perusahaan.
2. Free Cash Flow
Jensen 1986 mendefinisikan free cash flow sebagai aliran kas yang merupakan sisa dari pendanaan seluruh proyek yang menghasilkan net
present value NPV positif yang didiskontokan pada tingkat biaya modal yang relevan. Free cash flow, menurut Penman yang dikutip oleh Mardiyah
dan Nurwahyudi 2004:113, didefinisikan sebagai kas dari laba operasi setelah menahan laba tersebut sebagai aset dan merupakan kas bersih yang
dihasilkan dari operasi yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar klaim atas hutang dan ekuitasnya. Pengertian free cash flow
menurut Higgins 2007:22, “free cash flow extends cash flow from operating activities by recognizing that some of the cash a business
generates must be flowed back into the business, in the form of capital expenditures, to support growth”.Dari beberapa pengertian diatas, dapat
disimpulkan bahwa free cash flow merupakan aliran kas bebas yang diperoleh setelah digunakan sebagai modal kerja atau investasi pada aset.
Menurut Ross et.al 2000, free cash flow biasanya menimbulkan konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Manajer
menginginkan dana tersebut disalurkan dalam proyek-proyek yang dapat memberikan tambahan keuntungan bagi perusahaan. Hal ini dapat
menambah produktivitas manajemen dan insentif yang akan diterimanya. Namun di lain pihak, pemegang saham menginginkan kelebihan dana
tersebut dibagikan kepada mereka dalam bentuk dividen. Salah satu solusi untuk mengurangi konflik tersebut adalah dengan menambah hutang.
Jensen 1986 menyatakan bahwa peningkatan hutang dapat mengurangi free cash flow karena sebagian besar free cash flow dalam
perusahaan digunakan oleh manajemen untuk membayar hutang, sehingga tidak ada free cash flow yang dapat dimanfaatkan oleh manajemen untuk
melakukan tindakan-tindakan demi kepentingan manajemen yang merugikan pemegang saham. Penambahan hutang memerlukan komitmen
pembayaran kembali bunga dan pokok pinjaman yang mengurangi free cash flow dan mengurangi kemampuan manajer untuk melakukan tindakan
pemborosan, yang membuat manajer menjadi disiplin, sehingga penggunaan sumber daya perusahaan menjadi lebih produktif. Dengan demikian,
perusahaan dengan free cash flow tinggi cenderung akan mempunyai level hutang yang tinggi.
Ukuran Free Cash Flow dengan merujuk kepada Ross et.al 2000 yang digunakan oleh Rosdini 2009 : 6 dalam penelitiannya adalah sebagai
berikut :
dimana: a.
CFO Cash flow from operations merupakan nilai bersih kenaikanpenurunan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan,
b. NCE Net capital expenditure merupakan nilai perolehan aktiva tetap
akhir dikurangi nilai perolehan aktiva tetap awal,
c. Changes in working capital dihitung dengan cara modal kerja akhir
tahun dikurangi modal kerja awal tahun.
3. Kepemilikan Institusional