Hubungan DPD dengan Eksekutif 1.Hubungan dengan Presiden

Hunbungan DPD dan DPR tercermin pada saat keduanya bergabung dalam parlemen MPR dalam melantik Presdien, dan wakil Presiden, mengangkat dan memberhentikan presdiden dan wakil Presiden jika terjadi kekosongan jabatan Ptersiden dan Wakil Presiden, mengangkat Wakil Presiden menjadi Presiden jika terjadi kekosongan jabatan Presiden. Mengubah dan menetapkan Undang-Undang dasar. Tapi dalam peraturan perundang-undangan, DPD meskipun memiliki kewenangan tersebut, lemah dalam kepemilikan wewenang terhadap Undang-Undang dimana peraturan tersebut berkedudukan dibawah UUD dalam peraturan perundang- undangan. Kewenangan DPD kuat jika menjadi anggota MPR, kewenangan DPD lemah jika menjadi anggota legislatif, hal tersebut dapat dilihat dalam UUD NRI 1945. Berbagai upaya yang dilakukan, telah menunjukkan perkembangan dengan sinyal positif hubungan DPD dan DPR. Hubungan yang baik itu diharapkan akan wujud dalam keseimbangan kewenangan DPD dan DPR dalam lembaga legislatif atas dasar prinsip check and balances dalam kerangka melaksanakan tujuan NKRI yang berlandaskan Pancasila, Konstiusi, kedaulatan negara ditangan rakayat, dan Bhineka Tunggal Ika untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Atas dasar hal tersebut di atas maka kewenangan DPD harus diperluas dan diperkuat kapasitas kelembagaannya sebagai anggota parlemenlegislatif, sebagai lembaga perwakilan rakyat yang mewakili daerah. 2. Hubungan DPD dengan Eksekutif 2.1.Hubungan dengan Presiden Universitas Sumatera Utara Sebelum perubahan UUD 1945, sistem kelembagaan yang dianut bukan pemisahan kekuasaan separation of power, tetapi sering disebut dengan istilah pembagian kekuasaan distribution of power. Presiden tidak hanya memegang kekuasaan pemerintahan eksekutif tetapi juga memegang kekuasaan membentuk undang-undang atau kekuasaan legislatif bersama-sama dengan DPR sebagai co- legislator-nya. Hubungan DPD dengan Presiden secara tidak langsung terjadi pada saat MPR sebagai lembaga tertinggi, dimana MPR terdiri dari DPR, Utusan Daerah dan Utusan Golongan. Utusan Daerah merupakan penjelmaan dari DPD, dimana Utusan Daerah adalah anggota MPR. Presiden sebagai mandataris MPR, memberikan pertanggungjawaban sebagai kepala pemerintahan negara kepada MPR. Setelah perubahan UUD 1945, sistem kelembagaan yang dianut pemisahan kekuasaan separation of power dan penerapan check and balances antarcabang kekuasaan negara. tetapi sering disebut dengan istilah pembagian kekuasaan distribution of power pada setiap cabang kekusaan negara. Presiden hanya memegang kekuasaan pemerintahan dan juga kekuasaan dalam hal legislasi atau mengajukan rancangan undang-undang dan bersama-sama dengan DPR membahas dan mensyahkan RUU dan DPD sebagai panesehat bagi DPR. Disisi lain pada saat Presiden di mintai pertanggungjawaban secara politik oleh MPR, maka secara tidak langsung DPD adalah bagian MPR, presiden juga berhubungan lansung dengan DPD, karena menyangkut pertanggungjawaban presiden kepada daerah propinsi bukan saja pada badan kekuasaan negara parlemenlegislatif yang merupakan pertanggungjawaban secara tidak langsung kepada rakyat. Universitas Sumatera Utara Hubungan antara kekuasaan eksekutif yang dilakukan oleh Presiden, kekuasaan legislatif oleh DPR dan dalam hal tertentu DPD sebagai co-legislator, dan kekuasaan yudikatif yang dilakukan oleh MA dan MK merupakan perwujudan sistem check and balances. Sistem check and balances dimaksudkan untuk mengimbangi pembagian kekuasaan yang dilakukan agar tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan oleh lembaga pemegang kekuasaan tertentu atau terjadi kebuntuan dalam hubungan antarlembaga. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan suatu kekuasaan selalu ada peran lembaga lain. 158 DPD hanya dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang yang dilakukan pemerintah pusat Presiden sepanjang menyangkut daerah, pengelolaan sumber daya ekonomi daerah lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan dan agama. Keterbatas wewenang DPD dalam fungsi pengawasan perlu dipertanyakan, mengigat DPD adalah perwakilan daerah dimana pelaksanaan undang-undang yang dilaksanakan pemerintah berdampak langsung ke pada daerah.

2.2. Hubungan dengan Kabinet menteri-menteri

Satu hal yang perlu dipertegas dalam konteks kewenangan DPD adalah keberadaan DPD sebagai kamar kedua dalam sistem bikameralisme. DPD memiliki fungsi yang persis sama dengan DPR, dengan representatif politik yang berbeda. Dengan kewenangannya itu, dalam tugas sehari-hari, DPD dapat melakukan koordinasi dengan para menteri, lembaga non-departemen, bahkan DPD juga dapat 158 Jimly Asshiddiqie, Menuju Negara Hukum yang Demokratis, loc.cit, h. 504 Universitas Sumatera Utara memanggil Presiden jika dibutuhkan. 159 Pengaturan hubungan DPD dengan kabinet menteri-menteri dan lembaga- lembaga non-departemen belum ada pengaturannya, dan apa yang menjadi dasar kewenangan DPD belum diatur dalam konstitusi Indonesia. Kewenangan DPD untuk meminta keterangan presiden atas pelaksanaan undang-undang tertentu juga tidak dimuat dalam konstitusi, hanya sebatas pengawasan terhadap pelaksanaan undang- undang tertentu sebagai mana yang dimuat dalam pasal 22D ayat 3 UUD NRI 1945. Namun dalam pelaksanaannya jarang terlaaksana dalam prakteknya hanya bersifat mengundang. 3. Hubungan DPD dengan Yudikatif 3.1.Hubungan dengan MK