Sistem parlemen dua kamar bikameral

2. Sistem parlemen dua kamar bikameral

Sistem bikameral adalah sistem dua kamar dalam parlemen suatu negara dimana terdapat dua lembaga dalam badan legislatif yang memiliki kekuasaan untuk membentuk undang-undang, mengawasi pelaksanaan dari undang-undang yang dibentuk dan saling mempengaruhi dalam suatu ‘kebijakan politik’ 67 Bikameral diartikan sebagai sistem yang terdiri atas dua kamar yang berbeda dan biasanya dipergunakan istilah majelis tinggi upper house dan majelis rendah lower house. Masing-masing kamar mencerminkan keterwakilan dari kelompok kepentingan masyarakat yang baik secara politik, territorial ataupun fungsional. Pilihan terhadap konsep keterwakilan pada masing-masing kamar sangat dipengaruhi oleh aspek kesejarahan tiap-tiap negara. , dalam rangka untuk menciptakan check and balances dalam parlemen suatu negara. Sistem perwakilan rakyat atau sistem parlemen bikameral merupakan suatu sistem perwakilan dimana ada dua lembaga legislatif, dalam pengajuan rancangan undang- undang memerlukan pembahasan dan persetujuan dua lembaga legislatif. 68 67 Menurut Carl J. Fredrich, Kebijakan adalah konsep serangkaian konsep tindakan yang diusulkan oleh seorang atau sekelompok orang atau pemerintahn dalam satu lingkungan tertentu dengan menunjukkan hambatan-hambatan dan peluang, terhadap usulan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Kebijakan policy adalah seperangkat keputusan yang diambil oleh pelaku-pelaku politik dalam rangka memilih tujuan dan bagaimana cara untuk pencapaian tujuan. Politics, Polity, dan Policy adalah kehidupan politik ”political life” yangmengambarkan kekuatan-kekuatan politik yang ada dan bagaimana perhubungannya serta bagaimana pengaruh mereka di dalam perumusan dokumen-dokumen kebijakansanaan politik. Dengan demikian , bahwa kebijakan politik adalah kebijakan negara, kebijakan pemerintah, atau kebijakan publik public policy adalah serangkaian tidakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh pemerintahn dengan tujuan tertentu demi kepentingan masyarakat. Lihat dalam Solly Lubis, Kebijakan Publik, Bandung: Mandar Maju, 2007, h. 3, 5, 7, 9 68 Charles Simabura, ibid, h. 36 Universitas Sumatera Utara Pada negara federal seperti Amerika Serikat , sistem ini diterapkan melalui kehadiran Senat dan House of Representatives. Indonesia juga menggunakan sistem yang agak mendekati sistem dua kamar melalui kehadiran DPD yang bedampingan dengan DPR dalam MPR, meskipun dalam prakteknya sistem bikameral tidak sepenuhnya diterapkan, karena masih terbatasnya kewenangan dan peranan DPD sebagai kamar kedua dalam sistem politik di Indonesia. Sistem bikameral merupakan wujud institusional dari lembaga perwakilan dalam parlemen suatu negara yang terdiri atas dua kamar dua majelis. Majelis yang anggotanya dipilih dan mewakili rakyat yang berdasarkan jumlah penduduk secara generik disebut majelis pertama atau majelis rendah, dan dikenal juga sebagai House of Representatives. Majelis yang anggotanya dipilih atau diangkat dengan dasar lain bukan jumlah penduduk, disebut sebagai majelis kedua atau majelis tinggi dan dikenal juga sebagai Senate. House of Representatives di Indonesia dikenal dengan DPR dan Senate di kenal dengan DPD. Contoh negara yang menggunakan sistem dua kamar pada negara federal: Amerika Serikat : Senate dan House of Representatives, Malaysia: Dewan Negara dan Dewan Rakyat. Dan pada negara kesatuan: Inggris : House of Lords dan House of Commons, Belanda : Eerste Kamer dan Tweede Kamer, Cile: Senado dan Camera de Diputados, Filipina: Senado ng dan Kapulungan ng mga Kinatawan, dan Indonesia : Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah. Universitas Sumatera Utara Adapun kelebihan dan keuntungan sistem parlemenlegiislatif bikameral, yaitu: 69 a. Secara resmi mewakili beragam pemilihan misalnya negara bagian, wilayah, etnik, atau golongan. b. Menfasilitasi pendekatan yang bersifat musyawarah terhadap penyusunan perundang-undangan. c. Mencegah disyahkannya perundang-undangan yang cacat atau ceroboh. d. Melakukan pengawasan atau pengendaliaan yang lebih baik atas lembaga eksekutif.

3. Sistem parlemen tiga kamar trikameral