4. Tahap-tahap Membaca Puisi
Dalam membaca puisi, harus mengikuti tahap-tahap membaca puisi. Menurut Zulfahnur. dkk. 1997, hlm. 84 tahap-tahap membaca puisi yaitu:
a. bacalah judul puisi serta nama penyairnya;
b. antara pembacaan judul dengan pembacaan baris pertama puisi beri
kesenyapan atau perhentian antar sebanyak 3 tel ketukan; c.
antar bait berilah kesenyapan 2 tel; d.
pada akhir pembacaan, intonasi kebanyakan menurun. gunakan teknik penekanan setiap suku kata yang terdapat di baris terakhir puisi.
Tahap membaca puisi yang pertama adalah membaca judul puisi serta nama penyairnya. Judul puisi harus dibacakan, karena judul merupakan kunci
utama inti dari puisi. Begitu juga dengan peyair, panyair harus dibacakan, karena penyair merupakan pencipta puisi tersebut. Cara membaca judul dan nama penyair
misalnya sebagai berikut. a.
Judul – karya – nama penyair, contoh: Berdiri Aku, karya Amir Hamzah. b.
Judul – berjeda kesenyapan – nama penyair, contoh: Berdiri Aku Amir Hamzah.
c. Nama penyair – dalam – judul, contoh: Amir Hamzah dalam Berdiri Aku.
Tahap yang kedua yaitu antara pembacaan judul dengan pembacaan baris pertama puisi harus diberi kesenyapan sebanyak 3 ketukan. Hal tersebut dilakukan
agar dapat membedakan pembacaan judul dengan isi puisi. Tahap selanjutnya yaitu antar bait beri kesenyapan 2 ketukan. Hal tersebut
dilakukan untuk membedakan pembacaan antar bait dalam puisi Tahap terakhir yaitu pada akhir pembacaan, intonasi kebanyakan menurun,
gunakan teknik penekanan setiap suku kata yang terdapat di baris terakhir puisi. Hal tersebut dilakukan untuk menandakan bahwa pembacaan puisi akan selesai,
karena puisi sudah mencapai baris terakhir.
5. Membaca Puisi di Sekolah Dasar
Di Sekolah Dasar, membaca puisi sudah diajarkan semenjak siswa menginjak kelas I. Selanjutnya, pembelajaran membaca puisi dilanjutkan lagi di
kelas II sampai kelas VI. Jadi, membaca puisi merupakan materi pembelajaran yang terus-menerus diajarkan secara berkesinambungan dari mulai kelas I sampai
VI. Berdasarkan Standar Kompetensi yang dikembangkan ke dalam Kompetensi
Dasar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006, hlm. 22-29, kompetensi dasar pembelajaran membaca puisi siswa yaitu.
Tabel 2.1 Kompetensi Dasar Pembelajaran Membaca Puisi di Tingkat Sekolah
Dasar Kelas
Kompetensi Dasar
I 7.2 Membaca puisi anak yang terdiri atas 2-4 baris dengan lafal
dan intonasi yang tepat. II
3.2 Menjelaskan isi puisi anak yang dibaca. III
7.2 Membaca puisi dengan lafal, intonasi dan ekspresi yang tepat.
V 3.3 Membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat.
VI 6.3 Membacakan puisi karya sendiri dengan ekspresi yang tepat.
Berdasarkan pendapat di atas, bahwa pembelajaran membaca puisi di SD, siswa harus dilatih agar mampu membaca puisi dengan lafal, intonasi dan ekspresi
yang tepat. Adapun, kriteria kemampuan yang harus dicapai oleh siswa pada setiap jenjangnya akan berbeda, pada saat kelas rendah, siswa masih pada tahap
perkenalan terhadap lafal, intonasi dan ekspresi. Namun, saat menginjak kelas tinggi, siswa dituntut untuk mampu mengembangkan kemampuan membaca
puisinya secara optimal dengan memperhatikan lafal, intonasi dan ekspresi yang tepat. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sukini Iskandar 2008, hlm. 90
yang mengemukakan bahwa pembacaan puisi harus dibacakan dengan: a.
pengucapan yang jelas, b.
intonasi lagu kalimat yang tepat, c.
jeda tempat berhenti pada saat membaca baris-baris puisi yang tepat, d.
ekspresi yang tepat gerak-gerak tubuh benar-benar berfungsi untuk menjiwai isi puisi.
Agar dapat membaca puisi dengan lafal, intonasi dan ekspresi yang tepat, maka siswa harus terus-menerus dilatih, sehingga tujuan pembelajaran membaca
puisi yang telah ditentukan dapat tercapai sebagaimana mestinya.
6. Lafal, Intonasi dan Ekspresi