantanan sosial pada kategori sangat tinggi dikarenakan 68 per sen responden
tersebut memiliki kekerabatan yang sangat rendah dan keterampilan yang juga sangat rendah. Kekerabatan responden yang sangat rendah lebih dikarenakan
aktivitas komunikasi dan silaturahmi yang sangat rendah oleh responden kepada kerabatnya. Hal tersebut diperparah dengan kondisi kehidupan responden yang
merantau ke Jakarta tanpa adanya dukungan kerabat di Jakarta. Selain itu keterampilan yang sangat rendah dimiliki responden karena kemampuan
komunikasi responden dan kemampuan teknis yang sangat rendah. Sangat rendahnya kemampuan komunikasi dikarenakan kemampuan penguasaan Bahasa
Indonesia dan bahasa daerah lain. Sehingga mengakibatkan daya dukung orang lain kepada responden sangat rendah. Begitu juga dengan sangat rendahnya
keterampilan responden lebih dikarenakan responden tidak memiliki keterampilan lain selain memulung yang dapat dijadikan sumber mata pencaharian yang lebih
menguntungkan.
7.2 Faktor Eksternal
Faktor eksternal kerentanan sosial seperti yang dibahas pada Bab VI terdiri dari variabel etnisitas dan kolektivitas. Sama halnya dengan faktor internal, faktor
eksternal yang terdiri dari etnisitas dan kolektivitas juga dijadikan faktor kerentanan sosial yang diadopsi dari teori trust Fukuyama 2007. Berdasarkan
teori trust tersebut etnisitas dan kolektivitas dapat mempengaruhi kepercayaan seseorang kepada diri individu sehingga dapat menjadi daya dukung untuk
bertahan dalam kehidupan individu ketika menghadapi suatu tekanan hidup. Penelitian ini menunjukkan bagaimana tingkat etnisitas dan tingkat
kolektivitas pemulung yang diakumulasikan ke dalam faktor eksternal kerentanan sosial. Hasil pengakumulasian etnisitas dan kolektivitas responden dikategorikan
menjadi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Pada Gambar 46 menunjukkan bahwa persentase responden yang memiliki akumulasi faktor
eksternal kerentanan sosial pada kategori sedang sebesar 17 per sen. Sedangkan
persentase responden yang memiliki akumulasi faktor eksternal kerentanan sosial pada kategori tinggi sebesar 34 per sen dan pada kategori sangat tinggi sebesar 49
per
Gambar 46 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Akumilasi Faktor Eksternal Kerentanan Sosial
Dominannya responden yang memiliki akumulasi faktor eksternal kerantanan sosial pada kategori sangat tinggi dikarenakan 49 per sen responden
tersebut memiliki etnisitas yang rendah dan kolektivitas yang juga rendah. Etnisitas responden yang rendah lebih dikarenakan sulitnya responden menemui
teman yang sekampung sehingga aktivitas penggunaan bahasa daerah asal menjadi jarang digunakan dan aktivitas berkumpul dengan sesama teman
sekampung menjadi sulit dilakukan. Selain itu kolektivitas yang rendah dimiliki responden karena kesempatan responden untuk melakukan kegiatan kepentingan
bersama sangat jarang terjadi bahkan tidak mungkin dilakukan oleh 97 per sen responden yang hidup menggelandang. Selain itu pendapatan responden yang
tergolong rendah sehingga sulit untuk memberikan sebagian pendapatan untuk menolong teman yang kesulitan ekonomi. Namun yang menarik adalah terdapat
enam per sen responden memiliki akumulasi faktor eksternal kerantanan sosial pada kategori tinggi. Hal tersebut dikarenakan responden tersebut memiliki rasa
solidaritas yang tinggi kepada sesama pemulung dan juga didukung dengan pemahaman responden terhadap Bulan Ramadhan untuk saling memberi dan
mengasihi.
Sangat Tinggi 17
49 Tinggi
12 34
Sedang 6
17
7.3 Kerentanan Sosial