Insentif X2 Upah atau kompensasi
yang diperoleh atas prestasi kerja yang
dicapai. 1. Kriteria pemberian
insentif. 2. Sistem pemberian
insentif. 3. Bentuk pemberian
insentif. Skala Likert
Kinerja Tenaga
Keperawatan Y
Hasil kerja yang dapat dicapai oleh tenaga
keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan wewenang dan
tanggungjawab di RSUD Idi Kebupaten Aceh
Timur. 1. Kualitas yang
dihasilkan. 2. Kuantitas yang
dihasilkan. 3. Kerjasama
Skala Likert
3.6 Metode Pengukuran
Metode pengukuran yang digunakan untuk budaya organisasi X1, Insentif X2 dan kinerja tenaga keperawatan Y adalah menggunakan skala Likert yang
daftar pertanyaannya mengikuti skala sesuai dengan pertanyaan. Dalam penyusunan daftar pertanyaan ini skala Likert yang dipakai berisi lima tingkat preferensi jawaban
dengan pilihan jawaban tebal Riduwan, 2008.
3.7 Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan model analisis regresi linier berganda, analisis ini digunakan untuk mengukur atau mengetahui apakah faktor budaya organisasi dan
insentif yang merupakan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap kinerja tenaga keperawatan sebagai variabel terikatnya. Masalah ini sering disebut dengan
pengujian asumsi klasik yang di dalamnya termasuk pengujian normalitas,
Universitas Sumatera Utara
multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Dengan demikian model analisisnya dinyatakan sebagai berikut :
Y = a+b
1
X1+b
2
Dimana : X2+e
Y = Kinerja tenaga keperawatan
a = konstantaintercept
X1 = budaya organisasi X2 = insentif
b
1
b = koefisien regresi X1
2
e = variabel yang tidak terungkap Error of Term
= koefisien regresi X2
Dengan tingkat signifikan α2 maka dilakukan tahap analisis sebagai berikut : a. Uji F uji serempak
Kriteria pengujian hipotesis untuk uji F uji serempak untuk melihat signifikansi secara simultan variabel terikat terhadap variabel bebas.
H : b
1
,b
2
H = 0 artinya faktor budaya organisasi dan insentif tidak berpengaruh
terhadap kinerja tenaga keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Idi Kabupaten Aceh Timur.
1
: b
1
,b
2
≠ 0 artinya faktor budaya organisasi dan insentif berpengaruh terhadap kinerja tenaga keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Idi Kabupaten Aceh
Timur.
Universitas Sumatera Utara
Alat uji yang digunakan untuk menerima dan menolak hipotesis adalah dengan uji statistik F, dengan ketentuan jika nilai F
hitung
F
tabel,
H ditolak dan H
1
diterima, sedangkan jika F
hitung
F
tabel,
maka H diterima dan H
1
Untuk menguji signifikansi faktor-faktor tersebut secara bersama-sama terhadap kinerja tenaga keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Idi Kabupaten
Aceh Timur, digunakan rumus uji F Sugiyono, 2002, yaitu : ditolak.
Fh = 1
1
2 2
− −
− k
n R
k R
Keterangan : R
2
k = jumlah variabel independen
= koefisien korelasi ganda
n = jumlah anggota sample
b. Uji Parsial uji t Kriteria pengujian hipotesis untuk uji t parsial
H : b
1
,b
2
H = 0 artinya faktor budaya organisasi dan insentif tidak berpengaruh
secara parsial terhadap kinerja tenaga keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Idi Kabupaten Aceh Timur.
1
: b
1
,b
2
Alat uji yang digunakan untuk menerima dan menolak hipotesis adalah dengan uji statistik t, dengan ketentuan jika nilai t
= 0 artinya faktor budaya organisasi dan insentif berpengaruh secara parsial terhadap kinerja tenaga keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Idi
Kabupaten Aceh Timur.
hitung
t
tabel,
H ditolak dan H
1
diterima, sedangkan jika t
hitung
t
tabel,
maka H diterima dan H
1
ditolak.
Universitas Sumatera Utara
Untuk menguji signifikansi faktor-faktor tersebut secara parsial terhadap kinerja tenaga keperawatandi Rumah Sakit Umum Daerah Idi Kabupaten Aceh
Timur, digunakan rumus uji t Sugiyono, 2002, yaitu :
t
hitung 2
1 2
. r
n r
− −
= keterangan : r
p
n = jumlah sampel
= korelasi parsial yang ditemukan
t = t
hitung
yang selanjutnya dibandingkan dengan t
tabel
.
Pengujian Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas Data Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan statistik parametris
karena data akan diuji berbentuk interval. Oleh sebab itu Santoso 2001, menyatakan bahwa “untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau mendekati normal
dan atau bisa dianggap normal, jika bisa maka akan dilakukan uji Normality Plot, yaitu suatu pengujian dengan menggunakan Grafik PP-Plot”.
Pengujian normalitas data dengan menggunakan Uji Normality Plot dengan dasar pengambilan keputusan melihat grafik PP-Plot yaitu jika terlihat sebaran data
bergerombolan di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas dan tidak ada data yang terletak jauh dari sebaran data. Dengan demikian data tersebut bisa dikatakan
normal.
Universitas Sumatera Utara
2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah ada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem multikolinieritas. Pada model regresi yang baik tidak terjadi korelasi
diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat VIF Varience Inflation Factor.
Menurut Santoso 2000 model regresi yang baik tidak menghendaki adanya masalah multikolinieritas. Dikatakan bebas dari multikolineritas dengan melihat
Varience Inflation Factor VIF dengan pedoman sebagai berikut : jika VIF 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas, dan jika VIF 5 maka tidak terdapat
multikolinieritas. 3. Uji Heterokedastisitas
Masalah serius lain yang mungkin timbul dalam analisa regresi berganda adalah heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dalam
model regresi digunakan analisis residual yang berupa grafik dengan dasar pengambilan keputusan jika pola tertentu seperti titik yang ada membentuk suatu pola
yang teratur, maka terjadilah heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di bawah angka 0 pada sumbu Y tidak terjadi heterokedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum RSUD Idi Kabupaten Aceh Timur 4.1.1. Sejarah RSUD Idi Kabupaten Aceh Timur
Rumah Sakit Umum Daerah Idi sebagai Rumah Sakit Kabupaten Aceh Timur yang berlokasi di Kecamatan Idi Rayeuk, semula adalah Puskesmas Perawatan
Kecamatan Idi Rayeuk. Dengan dikembangkannya Kabupaten Aceh Timur, melalui Perbup No. 035 tahun 2006 tertanggal 14 Maret 2006 status Puskesmas Perawatan Idi
Rayeuk telah diubah menjadi RSUD Idi Kabupaten Aceh Timur. Pendirian Rumah Sakit Umum Daerah Idi ini telah dilengkapi pula dengan Struktur Organisasinya
sebagaimana ditetapkan dalam Qanun no. 3 tahun 2008 tentang SOTK. Kini Rumah Sakit Umum Daerah Idi telah disahkan statusnya sebagai Rumah Sakit Umum Daerah
Idi Kelas C Kabupaten Aceh Timur. Adapun lokasi Rumah Sakit Umum Daerah Idi Kabupaten Aceh Timur yang
terletak di Kecamatan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur, dengan status kepemilikan Pemerintah Kabupaten Aceh Timur, yang berdasarkan wilayah berbatasan sebagai
berikut : sebelah Utara dengan Selat Malaka, sebelah Barat dengan Kabupaten Aceh Utara, sebelah Selatan dengan Kabupaten Aceh Tenggara, dan sebelah Timur dengan
Kota Langsa. Indikator mutu pelayanan rumah sakit masih menunjukkan kualitas pelayanan
yang rendah dengan dijumpai data di profil RS tahun 2010 yang ditunjukkan pada Tabel 4.1 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara