Hubungan Antara Membaca Dengan Berbicara

3 Kosakata simakan yang terbatas akan berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman terhadap bahan bacaan. 4 Menyimak akan membantu anak untuk menangkap ide pokok yang disampaikan pembicara. Namun, bagi siswa kelas tinggi membaca lebih efektif daripada menyimak sesuatu yang mendadak untuk memahami informasi lebih terperinci.

b. Hubungan Antara Membaca Dengan Berbicara

Perkembangan kecakapan berbahasa lisan dan kesiapan baca sangat berkaitan erat, seperti halnya yang dikemukakan oleh Tarigan 2008, hlm. 8: beberapa proyek penelitian telah memperlihatkan adanya hubungan yang erat antara perkembangan kecakapan berbahasa lisan dan kesiapan membaca. Telaah-telaah tersebut memperlihatkan bahwa kemampuan- kemampuan umum berbahasa lisan turut melengkapi suatu latar belakang pengalaman yang menguntungkan serta keterampilan bagi pengajaran membaca. Kemampuan-kemampuan umum berbahasa lisan yang mencakup ujaran yang jelas dan lancar, kosakata yang luas dan beraneka ragam, penggunaan kalimat-kalimat lengkap, pendengaran yang tepat dan kemampuan menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang wajar dan logis akan sangat berpengaruh pada pembelajaran membaca. Apabila anak mempunyai kemampuan berbahasa lisan yang baik seperti yang telah diuraikan di atas, maka proses belajar membacanyapun akan berkembang dengan baik. Sebaliknya, apabila anak tidak bisa mengucapkan ujaran yang jelas dan lancar serta kosakata yang dikuasainya belum banyak. Maka, anak akan mengalami kesulitan dalam belajar membaca. Misalnya, anak yang pengucapan ujarannya kurang jelas dan lancar, maka saat membaca permulaan dengan teknik membaca nyaring, anak tersebut akan mengalami kesulitan, karena membaca nyaring melibatkan kemampuan melihat bacaan dan mengucapkannya secara nyaring. Begitupun dengan anak yang kosakatanya belum luas, maka saat belajar membaca permulaan, ia akan mengalami kesulitan dalam memahami makna teks bacaan yang dibaca. Tetapi pada saat tahap membaca pemahaman, dengan sering membaca, maka kemampuan berbicaranya akan meningkat, karena ia menguasai kosakata yang luas dan belajar merangkai kalimat efektif melalui membaca. Senada dengan pernyataan-pernyataan di atas, berikut ini dijelaskan hubungan-hubungan antara bidang kegiatan lisan dan membaca menurut Tarigan 2008, hlm. 5. 1 Performansi atau penampilan membaca berbeda sekali dengan kecakapan berbahasa lisan. 2 Pola-pola ujaran yang tuna-aksara mungkin mengganggu pelajaran membaca bagi anak-anak. 3 Kalau pada tahun-tahun awal sekolah, ujaran membantuk suatu dasar bagi pelajaran membaca, maka membaca bagi anak-anak kelas tinggi turut membantu meningkatkan bahasa lisan mereka. Misalnya, kesadaran linguistik mereka terhadap istilah-istilah baru, struktur kalimat yang baik dan efektif serta penggunaan kata-kata yang tepat. 4 Kosakata khusus mengenai bahan bacaan haruslah diajarkan secara langsung. Seandainya muncul kata-kata baru dalam buku bacaan siswa, maka sang guru hendaknya mendiskusikan dengan siswa agar mereka memahami maknanya sebelum mereka mulai membacanya. Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada saat anak masih di kelas rendah, kemampuan berbicara akan sangat menentukan kemampuannya dalam membaca. Sedangkan pada saat anak di kelas tinggi, kemampuan membaca anak, akan sangat bermanfaat dalam untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak.

c. Hubungan Antara Membaca Dengan Menulis