Beberapa perjanjian khusus yang penting

8. Beberapa perjanjian khusus yang penting

a. Perjanjian jual beli Ini, adalah suatu perjanjian di mana pihak yang satu

menyanggupi akan menyerahkan hak milik atas sesuatu barang, se dang pihak lainnya menyanggupi akan membayar sejumlah uang sebagai harganya.

Untuk terjadinya perjanjian ini, cukup jika kedua belah pihak sudah mencapai persetujuan tendang barang dan harganya Si penjual mempunyai dua kewajiban pokok, yaitu pertama menyerahkan barangnya serta menjamin si pembeli dapat memiliki barang itu dengan tenteram, dan kedua bertanggung jawab terhadap cacad-cacad yang tersembunyi. Kewajiban si pembeli, membayar harga pada waktu dan di tempat yang telah ditentukan. Barang harus diserahkan pada waktu perjanjian jual beli ditutup dan di tempat barang itu berada. Menurut undang-undang, sejak saat ditutupnya perjanjian, "risiko" mengenai barangnya sudah beralih kepada si pembeli, artinya jika barang itu rusak hingga tak dapat diserahkan pada si pembeli, maka orang ini masih tetap harus membayar harganya. Sampai pada waktu penyerahan itu, si penjual harus merawat barangnya baik- baik. Jika si penjual melalaikan kewajibannya, misalnya pada waktu yang telah ditetapkan belum menyerahkan barangnya, maka mulai saat itu ia memikul risiko terhadap barang itu, dan dapat dituntut untuk memberikan kerugian. Barang-barang yang dijual atas dasar beratnya, jumlahnya atau ukurannya, mulai menjadi tanggungan si pembeli setelah barang-barang itu ditimbang, dihitung atau diukur. Karena baru mulai saat penimbangan, perhitungan atau pengukuran itu dianggap barang-barang itu disediakan untuk si pembeli. *)

Peraturan-peraturan tentang penyerahan (levering) dan risiko yang diterangkan di atas ini, berlaku jika pihak-pihak yang membuat perjanjian tidak membuat sendiri peraturan-peraturan tentang itu. Justru dalam hal jual beli ini dalam praktek banyak sekali dibuat peraturan-peraturan sendiri dalam kontrak-kontrak yang bertujuan menyimpang dari ketentuan-ketentuan undang-undang.

Apabila si penjual tidak menyerahkan barangnya pada waktu yang telah ditetapkan, si pembeli dapat menuntut penyerahan itu,

Dalam Surat Edarannya No. 3/1963 Mahkamah Agung menyatakan a.l. pasal 1460 yang mengatur perihal risiko dalam jual beli tidak berlaku lagi. Memang sebaiknya peralihan risiko itu dikaitkan pada pindahnya hak milik.

jika beralasan dengan tambahan pembayaran kerugian, atau ia dapat langsung menuntut pembayaran kerugian sebagai pengganti penyerahan barang, ataupun ia dapat menuntut pembatalan perjanjian, yang dapat disertai pula dengan pembayaran kerugian. Lain dari itu, ada kemungkinan tuntutan pembatalan atas dasar kekhilafan atau penipuan.

Apabila barang sudah diserahkan, si pembeli dapat menuntut si penjual untuk bertanggungjawab, jikalau ada seorang yang membantah hak milik si penjual atas barang yang telah dibelinya itu, atau jika ternyata ada cacad yang tersembunyi. Apabila si pembeli sampai terlibat dalam suatu perkara mengenai barang yang telah dibelinya itu, ia dapat meminta pada hakim supaya si penjual barang turut dipanggil di depan sidang pengadilan untuk turut membela hak Apabila barang sudah diserahkan, si pembeli dapat menuntut si penjual untuk bertanggungjawab, jikalau ada seorang yang membantah hak milik si penjual atas barang yang telah dibelinya itu, atau jika ternyata ada cacad yang tersembunyi. Apabila si pembeli sampai terlibat dalam suatu perkara mengenai barang yang telah dibelinya itu, ia dapat meminta pada hakim supaya si penjual barang turut dipanggil di depan sidang pengadilan untuk turut membela hak

Sebaliknya, jika si pembeli tidak membayar harga barang pada waktu yang ditentukan, si penjual dapat menuntut pembayaran itu, yang jika ada alasan dapat disertai dengan tuntutan kerugian ataupun ia dapat menuntut pembatalan perjanjian dengan pemberian kerugian juga. Barang yang belum dibayar itu dapat dimintanya kembali (recht van reclame) dan -sebagaimana telah diterangkan oleh undang-undang ia diberikan kedudukan sebagai penagih yang didahulukan terhadap hasil penjualan barang itu, yaitu jikalau telah dilakukan penyitaan atas kekayaan si pembeli.

Untuk menjamin hak-hak si penjual karena pandrecht tidak mungkin dilakukan (sebab barang harus segera dipakai oleh si pembeli), dalam praktek telah tercipta perjanjian yang dinamakan "huurkoop." Di sini dijanjikan bahwa harga barang dapat dicicil, barangnya seketika diserahkan pada si pembeli, tetapi hak milik (eigendom) atas barang itu baru akan berpindah pada si pembeli, apabila angsuran yang penghabisan telah dibayar lunas. Si pembeli tidak boleh menjual maupun menggadaikan barangnya, sebab itu belum menjadi miliknya, dan jika ia berbuat demikian ia dapat dituntut perihal "penggelapan."

Dalam perjanjian yang dinamakan "koop op afbetaling" hak milik (eigendom) sudah berpindah pada saat penyerahan barang kepada si pembeli, tetapi harganya boleh dicicil.

b. Perjanjian sewa-menyewa Ini adalah suatu perjanjian di mana pihak yang satu

menyanggupi akan menyerahkan suatu benda untuk dipakai selama suatu jangka waktu tertentu, sedangkan pihak lainnya menyanggupi akan membayar harga yang telah ditetapkan untuk pemakaian itu pada waktu-waktu yang ditentukan. Pihak penyewa memikul dua kewajiban pokok, yaitu :