Hak Milik Hak Guna Usaha HGU

2.3 Jenis – Jenis Hak Atas Tanah

30 Kemudian Pasal 16 UUPA hak atas tanah terbagi atas 7 Hukum Agraria Nasional membagi hak – hak atas tanah ke dalam dua bentuk: a . Hak primer, hak yang bersumber langsung pada hak Bangsa Indonesia, dapat dimiliki seorangbadan hukum Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai. b. Hak sekunder, hak yang tidak bersumber langsung dari Hak Bangsa Indonesia, sifat dan penikmatannya sementara Hak Gadai, Hak Usaha Bagi Hasil, Hak Menumpang, Hak Menyewa atas Pertanian. 31

2.3.1 Hak Milik

, yaitu: Hak milik adalah hak turun temurun ada selama pemilik hidup dan jika meninggal dunia, dapat dialihkan kepada ahli waris, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah, dengan mengingat ketentuan dalam Pasal 6 UUPA. Ada 3 hal dasar lahirnya hak milik atas tanah, yaitu: 1 Menurut hukum adat; 2 Karena ketentuan UU; 3 Karena penetapan Pemerintah pasal 22 UUPA. Hapus atau hilangnya hak milik atas tanah, adalah jika: 1 Menjadi tanah negara dapat terjadi karena: a. pencabutan hak, b. dilepaskan dengan sukarela, c. dicabut untuk kepentingan umum, d. tanah ditelantarkan, e. dialihkan kepada warga negara asing; 2 Tanahnya musnah.

2.3.2 Hak Guna Usaha HGU

30 Sumber : UU Pokok Agraria UU PA 31 ibid Universitas Sumatera Utara Hak guna usaha HGU adalah hak yang diberikan oleh negara kepada perusahaan pertanian, perusahaan perikanan, perusahaan peternakan dan perusahaan perkebunan untuk melakukan kegiatan usahanya di Indonesia. HGU diatur lebih dan dijabarkan lanjut di pasal 281, 2, 3 UUPA. Pemegang HGU adalah orang perorangan warga negara Indonesia tunggal atau badan hukum yang didirikan menurut ketentuan hukum negara Republik Indonesia Pasal 30 UUPA. HGU dapat beralih menurut Pasal 283 UUPA, yang kemudian dipertegas oleh PP No. 401996, khususnya Pasal 162, karena:1. jual beli; 2. tukar menukar; 3. penyertaan dalam modal; 4. hibah; 5. pewarisan. Hapusnya HGU menurut Pasal 34 UUPA dan Pasal 17 PP No. 401996 terjadi karena 7 sebab, yaitu: 1 Berakhirnya jangka waktu; 2 Tidak terpenuhi syarat pemegangnya; 3 Pencabutan hak; 4 Penyerahan suka rela; 5 Ditelantarkan; 6 Kemusnahan tanahnya; 7 Pemegang HGU tidak memenuhi syarat dan tidak melepaskannya kepada pihak yang memenuhi syarat.

2.3.3 Hak Guna Bangunan HGB

Dokumen yang terkait

Peranan Perempuan dalam Konflik Agraria (Studi Kasus Gerakan Petani Persil IV)

4 85 129

Petani dan Lahan (Studi Etnografi tentang Perjuangan Lahan yang Dilakukan oleh Masyarakat Dusun Anggrek Baru Desa Perkebunan Ramunia Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

4 35 117

PERGESERAN KETOPRAK DOR SEBAGAI SALAH SATU UPAYA DALAM MEMPERTAHANKAN INDENTITAS JAWA DELI DI DUSUN VII, DESA SEI MENCIRIM, KECAMATAN SUNGGAL, KABUPATEN DELI SERDANG.

1 5 32

Petani dan Lahan (Studi Etnografi tentang Perjuangan Lahan yang Dilakukan oleh Masyarakat Dusun Anggrek Baru Desa Perkebunan Ramunia Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

0 0 14

Petani dan Lahan (Studi Etnografi tentang Perjuangan Lahan yang Dilakukan oleh Masyarakat Dusun Anggrek Baru Desa Perkebunan Ramunia Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

0 0 1

Petani dan Lahan (Studi Etnografi tentang Perjuangan Lahan yang Dilakukan oleh Masyarakat Dusun Anggrek Baru Desa Perkebunan Ramunia Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

0 0 27

Petani dan Lahan (Studi Etnografi tentang Perjuangan Lahan yang Dilakukan oleh Masyarakat Dusun Anggrek Baru Desa Perkebunan Ramunia Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

0 0 17

Petani dan Lahan (Studi Etnografi tentang Perjuangan Lahan yang Dilakukan oleh Masyarakat Dusun Anggrek Baru Desa Perkebunan Ramunia Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

3 4 3

Petani dan Lahan (Studi Etnografi tentang Perjuangan Lahan yang Dilakukan oleh Masyarakat Dusun Anggrek Baru Desa Perkebunan Ramunia Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

0 0 1

Teologi Pembebasan dalam pemikiran asghar

0 0 18