3. Penerapan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Ruang lingkup matapelajaran bahasa Indonesia di SD mencakup beberapa keterampilan bahasa yang harus dikuasai siswa. Sesuai dengan yang tercantum
dalam Kurikulum Dinas Pendidikan dalam Resmini. dkk., 2009, hlm. 31 yang isinya:
ruang lingkup matapelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek mendengarkan
menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Adapun keluasan dan kedalamannya dipertimbangkan berdasarkan: jenjang kelas, semester,
standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Jadi, melalui pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, siswa dapat mengoptimalkan perkembangan bahasanya. Pembelajaran bahasa tersebut
dapat berkembang dengan mempelajari berbagai keterampilan bahasa yang diajarkan secara berjenjang sesuai dengan tingkatan kelas dan semester di sekolah.
Menurut Tarigan Tarigan 2008, hlm. 23 ada beberapa ciri khas keterampilan yang berlaku juga dalam keterampilan berbahasa.
Pertama, keterampilan berbahasa bersifat mekanistis. Keterampilan ini dapat dikuasai melalui latihan atau praktik terus-menerus. Keterampilan
berbahasa erat kaitannya dengan pengalaman. Di sini berlaku ungkapan „belajar melalui pengalaman. Kedua, pengalaman bahasa. Ketiga, jenis
pertanyaan aplikasi sangat cocok dalam mengembangkan keterampilan berbahasa.
Berdasarkan pendapat di atas, dengan pembelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan terus-menerus dari mulai kelas I hingga kelas VI yang disertai banyak
praktik, maka perkembangan berbahasa siswa akan terus berkembang. Selain itu, pembelajarannyapun dilakukan secara kontekstual, sehingga siswa akan lebih
mudah dalam memahami apa yang dipelajarinya. Jadi, pembelajaran keterampilan berbahasa dilakukan dengan banyak praktik secara langsung disertai dengan
pembelajaran yang dikaitkan dengan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar siswa.
B. Keterampilan Membaca
1. Pengertian Membaca
Salah satu keterampilan bahasa yang harus dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan membaca.Kegiatan membaca merupakan keterampilan bahasa yang
sangat melekat dengan kehidupan sehari-hari.Banyak tulisan-tulisan yang ditempel di sepanjang jalan baik itu berupa pengumuman, iklan dan
sebagainya.Secara tidak disengaja, setiap orang yang melihat tulisan tersebut pasti membacanya walaupun tidak didasari dengan niat ingin membaca.Hal itu
disebabkan karena tulisan-tulisan tersebut berada di sekitar pandangan mata saat orang melewatinya. Kegiatan membaca diajarkan kepada anak sejak usia dini.
Dengan membaca, maka akan menambah ilmu pengetahuan dari informasi yang dibaca. Untuk itu, membaca merupakan suatu keterampilan berbahasa yang tidak
kalah pentingnya dengan keterampilan-keterampilan bahasa yang lainnya.Berikut ini diuraikan mengenai batasan pengertian membaca yang dikemukakan oleh para
ahli.Tarigan 2008, hlm. 7 mengemukakan bahwa: membacaadalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-katabahasa tulis. Dalam hal ini, membaca adalah
suatu usaha untuk menelusuri makna yang ada dalam tulisan.
Berdasarkan pendapat tersebut, membaca merupakan suatu pesan yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Pesan tersebut dapat diperoleh melalui
penafsiran makna tulisan. Sementara itu, Resmini Djuanda 2007, hlm. 73 mengemukakan bahwa:
membaca merupakan kemampuan yang kompleks karena membaca bukanlah kegiatan memandangi lambang-lambang tertulis semata.
Bermacam-macam kemampuan dikerahkan oleh seorang pembaca agar ia mampu memahami materi yang dibacanya, sehingga lambang-lambang
yang dilihatnya menjadi lambang-lambang yang bermakna baginya. Maksud dari definisi di atas, selaras dengan pendapat sebelumnya yang
mengemukakan bahwa membaca merupakan suatu kegiatan untuk memahami makna lambang-lambang tulisan yang ditulis oleh penulis. Namun, untuk
memahami makna tersebut, pembaca tidak hanya memandangi lambang-lambang tertulis itu saja, melainkan juga dikerahkan kemampuan yang lebih kompleks.
Sejalan dengan kedua pendapat di atas, Bonomo dalam Somadayo, 2013, hlm. 100 mengemukakan bahwa „Membaca merupakan suatu proses memetik serta
memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahasa tulis reading is bringging.
’ Melalui membaca, seseorang akan memahami makna yang tertulis dalam tulisan, untuk selanjutnya memberikan respon atau tindakan terhadap
makna bacaan yang yang disampaikan oleh penulis, seperti halnya dikemukakan oleh Davies dalam Somadayo, 2013, hlm. 100
„Membaca merupakan suatu
proses mental atau proses kognitif yang di dalamnya seorang pembaca diharapkan bisa mengikuti dan merespon terhadap pesan si penulis.
‟Selain itu, membaca juga merupakan suatu kegiatan pemerolehan informasi secara tertulis, seperti yang
dikemukakan oleh Rusyana dalam Dalman, 2013, hlm. 6 bahwa„Membaca
merupakan suatu kegiatan memahami pola-pola bahasa dalam penampilannya secara tertulis untuk memperoleh informasi darinya.
‟ Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
membaca merupakan suatu kegiatan berkomunikasi denan cara memahami lambang-lambang bahasa yang tersirat dalam tulisan dengan tujuan untuk
memperoleh informasi dan memahami makna yang terkandung di dalamnya. Membaca bersifat reseptif yang berarti pembaca akan menerima informasi
atau pesan dari teks bacaan yang dibacanya. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Brooks dalam Tarigan, 2008, hlm. 4 yang mengemukakan bahwa „Menyimak
dan membaca mempunyai persamaan, kedua-duanya bersifat receptif, bersifat menerima.‟ Perbedaannya, menyimak merupakan kegiatan menerima pesan atau
informasi dari sumber lisan, sedangkan membaca menerima pesan atau informasi dari sumber tertulis. Pesan yang disampaikan oleh penulis ke pembaca itu
merupakan informasi yang dibutuhkan oleh pembaca.Untuk itu, pembaca harus mampu memahami makna lambang atau tulisan dalam teks yang berupa kata,
frase, kalimat, paragraf ataupun berupa wacana yang utuh. Jadi, kegiatan membaca merupakan proses mengubah lambang atau tulisan menjadi sesuatu
yang mempunyai makna.
2. Tujuan Membaca