Tugas dan Kewajiban DPD

b. Hak angket, adalah hak DPR melakukan penyelidikan terhadap kebijakan pemerintah yang diduga bertentangan dengan Peraturan Perundang – Undangan. c. Hak menyatakan pendapat, yaitu hak DPR untuk menyatakan pendapat terhadap kebijakan pemerintah. d. Hak bertanya, yaitu hak DPR bertanya kepada Presiden secara tertulis e. Hak meminta keterangan, yaitu hak DPR meminta keterangan kepada Presiden sekurang – kurangnya 10 anggota dan secara tertulis. f. Hak budget, yaitu hak DPR ikut serta dalam menetapkan APBN. g. Hak amandemen, yaitu hak DPR untuk melakukan perubahan terhadap RUU yang diajukan oleh Presiden. h. Hak penyelidikan, yaitu hak DPR untuk menyelidiki hal – hal tertentu, minimal dilakukan oleh 20 anggota.

3. Tugas dan Kewajiban DPD

Dalam sistem ketatanegaraan Indonesia DPD memiliki kewenangan sebagai berikut: 1 Mengajukan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan: 131 a. otonomi daerah, b. hubungan pusat dan daerah, c. pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, d. pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta 131 Lihat pasal 22D ayat 1 amandemen ketiga UUD NRI 1945 Universitas Sumatera Utara e. perimbangan keuangan pusat dan daerah, serta f. yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah; 2 Ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan: 132 a. otonomi daerah; b. hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah; c. pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta d. perimbangan keuangan pusat dan daerah; serta e. memberikan pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat atas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan dan agama; 3 Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai: 133 a. otonomi daerah, b. pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, c. hubungan pusat dan daerah, d. pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, e. pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak, pendidikan, dan agama serta f. menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti; 132 Lihat pasal 22D ayat 2 amandemen ketiga UUD NRI 1945 133 Lihat pasal 22D ayat 3 amandemen ketiga UUD NRI 1945 Universitas Sumatera Utara Sebagaimana dimaksud dalam pasal 22D UUD NRI 1945, bahwa DPD memiliki fungsi sebagaimana diatur juga dalam Pasal 224 UU No 27 Tahun 2009 : a. Dapat mengajukan rancangan undang-undang tertentu, yang terdapat dalam pasal 22D ayat 1. b. Ikut dalam pembahasan dan memberikan perimbangan yang berkaitan dengan bidang legislasi tertentu, yang terdapat dalam pasal 22D ayat 2. c. Pengawasan atas pelaksanaan UU tertentu, yang terdapat dalam pasal 22D ayat 3. Lembaga perwakilan dalam suatu parlemen negara merupakan inti dari pembentukan segala aspek kekuasaan dan pemberi kewenangan bagi lembaga negara lain. Dikatakan lembaga perwakilan dalam parlemen Indonesia secara institusi atau kelembagaan terdapat tiga lembaga perwakilan tinggi negara MPR, DPR, dan DPD, namun lembaga perwakilan dalam parlemen Indonesia yang dapat dikatakan demokratis hanya ada dua lembaga negara yaitu DPR dan DPD, karena langsung dipilih rakyat. Dapat dikatakan suatu negara dijalankan oleh roda politik yang turun temurun, dan terus berfokus pada teoritis nuansa politik dalam parlemen bukan praktis kedaulatan rakyat dan berfokus pada rakyat bukan pada kelompok atau partai politik. Untuk itulah pada masa sekarang berkembangnya lembaga perwakilan rakyat dalam proses kenegaraan melalui wakil-wakilnya diparlemen, memerlukan mekanisme bagi rakyat untuk terlibat dalam proses pengisian anggota parlemenlegislatif. Universitas Sumatera Utara Struktur yang ada dalam lembaga perwakilan rakyat semaksimal mungkin harus dapat mewakili seluruh kepentingan rakyat. Secara umum ada tiga prinsip keterwakilanrepresentasi dalam lembaga perwakilan yang dikenal dunia yaitu: 1 representasi politik political representation, 2 representasi territorial territorial representation, 3 representasi fungsional funsional representation. 134 Keanggotaan wakil rakyat diparlemen menurut Miriam Budihardjo, yaitu: Pertama, Turun temurun ialah dipraktekankan pada sebagian anggota Majelis Tinggi Inggris uppers house. Kedua, Ditunjukdiangkat ialah penunjukan biasanya didasarkan pada jasa tertentu pada masyarakat atau pada partai yang berkuasa, dan hal tersebut pernah dipraktikan oleh Indonesia pada masa Orde Baru. Ketiga, Dipilih dalam pemilihan umum ialah sistem pemilihan umum, pada umumnya berkisar pada dua prinsip pokok yakni; Single-member constituency suatu daerah pemilihan memilih satu wakil dan biasanya disebut sistem distrik, dan Multy-member constituency suatu daerah pemilihan memilih beberapa wakil biasanya dinamakan proportional representation atau sistem perwakilan berimbang. 135 Struktur parlemen Indonesia berdasarkan UUD NRI 1945 setelah adanya perubahan keempat, dapat dikatakan bersifat trikameral atau terdiri atas tiga kamar atau institusi sekaligus. Hal ini dapat dibenarkan karena keberadaan MPR, sebagai lembaga yang tersendiri disamping DPR dan DPD. UUD NRI 1945 sendiri masih 134 Jimly Asshiddiqie, Pokok-pokok Hukum Tata Negara Indonesia…,loc.cit, h. 154 135 Charles Simabura, loc.cit, h. 27-28 Universitas Sumatera Utara memberikan wewenang kepada MPR secara terpisah dari kewenangan DPR maupun DPD. 136 Untuk mewujudkan pasal 1 ayat 2 UUD NRI 1945, yang berbunyi “kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar” dengan artian bahwa kedaulatan bukan berada ditangan negara melainkan berada di tangan rakyat, tapi negara tetap berdaulat oleh karena rakyat yang mengkehendakinya, maka lembaga perwakilan dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yakni MPR, DPR, dan DPD menunjukan bahwa ada tiga lembaga perwakilan yang ada dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Keberadaan tiga lembaga perwakilan tersebut mengambarkan bahwa dalam parlemen yang mewakili rakyat di pemerintahan, dimana lembaga-lembaga tersebut ditunjuk membawa amanat rakyat.

B. Keberadaan DPD dalam Persoalaan Ketatanegaraan Indonesia

Terdapat beberapa persoalan ketatanegaraan di Indonesia, yang menjadi pekerjaan rumah tangga negara. Persoalan tersebut jika dikaitkan dengan teori Monstesquieu , bahwa suatu negara terdapat tiga cabang kekuasaan negara, yaitu: legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Ketiga cabang kekuasaan tersebut memiliki tugas dan tanggungjawab dalam menyelesaikan persoalan negara. 136 Riri Nazriyah, loc.cit, h. 332 Universitas Sumatera Utara Persoalan-persoalan tersebut meliputi persoalan hubungan lembaga-lembaga negara pada tiap-tiap cabang kekuasaan negara, dan hubungan lembaga negara dengan lembaga negara lain dalam sistem ketatanegaraan negara Indonesia. Salah satu persoalan pokok suatu negara demokrasi adalah persoalan kekuasaan, utamanya persoalan kewenangan atau wewenang. 137

1. Persoalan pembentukan undang-undang legislature