Senada dengan pernyataan-pernyataan di atas, berikut ini dijelaskan hubungan-hubungan antara bidang kegiatan lisan dan membaca menurut Tarigan
2008, hlm. 5. 1
Performansi atau penampilan membaca berbeda sekali dengan kecakapan berbahasa lisan.
2 Pola-pola ujaran yang tuna-aksara mungkin mengganggu pelajaran
membaca bagi anak-anak. 3
Kalau pada tahun-tahun awal sekolah, ujaran membantuk suatu dasar bagi pelajaran membaca, maka membaca bagi anak-anak kelas tinggi
turut membantu meningkatkan bahasa lisan mereka. Misalnya, kesadaran linguistik mereka terhadap istilah-istilah baru, struktur
kalimat yang baik dan efektif serta penggunaan kata-kata yang tepat.
4 Kosakata khusus mengenai bahan bacaan haruslah diajarkan secara
langsung. Seandainya muncul kata-kata baru dalam buku bacaan siswa, maka sang guru hendaknya mendiskusikan dengan siswa agar mereka
memahami maknanya sebelum mereka mulai membacanya.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada saat anak masih di kelas rendah, kemampuan berbicara akan sangat menentukan
kemampuannya dalam membaca. Sedangkan pada saat anak di kelas tinggi, kemampuan membaca anak, akan sangat bermanfaat dalam untuk meningkatkan
kemampuan berbicara anak.
c. Hubungan Antara Membaca Dengan Menulis
Membaca dan menulis mempunyai hubungan yang saling berkaitan. Sederhananya, bila seseorang menulis, tulisan tersebut akan dibaca oleh orang
lain, atau setidaknya akan dibaca oleh diri sendiri di waktu yang lain. Hal tersebut, sejalan dengan pendapat Tarigan 2008, hlm. 4, yaitu “Antara menulis dan
membaca terdapat hubungan yang sangat erat. Bila kita menuliskan sesuatu, kita pada prinsipnya ingin agar tulisan itu dibaca oleh orang lain; paling sedikit dapat
kita baca sendiri pada saat lain.” Oleh karena itu, pada dasarnya hubungan membaca dan menulis itu adalah hubungan antara penulis dan pembaca.
C. Keterampilan Membaca Puisi
1. Pengertian Puisi
Puisi merupakan salahsatu karya sastra Indonesia yang sudah ada sejak lama. Puisi dapat didefinisikan sesuai dengan perkembangan dan struktur yang
membentuknya.Banyak pendapat yang memberikan batasan tentang puisi.Batasan tersebut biasanya berhubungan dengan struktur fisiknya saja ataupun struktur
batinnya saja.Akan tetapi, ada juga yang memberikan batasan yang mencakup kedua struktur itu.Puisi adalah suatu karya sastra yang bersifat imajinatif.Puisi
juga bersifat konotatif, bahasanya memiliki banyak kemungkinan makna.Hal tersebut disebabkan oleh pemadatan kata dalam baris-baris puisi. Menurut
Supriyadi 2006, hlm. 44. Secara etimologi istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima atau
poeisis yang berarti pembuatan. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut poem atau poetry yang berarti membuat atau pembuatan, karena lewat
puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana tertentu, baik fisik
maupun batiniah.
Menurut pendapat di atas, puisi merupakan suatu karya yang berisi pesan atau gambaran yang diciptakan seseorang, yang di dalamnya dapat mencakup
fisik maupun batiniah seseorang. Sementara Muljana dalam Waluyo, 2005, hlm. 23menyatakan bahwa „Puisi merupakan bentuk kesusastraan yang menggunakan
pengulangan kata sebagai ciri khasnya.Pengulangan kata itu menghasilkan rima, ritma dan musikalitas.
‟Batasan yang dikemukakan oleh Muljana tersebut berkaitan dengan struktur fisiknya saja.Namun, jika pengertian tersebut ditinjau
dari segi bentuk batin puisi, maka menurut Spencer dalam Waluyo, 2005, hlm. 23 „Puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan yang bersifat emosional dengan
mempertimbangkan efek keindahan. ‟
Jika didefinisikan mencakup struktur fisik dan batin puisi, maka „Puisi
merupakan bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua
kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. ‟
Waluyo, 2005, hlm. 25 . Sementara menurut Hasanuddin 2002, hlm. 5 “Puisi
merupakan pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan. Perasaan dan pikiran penyair y
ang masih abstrak dikonkretkan.” Berdasarkan pendapat tersebut, maka puisi merupakan sarana untuk mengungkapkan pikiran
dan perasaan. Hal tersebut senada dengan pendapat Wordsworth dalam Zulfahnur. dkk., hlm. 4 yang mengatakan bahwa „Puisi adalah pernyataan
perasaan yang imajinatif yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan.‟
Selain itu, menurut McCaulay dalam Aminuddin, 2004, hlm. 134 mengungkapkan bahwa puisi adalah „Salahsatu cabang sastra yang menggunakan
kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan
gagasan penulisnya.‟ Jelas bahwa puisi merupakan karya sastra yang menggunakan kata-kata untuk menuangkannya dan diperlukan imajinasi untuk
merangkai kata-katanya. Tidak beda dengan pendapat Djuanda Iswara 2009, hlm. 3 me
ngemukakan bahwa “Puisi adalah sebuah karya sastra sebagai karya kreatif dari imajinasi manusia.”
Jadi, dapat disimpulkan bahwa puisi adalah sebuah karya sastra imajinatif berupa kata-kata yang indah dan diciptakan dengan tujuan sebagai pernyataan
perasaan penyair.
2. Jenis-jenis Puisi