Adapun kelebihan dan keuntungan sistem parlemenlegiislatif bikameral, yaitu:
69
a. Secara resmi mewakili beragam pemilihan misalnya negara bagian,
wilayah, etnik, atau golongan. b.
Menfasilitasi pendekatan yang bersifat musyawarah terhadap penyusunan perundang-undangan.
c. Mencegah disyahkannya perundang-undangan yang cacat atau ceroboh.
d. Melakukan pengawasan atau pengendaliaan yang lebih baik atas lembaga
eksekutif.
3. Sistem parlemen tiga kamar trikameral
Sistem trikameral mempakan model pengkamaran yang menempatkan adanya tiga lembaga di dalam sistem parlemen di suatu negara. Oleh Jimly Ashshiddiqie,
Indonesia saat ini dianggap sebagai salah satu model negara yang menerapkan model
tiga kamar ini. Di sisi lain, banyak juga pemikir yang menyatakan bahwa model Indonesia ini bukanlah model tiga kamar karena tidak menunjukkan adanya tiga
kamar yang memiliki kekuatan yang sama.
70
Penerapan trikameral dalam sistem parlemen suatu negara telah dianut beberapa negara dibelahan dunia, misalnya Afrika Selatan pernah menerapakan
sistem trikameral pada sistem parlemen. dimana berlangsung pada pemilu 1983 pada masa apharteid terjadi, terdapat tiga kamar yang masing-masing mewakili warna kulit
69
Dhalan Thaib, Menuju Parlemen Bikameral… ibid, h. 196-197
70
Saldi Isra dan Mochtar, Zainal Arifin, Menelisik Model Kamar parlemen Catatan Penataan Kelembagaan DPD Indonesia, Media Hukum Vol. 14 No.2 Desember 2007, h. 127
Universitas Sumatera Utara
tertentu yakni; House of Assembly 178 anggota yang merepresetasikan kelompok kuilit putih; House of Representatif 85 anggota yang merepresentasikan kaum
berwana dan ras campuran; House of Delegates 45 anggota yang merepresentasikan orang-orang Asia.
71
4. Sistem parlemen empat kamar tentrakameral
Sistem perwakilan rakyat atau sistem parlemen trikameral merupakan suatu sistem perwakilan dimana ada tiga lembaga legislatif, dalam
pengajuan rancangan undang-undang memerlukan pembahasan dan persetujuan tiga lembaga legislatif.
Penerapan tentrakameral dalam sistem parlemen suatu negara terjadi di daerah tengah Eropa, meskipun praktik tentrakameral jarang dikenal khususnya karena
unikameral dan bikameral jauh lebih dikenal banyak orang, khusus didaerah Medieval Scandinavia melalui model Deliberative Assembly yang secara tradisonal
membagi kedalam empat ruang lingkup atau emapat kamar, yakni the nobility ringrat, the clergy pendeta, the burghers warga kota, pedagang, dan perajin, and
the peasants petani. Dan salah satu negara yang merapkan tentrakamel cukup lama ialah Swedia.
72
Sistem perwakilan rakyat atau sistem parlemen tentrakameral merupakan suatu sistem perwakilan dimana ada empat lembaga legislatif, dalam
pengajuan rancangan undang-undang memerlukan pembahasan dan persetujuan empat lembaga legislatif.
71
Charles Simabura, ibid, h. 44
72
Ibid
Universitas Sumatera Utara
C. Latar Belakang lahirnya Kameralisme dalam Parlemen Negara Federal dan Negara Kesatuan
Pilihan atas bentuk negara tertentu akan memberikan pengaruh pada sistem parlemen yang berbeda-beda di masing-masing negara. Pilihan untuk membentuk
lembaga perwakilan rakyat bikameral biasanya identik dengan negara federal. Pilihan atas unikameral biasanya identik negara kesatuan. Namun saat ini dikotomi tersebut
tidak dapat lagi dipertahankan, karena masing-masing negara memiliki varian yang berbeda dalam menentukan sistem pemerintahan maupun bentuk negara.
73
Menurut Sri Soemantri, bentuk negara dikenal dengan adanya bentuk negara serikat, negara kesatuan dan negara persatuan. Miriam Budiharjo membagi menjadi
tiga bentuk negara, yaitu konfederasi, kesatuan dan federal. Sedangkan Jimly Asshiddiqie memberikan nama bentuk negara dengan istilah susunan kenegaraan
yang terdiri atas negara kesatuan atau federal, konfederasi, dan superstruktural.
74
Menurut Bagir Manan, satu hal yang perlu di ketahui, sistem satu kamar atau dua kamar tidak terkait dengan landasan negara tertentu. Juga tidak terkait dengan
bentuk negara, bentuk pemerintahan, atau sistem pemerintahan tertentu. Setiap negara memiliki pertimbangan sendiri-sendiri. Ada negara menjalankan sistem bikameral
karena latar belakang kesejarahan.
75
73
Charles Simabura, Ibid, h. 147
Segala permasalahan dalam menentukan sistem perwakilan merupakan wujud demokratis. Suatu negara bebas dalam mengunakan
74
Ibid
75
Bagir Manan, Teori dan Politik Konstitusi…,ibid, h. 37
Universitas Sumatera Utara
sistem perwakilan, karena konstitusi tidak membatasi lembaga perwakilan rakyat sebagai mana di atur dalam konstitusi suatu negara, apakah mengunakan sistem satu
kamar atau sistem dua kamar. Menurut Anthony Mughan dan Samuel C. Patterson bahwa suatu upper
houses kamar kedua atau majelis tinggi dibutuhkan karena suatu alasan dan bikameralisme penting untuk teori dan praktek dalam pemerintahan yang demokraris.
Karena kepentingan lembaga parlemen bermacam-macam dan secara potensial meliputi alat pertimbangan, seperti mempengaruhi pada proses legislasi, dan sebagai
simbol untuk mempertinggi legitimasi demokratis dengan memeriksa gerakan mayoritas dari pemerintahan berpartai tunggal. Dan juga senat kamar kedua atau
mejelis tinggi cenderung mempunyai pengaruh yang penting dalam mempertajam output dari kebijakan yang dikeluarkan oleh legislatif.
76
Untuk mengetahui apa yang menjadi latar belakang lahirnya kameralisme dalam parlemen suatu negara dan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan sistem
parlemen tersebut, berikut dapat dilihat dari sistem parlemen pada negara federal seperti Amerika Serikat, dan sistem parlemen pada pada negara kesatuan seperti
Filipina.
1. Parlemen Negara Federal