BAB IV DESKRIPSI LOKASI PRAKTIKUM
4.1. Latar Belakang Berdirinya SMAPUR
Realita bahwa masih banyak petani yang dilanggar dan terabaikan haknya , dan menjadi korban dari ebrbagai bentuk tidank kriminalisasi , eksploitasi , persalkuan salah , diskriminasi ,
bahkan tindakann-tindakan penyerobotan lahan yang selalu berhadapan dengan kekuasaan menunjukkan kurang memadainya perlindungan terhadap kaum tani. Padahal , petani belum
cukup mampu melindungi dirinya sendiri. Petani membutuhkan perlindyngan yang memadai dari lingkungannya masyarakat dan pemerintah.
Begitu juga halnya dengan kondisi pertanahan. Banyak praktek kehidupan social menempatkan kasus-kasus tanah sebagai objek yang patut mendapat perhatian khusus. Kasus –
kasus pertanahan acap kali lebih diberikan sepenuhnya penyelesaiannya dalam ruang-ruang persidangan dan mediasi ala BPN Badan pertanahan Nasional. Hanya jika konflik pertanahan
sudah memakan korban , barulah pemerintah mendapat desakan untuk menguntervensinya. Sesuatu yang sebenarnya harus dilihat secara substansial , bukan sekadar penyelesaian per kasus
saja. Karena jika demikian , akar persoalan sengketa tanah tidak akan pernah terjawab. Menyikapi realita tersebut , sejumlah aktivis mahasiswa , alumni , dan sejumlah pemuda
di medan tergerak untuk mencoba terjun langsung dan encoba mendampingi petani dalam upaya penyelesaian senketa lahan. Berbagai bangunan persatuan disusun untuk coba mengadvokasi
persengketaan lahan terutama persil IV yang saat itu menjadi topic berita hangat kala itu. Keputusan untuk mengadvokasi petani persil IV dusun Tungkusan kemudian secara serius
dibicarakan. Lahirlah ide melakukan pendekatan kepada masyarakat dengan motif PKL praktek
Universitas Sumatera Utara
kerja lapangan. PM2P UISU adalah wadah pertama yangdipakai untuk masuk dalam kehidupan masyarakat , dimulai dengan prkatek penanaman tanaman tercontohan , para aktivis tadi mulai
diterima masyarakat. Setelah PM2P UISU , kemudian lahirlah secara berturut-turut transformasi sebenarnya dari advokasi petani , mulai dari Gerakan Tani Persil IV GTP IV , Aksi Solidarias
Mahasiswa Untuk Petani ASMUNI dan beragam kesatuan aksi lainnya. Namun meski seluruh bangunan ini dirasa berkembang dengan baik , tapi radikalisasi petani hanya bersifat sektoral.
Akhirnya puncak radikalisasi adalah pembentukan SMAPUR Solidaritas Mahasiswa dan Pemuda Untuk Rakyat , yang merupakan penyatuan seluruh kekuatan kelompok tani yang
tanahnya dipersengketakan dengan PTPN II. SMAPUR lahir sebagai hasil dari rembuk akbar yang berujung pada ikrar perjuangan
tanah dari kelima dusun pada hari minggu tanggal 26 Agustus 2007 pukul 13.00WIB bertempat di Lapangan SD Negeri Dusun Tungkusan
4.3. Letak dan Kedudukan Lembaga Kantor Induk