kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan
gagasan penulisnya.‟ Jelas bahwa puisi merupakan karya sastra yang menggunakan kata-kata untuk menuangkannya dan diperlukan imajinasi untuk
merangkai kata-katanya. Tidak beda dengan pendapat Djuanda Iswara 2009, hlm. 3 me
ngemukakan bahwa “Puisi adalah sebuah karya sastra sebagai karya kreatif dari imajinasi manusia.”
Jadi, dapat disimpulkan bahwa puisi adalah sebuah karya sastra imajinatif berupa kata-kata yang indah dan diciptakan dengan tujuan sebagai pernyataan
perasaan penyair.
2. Jenis-jenis Puisi
Puisi banyak jenisnya. Agar mampu mengapresiasi puisi dengan baik, maka harus dapat mengenal berbagai jenis puisi. Menurut Djuanda Iswara,
2009, hlm. 11 jenis puisi yang dikenal dalam dunia sastra di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Puisi epik
b. Puisi ode
c. Puisi himne
d. Puisi naratif
e. Puisi lirik liris
f. Puisi didaktik puisi didaktis
g. Puisi satirik atau puisi satir
h. Puisi romantis
i. Puisi elegi
Puisi epik merupakan puisi kepahlawanan. Puisi ode merupakan puisi pujian terhadap seseorang yang berjasa. Puisi himne merupakan puisi pujian
terhadap Tuhan, ataupun ungkapan rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa. Puisi naratif merupakan puisi yang mengandung rangkaian cerita peristiwa yang
dialami seseorang. Puisi lirik merupakan puisi yang memerhatikan bunyi akhir dan jumlah suku kata pada setiap barisnya. Puisi didaktik merupakan puisi yang
mengandung nilai-nilai pendidikan yang digambarkan secara jelas. Puisi satir merupakan puisi sindiran terhadap suatu kelompok masyarakat tertentu. Puisi
romantis merupakan puisi yang berisi luapan perasaan cinta. Terakhir, puisi elegi merupakan puisi ratapan sedih seseorang.
Berdasarkan jenis-jenis puisi di atas, jenis puisi yang diajarkan di kelas III yaitu puisi naratif, puisi ode, puisi himne dan puisi elegi. Namun, yang lebih
sering diajarkan adalah puisi naratif, karena puisi naratif merupakan jenis puisi yang berisi cerita yang memuat suatu peristiwa atau kejadian yang dialami
seseorang. Hal tersebut sesuai dengan perkembangan tingkat berpikir siswa kelas III yang cenderung masih menyukai pembelajaran yang mengandung cerita. Oleh
karena itu, untuk pembelajaran membaca puisipun akan lebih optimal apabila belajar puisi naratif.
3. Pengertian Membaca Puisi
Membaca puisi berbeda dengan membaca bacaan lainnya, karena membaca puisi mengandung nilai estetis atau keindahan. Menurut Ichsan dalam
Abbas, 2006, hlm. 115„Membaca puisi mengandung arti mengungkapkan suatu ide dengan perantaraan bunyi bahasa yang indah dan mengesankan
.‟ Menurut pendapat di atas, menjelaskan bahwa membaca puisi merupakan
kegiatan membaca dengan tujuan mengungkapkan bunyi bahasa yang indah. Pernyataan tersebut, sesuai dengan pendapat Supriyadi 2009, hlm. 115 yang
mengemukakan bahwa: pembelajaran membaca puisi secara estetis dimaksudkan agar siswa dapat
membaca dengan intonasi, jeda, tempo yang tepat, serta melatih siswa menghayati karakter sedih, haru, gembira puisi yang dibacanya. Dengan
latihan membaca dengan intonasi dan jeda yang tepat, siswa dilatih membedakan perubahan makna yang terjadi karena intonasi dan jeda yang
berbeda.
Menurut pendapat di atas, membaca puisi merupakan kegiatan membaca yang dilakukan dengan memperhatikan beberapa aspek dengan tujuan agar dapat
memaknai isi puisi yang dibaca. Membaca puisi dapat dilakukan dengan cara pemebrian contoh oleh guru maupun melalui rekaman pembacaan puisi. Hal
tersebut dilakukan agar siswa tahu bagaimana cara membaca puisi yang baik dengan memperhatikan pengucapan lafal, intonasi dan ekspresi yang tepat sesuai
dengan isi puisi. Setelah pemberian contoh, barulah guru dapat menyuruh siswa untuk mempraktikkan membaca puisi di mejanya masing-masing maupun di
depan kelas.
4. Tahap-tahap Membaca Puisi