Pengertian Budaya Organisasi Teori tentang Budaya Organisasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori tentang Budaya Organisasi

2.1.1 Pengertian Budaya Organisasi

Menurut Widajat 2009, budaya berasal dari kata buddhayah bahasa Sansekerta, yang artinya budi hati nurani dan akal intelijensi. Bangsa yang berbudaya tinggi akan tampak dari tingginya “budi dan akal”, serta keanekaragaman “hasil budayanya” keindahan seni tari, seni patung, seni bangunan dan kemajuan IPTEK. Dalam organisasi, tinggi-rendahnya budaya dapat dilihat dari tingkat komitmen pimpinan dan para anggota organisasi terhadap ”nilai-nilai dan keyakinan dasar” core volues and beliefs. Nilai dan keyakinan dasar tersebut berperan menjiwai etika, sikap, dan perilaku individu, membentuk tabiat dan “cara pandang bersama” kelompok individu terhadap setiap masalah dalam kehidupan berorganisasi, yang membedakannya dari kelompok organisasi lain. Jadi, budaya organisasi corporate culture adalah suatu dampak dari proses penghayatan dan pembiayaan budi hati nurani dan akal intelejensi, rasional dalam bentuk etika, sikap, motivasi dan perilaku semua anggota organisasi hingga menjadi tabiat organisasi. Sutrisno 2010, mengatakan budaya organisasi adalah sebagai perangkat sistem nilai-nilai values, keyakinan-keyakinan beliefs, asumsi-asumsi assumptions, atau norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah- masalah organisasinya. Budaya organisasi disebut budaya perusahaan, yaitu Universitas Sumatera Utara seperangkat nilai-nilai atau norma-norma yang telah relatif lama berlakunya, dianut bersama oleh para anggota organisasi karyawan sebagai norma perilaku dalam menyelesaikan masalah-masalah organisasi perusahaan. Dalam budaya organisasi terjadi sosialisasi nilai-nilai dan menginternalisasi dalam diri para anggota, menjiwai orang per orang di dalam organisasi. Dengan demikian budaya organisasi merupakan jiwa organisasi dan jiwa para anggota organisasi. Menurut Wibowo 2010 memberikan pengertian budaya organisasi sebagai nilai-nilai dan norma-norma bersama yang terdapat dalam suatu organisasi dan mengajarkan pada pekerja yang datang. Pengertian ini menganjurkan bahwa budaya organisasi menyangkut keyakinan dan perasaan bersama, keteraturan dalam perilaku dan proses historis untuk meneruskan nilai-nilai dan norma-norma. Budaya organisasi adalah nilai dan keyakinan bersama yang mendasari identitas perusahaan. Hal ini menunjukkan tiga karakteristik penting budaya organisasi yaitu: 1 budaya organisasi diteruskan kepada pekerja baru melalui proses sosialisasi, 2 budaya organisasi memengaruhi prilaku kita dipekerjaan dan 3 budaya organisasi bekerja pada dua tingkatan yang berbeda. Widajat 2009, mengingatkan pemimpin perubahan untuk melakukan pendekatan soft system thinking pendekatan dialogis, edukasi, menciptakan good envirotment, dan bersifat manusiawi, kemudian membangun komitmen dan cohesiveness kesetiakawanan, menciptakan “alat perekat atau bingkai pemersatu hubungan” antara individu dan pimpinan dan bawahan dalam organisasi dalam rangka membangun kesadaran dan kebersamaaan sikap dan cara pandang Universitas Sumatera Utara menghadapi perubahan dan masalah yang muncul sehari-hari. Keberhasilan langkah ini akan tercermin dari terbentuknya komitmen baru dan perubahan positif terkait dengan sikap, nilai dan cara pandang bersama yang disebut budaya organisasi. Budaya organisasi merupakan sesuatu kekuatan sosial yang tidak tampak yang dapat menggerakkan orang-orang dalam sesuatu organisasi untuk melakukan aktivitas kerja. Secara tidak sadar tiap-tiap orang di dalam suatu organisasi mempelajari budaya yang berlaku dalam organisasinya. Apalagi bila ia seorang baru supaya dapat diterima oleh lingkungan tempat bekerja ia berusaha mempelajari apa yang dilarang dan apa yang diwajibkan, apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang benar dan apa yang salah dan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan di dalam organisasi tempat ia bekerja itu. Jadi budaya organisasi mensosialisasikan dan mengginternalisasi para anggota organisasi. Budaya organisasi yang kuat mendukung tujuan-tujuan perusahaan, sebaliknya yang lemah atau negatif menghambat atau bertentangan dengan tujuan- tujuan perusahaan. Dalam suatu perusahaan yang budaya organisasinya kuat, nilai- nilai bersama dipahami secara mendalam, dianut dan diperjuangkan oleh sebagian besar para anggota organisasi karyawan perusahaan. Budaya yang kuat dan positif sangat berpengaruh terhadap perilaku dan efektifitas kinerja perusahaan sebagaimana dinyatakan oleh Dial dan Kennedy, Miner, Robin. Menurut Sutrisno 2010 dalam Miller beberapa butir nilai-nilai primer yang seharusnya ada pada tiap-tiap perusahaan yang jika dikelola dengan baik akan menjadi budaya organisasi yang positif dan akan mengakibatkan efektifitas, inovasi, Universitas Sumatera Utara loyalitas, dan produktifitas. Secara ringkas Miller, 1984 menyebutkan 8 butir nilai- nilai budaya yaitu: 1 Azas tujuan ialah menyediakan produk atau jasa yang berkualitas yang bermanfaat bagi konsumen dan sekaligus memberikan inspirasi dan motivasi kepada karyawan perusahaan, 2 Azas keunggulan exelence ialah usaha menciptakan ketidakpuasan yang kreatif dikalangan para anggota organisasi karyawan perusahaan, supaya perusahaan mencapai keunggulan, 3 Azas konsensus ialah kebersamaan cita-cita memikir, merasakan yang dinyatakan dalam musyawarah untuk mufakat, 4 Azas kesatuan unity ialah perasaan satu diantara karyawan dengan para karyawan lainnya dalam perusahaan karena adanya berbagai kesamaan-kesamaan, 5 Azas prestasi performance ialah memberi penghargaan yang layak atas prestasi karyawan, 6 Azas emperis empericisme ialah menggunakan data yang nyata atau statistik sebagai dasar pertimbangan didalam pengambilan keputusan, 7 Azas keakraban intimacy ialah saling memberikan pikiran, perasaan, kebutuhan emosional dan spiritual diantara para anggota organisasi, dan 8 Azas integritas integrity ialah kejujuran, adil, dapat dipercaya, mampu, dan dapat diandalkan. Koentjoro Geotsceh dan Davis, 1997, mengatakan budaya organisasi adalah manivestasi dalam kegiatan sehari-hari atas nilai dan tradisi yang ada dalam organisasi. Budaya tersebut tampak dari perilaku karyawan, harapan mereka terhadap organisasi dan rekan kerja, dan keadaan yang dikatakan normal yang ditunjukkan oleh karyawan saat melakukan pekerjaan mereka. Universitas Sumatera Utara Perubahan budaya organisasi merupakan syarat yang penting untuk melakukan perubahan Osborn dan Plastrik, 1997, disamping adanya kejelasan tujuan visi dan misi organisasi, perubahan cara pandang terhadap pelanggan dan perlakuan terhadap pelanggan, pengembangan sistem penghargaan untuk mendukung perubahan serta pemberdayaan karyawan. Perubahan budaya organisasi memiliki tiga komponen penting yaitu perubahan cara pandang paradigma, pengelolaan tata nilai values dan sentuhan manusiawi human touch. Cara pandang menentukan nilai- nilai dasar dan keyakinan dasar yang ditunjukkan dalam prilaku yang dapat diamati oleh orang lain. Perubahan cara pandang perlu dimulai dari pimpinan puncak organisasi untuk ditularkan kepada seluruh karyawan. Perubahan tata nilai dilakukan untuk mengenal nilai-nilai yang sudah usang dan mencari nilai-nilai baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan harapan pelanggan. Upaya untuk mengubah dan mengenalkan nilai-nilai baru perlu dilakukan dengan sentuhan manusiawi dengan pendekatan dari hati ke hati. Edgar H. Schein dalam Mulyadi 1999, mengatakan membuat kerangka bangunan yang menunjukkan building blocks budaya organisasi yang terdiri atas bagian yang tampak dari luar dan bagian yang tidak tampak dari luar, yaitu mindset sikap mental mapan yang mengandung keyakinan dan nilai-nilai dasar serta paradigma. Upaya pembentukan budaya organisasi yang baru membutuhkan kerjasama yang luas dan erat serta sinergis dari berbagai subkultur yang terdapat dalam organisasi. Transformasi budaya berkaitan dengan pembentukan nilai-nilai bersama dan pengubahan nilai-nilai dasar yang selama ini dianut oleh masing-masing Universitas Sumatera Utara subkultur profesi guna membentuk nilai-nilai baru yang disepakati oleh seluruh subkultur yang ada di rumah sakit.

2.1.2 Dimensi Budaya Organisasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tunjangan Sertifikasi Terhadap Kesejahteraan Dan Kinerja Guru Di Smp Swasta Dharma Patra Rantau Kabupaten Aceh Tamiang

1 55 150

Pengaruh Budaya Organisasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Medan USU

12 95 104

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan)

2 44 105

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Komitmen Organisasi pada Perawat di RSUD Kabupaten Aceh Tamiang.

9 66 88

Pengaruh Dukungan Organisasi Dan Penilaian Kinerja Terhadap Motivasi Berprestasi Karyawan PT. Trakindo Utama Di Medan

25 398 139

Pengaruh Struktur Audit Kepabeanan dan Prinsip-Prinsip Organisasi Terhadap Keputusan Auditor (Studi Kasus pada Kantor Wilayah I Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Medan)

0 29 105

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA TENAGA KEPERAWATAN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANGIL KABUPATEN PASURUAN

6 92 18

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI RSUD Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Di Rsud Kudungga Kabupaten Kutai Timur.

0 2 19

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Di Rsud Kudungga Kabupaten Kutai Timur.

0 2 15

PENDAHULUAN Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Di Rsud Kudungga Kabupaten Kutai Timur.

0 2 5