mempunyai resiko kebangkrutan yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil. Perusahaan besar cenderung mendahulukan menggunakan dana
internal untuk operasi perusahaannya dan berhati-hati dalam mengajukan pinjaman kepada pihak ketiga.
5. Kebijakan Dividen
a. Definisi dan Pengklasifikasian Dividen
Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar saham yang
dipegang oleh masing masing pemilik. Semua keuntungan ataupun kerugian yang diperoleh perusahaan selama berusaha dalam satu periode
tersebut dilaporkan oleh direksi kepada para pemegang saham dalam suatu rapat pemegang saham. Pembagian dividen dapat berupa kas, aktiva lain,
wesel disebut juga dividen tunai ditangguhkan, dan deviden saham. Kebanyakan dividen menyebabkan pengurangan dalam laba ditahan.
Besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung dari pelaksanaan dividen masing-masing perusahaan dan
ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Menurut pandangan perusahaan, pembagian dividen kepada para investor
memerlukan pertimbangan yang mendalam karena perusahaan juga harus memikirkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan.
Menurut Stice 2004 : 907, dividen diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu :
1 dividen tunai cash dividend merupakan dividen yang diterima oleh
investor dalam bentuk kas. Bagi perusahaan, dividen ini mengurangi akun Laba Ditahan dan Kas, sedangkan bagi investor
dividen tunai ini menghasilkan kas dan mencatatnya sebagai Pendapatan Dividen.
2 dividen properti property dividends merupakan distribusi kepada
pemegang saham yang terutang dalam bentuk aktiva selain kas. Properti yang biasa dijadikan sebagai dividen adalah efek dari
perusahaan lain yang dimiliki oleh perusahaan.
3 dividen saham stock dividends merupakan saham tambahan dari
perusahaan kepada pemegang saham sebagai pengembalian atas saham yang mereka miliki dalam perusahaan tersebut.
4 dividen likuidasi liquidating dividend merupakan suatu pembagian
kepada pemegang sahan atas sebagian dari modal disetor. Dividen likuidasi dicatat oleh perusahaan dengan mengurangi Agio Saham.
b. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan penggunaan laba bersih setelah pajak yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan seberapa besar
bagian laba bersih yang akan digunakan untuk membiayai investasi perusahaan. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba yang
diperolehnya dalam bentuk dividen, maka akan mengurangi laba ditahan perusahaan yang selanjutnya juga akan mengurangi total sumber dana
internal. Sebaliknya, jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperolehnya, maka kemampuan pembentukan dana internal akan semakin
besar. Kebijakan dividen penting bagi perusahaan dengan dua alasan.
Pertama, pembayaran dividen mungkin akan mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari harga saham perusahaan tersebut. Kedua,
laba ditahan biasanya merupakan sumber dana internal yang terbesar dan terpenting bagi pertumbuhan perusahaan.
Rozeff 1982 dan Easterbook 1984 dalam penelitian Kurniati 2008:28 menyatakan bahwa pembayaran dividen kepada pemegang
saham akan mengurangi sumber-sumber dana yang dikendalikan oleh manajemen. Semakin tinggi dividen yang dibayarkan kepada pemegang
saham maka free cash flow dalam perusahaan semakin kecil. Hal ini mengakibatkan manajemen harus memikirkan untuk memperoleh sumber
dana dari luar yang bisa saja berupa hutang. Dengan demikian, semakin tinggi dividen yang dibayarkan maka kemungkinan perusahaan melakukan
kebijakan hutang akan semakin tinggi. Selain itu, pihak kreditor memerlukan informasi tentang kebijakan dividen suatu perusahaan untuk
menilai dan menganalisa tentang kemungkinan return yang akan ia peroleh apabila memberikan pinjaman kepada suatu perusahaan.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
1. Abdul Manan 2004