Uji Multikolinearitas Uji Heterokedastisitas Uji Autokorelasi

diagonal serta penyebarannya mengikuti garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal. Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 38 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation 1.59355559 Most Extreme Differences Absolute .129 Positive .129 Negative -.072 Kolmogorov-Smirnov Z .798 Asymp. Sig. 2-tailed .548 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. sumber : Data diolah SPSS, 2011 Nilai Kolmogorov – Smirnov sebesar 0.798 dan tidak signifikan pada 0.05 karena asymp.sig. = 0.548 lebih besar dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa residual terdistribusi secara normal. Semua hasil pengujian melalui analisis grafik dan statistik yang dilakukan menunjukkan hasil yang sama yaitu normal. Dengan demikian, telah terpenuhi asumsi normalitas dan bisa dilakukan pengujian asumsi klasik berikutnya pada data penelitian.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel yang terdapat dalam model regresi memiliki korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dapat dikatakan model regresi tersebut terdapat masalah multikolinearitas. Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai Variance Inflation Factor VIF. Hasil pengujian multikolinearitas adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Kesimpulan Tolerance VIF 1 Constant FCF .891 1.123 Tidak terjadi multikolinearitas INST .877 1.140 Tidak terjadi multikolinearitas SIZE .807 1.239 Tidak terjadi multikolinearitas DIV .922 1.084 Tidak terjadi multikolinearitas Sumber : data yang diolah SPSS, 2011 Nilai tolerance dari keempat variabel independen yaitu free cash flow, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, dan kebijakan dividen memiliki nilai diatas 0.1 serta VIF untuk semua variabel independen memiliki nilai lebih kecil dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi terbebas dari masalah multikolinearitas.

3. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik scatterplot berikut ini : Sumber : data diolah SPSS, 2011 Dari grafik scatterplot pada gambar 4.3, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi. Gambar 4.3 Scatterplot

4. Uji Autokorelasi

Model regresi yang baik adalah model yang tidak mengandung autokorelasi. Hasil dari uji autokorelasi menggunakan uji Durbin Watson dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.5 Hasil uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .757 a .573 .521 1.687373 1.781 a. Predictors: Constant, DIV, FCF, INST, SIZE b. Dependent Variable: DER Sumber : data diolah SPSS, 2011 Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin Watson DW sebesar 1.781 dari jumlah sampel 38 dengan 4 variabel n = 38, k = 4 dan tingkat signifikansi 0,05. Dengan melihat tabel Durbin-Watson, diperoleh nilai D u =1.722 dan nilai D L =1.261, maka diinterpretasikan sebagai berikut : Tabel 4.6 Interpretasi Nilai Durbin Watson n = 38 ; k = 4 Jika Keputusan 0 — D L 0 —1.261 terjadi autokorelasi positif D L — D U 1.261 — 1.722 tanpa kesimpulan D U — 4-D U 1.722 — 2.278 tidak terjadi autokorelasi 4-D U — 4-D L 2.278 —2.739 tanpa kesimpulan 4-D L — 4 2.739 — 4 terjadi autokorelasi negatif Sumber : data yang diolah Peneliti, 2011 Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai D w yang dihasilkan, 1.781, terletak diantara nilai D U dan 4-D u yaitu 1.722 1.781 2.278, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi terbebas dari autokorelasi.

D. Model dan Teknik Analisis Data

Dalam pengolahan data dengan menggunakan model regresi linear berganda, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh free cash flow, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, dan kebijakan dividen terhadap kebijakan hutang. Hasil regresi linier berganda dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 4.7 Hasil Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -48.320 7.843 -6.161 .000 FCF 1.891 1.145 .199 1.652 .108 INST 1.916 1.169 .199 1.639 .111 SIZE 1.589 .253 .797 6.292 .000 DIV 1.366 1.468 .110 .931 .359 a. Dependent Variable: DER Sumber : data yang diolah SPSS, 2011 Berdasarkan hasil pengolahan data yang terlihat pada tabel 4.6 pada kolom unstandardized coeffisients bagian B, diperoleh model persamaan regresi berganda sebagai berikut : Y = -48,320 + 1,891X 1 + 1,916 X 2 + 1,589 X 3 + 1,366 X 4 + e Adapun interpretasi dari persamaan regresi linier tersebut adalah sebagai berikut : a. konstanta a sebesar -48,320 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka debt to equity ratio akan sebesar -48,320. b. koefisien X 1 b 1 sebesar 1,891 menunjukkan bahwa bahwa setiap variabel free cash flow meningkat sebesar 1 satuan, maka debt to equity akan meningkat 1,891. c. koefisien X 2 b 2 sebesar 1,916 menunjukkan bahwa bahwa setiap variabel kepemilikan institusional meningkat sebesar 1 satuan, maka debt to equity akan meningkat 1,916. d. koefisien X 3 b 3 sebesar 1,589 menunjukkan bahwa bahwa setiap variabel ukuran perusahaan meningkat sebesar 1 satuan, maka debt to equity akan meningkat 1,589. e. koefisien X 4 b 4 sebesar 1,366 menunjukkan bahwa bahwa setiap variabel kebijakan dividen meningkat sebesar 1 satuan, maka debt to equity akan meningkat 1,366 f. error e menunjukkan kesalahan dari pengukuran pencatatan, pengumpulan, maupun pengolahan data.

E. Pengujian Hipotesis

1. Uji F Uji Simultan

Dokumen yang terkait

Analsis Pengaruh Free Cash flow Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 40 90

Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Industri Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 99 107

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN HUTANG, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

2 8 124

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, FREE CASH FLOW DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP KEBIJAKAN UTANG PERUSAHAAN

0 3 44

PENGARUH FREE CASH FLOW, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 20

PENGARUH FREE CASH FLOW, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSAEFEK INDONESIA BEI.

0 2 30

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, UKURAN, FREE CASH FLOW, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, UKURAN, FREE CASH FLOW, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PENGARUH FREE CASH FLOW DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 88

PENGARUH FREE CASH FLOW, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)

0 0 17