Latar Belakang Masalah Hubungan Persepsi terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan Produktivitas.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan adalah suatu sistem yang terdiri dari komponen manusia, bahan- bahan mentah dan mesin-mesin. Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan harus mampu bertahan dan berkompetisi. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar mampu bertahan dalam persaingan yang ketat yaitu dengan meningkatnya produktivitas Multahada, 2008 Produktivitas merupakan faktor kesuksesan yang penting untuk semua organisasi. Perbaikan dalam produktivitas diketahui mempunyai pengaruh utama terhadap ekonomi dan fenomena sosial, misal pertumbuhan ekonomi dan standard hidup yang lebih baik. Selain itu, peningkatan produktivitas suatu industri ataupun perusahaan menunjukkan industri ataupun perusahaan tersebut bertahan dengan baik dalam Pritchard, 1998. Oleh karena itu, suatu perusahaan juga harus secara berkesinambungan memperbaiki produktivitas agar tetap memperoleh keuntungan dalam Kemppilä Lönnqvist, 2010. Herjanto 2003 mengemukakan produktivitas merupakan ukuran bagaimana baiknya suatu sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang Universitas Sumatera Utara diinginkan. Keberhasilan perusahaan sangatlah bergantung pada efektivitas pemanfaatan sumber daya yang dimilikinya, yaitu manusia, modal uang, bahan baku, mesin dan metode yang akhir-akhir ini lebih mengarah kepada perkembangan teknologi. Dari antara sumber-sumber daya tersebut, manusia merupakan penggerak utama organisasi, yang mampu melaksanakan pengorganisasian sumber daya yang lain, baik yang bersifat strategis maupun yang bersifat operasional dan taktis. Manusia yang memegang kendali dalam organisasi Hidayat, 2007. Akan tetapi, manusia bukanlah barang mati seperti halnya mesin atau fasilitas produksi lainnya. Manusia bukanlah mesin yang dapat kita atur dan programkan demikian saja. Dalam diri manusia akan dapat dijumpai variabel - baik yang nyata kelihatan atau tidak - yang mempengaruhi segala gerak kerja dan aktivitasnya. Manusia adalah ‘mesin’ yang dapat dengan mudah berubah-ubah kemauannya tanpa memberitahukannya terlebih dahulu. Untuk itu dalam mengelola sumber daya manusia yang ada dan dimiliki, maka pendekatan yang lebih bersifat manusia perlu diperhatikan benar-benar agar lebih bisa diharapkan adanya tingkat produktivitas yang lebih tinggi lagi Wignjosoebroto, 2008. Produktivitas dapat diukur secara objektif maupun subjektif. Produktivitas objektif diperoleh melalui perbandingan outputkeluaran dan inputmasukan. Sementara itu, produktivitas subjektif diperoleh melalui penilaian subjektif pribadi. Data produktivitas subjektif dikumpulkan melalui survei kuesioner. Data produktivitas subjektif dikumpulkan melalui karyawan, supervisorpengawas, klien, Universitas Sumatera Utara pelanggan ataupun supplierleveransir. Penilaian produktivitas subjektif dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Pengukuran secara langsung dilakukan dengan memberikan survei kuesioner berkaitan dengan produktivitas karyawan itu sendiri. Sementara itu, pengukuran secara tidak langsung dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor pengganti seperti kebiasaan kerja ataupun kepuasan kerja dalam Kemppilä Lönnqvist, 2010. Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah kesehatan kerja. Perusahaan perlu memelihara kesehatan para karyawan, dimana kesehatan disini menyangkut kesehatan fisik maupun mental. Program kesehatan kerja dapat dilakukan dengan penciptaan lingkungan kerja yang sehat yang menunjuk pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental atau emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Penciptaan lingkungan kerja yang sehat secara tidak langsung akan mempertahankan atau bahkan meningkatkan produksi Tulus, 1992. Program kesehatan kerja tidak terlepas dari program keselamatan kerja, karena dua program tersebut tercakup dalam pemeliharaan terhadap karyawan. Keselamatan dan kesehatan kerja mengandung nilai perlindungan tenaga kerja dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Dalam abad modern ini, tanpa disadari manusia hidup di tengah atau bersama bahaya. Berbagai alat dan teknologi buatan manusia di samping bermanfaat juga dapat menimbulkan bencana atau kecelakaan. Hal serupa juga terjadi di tempat kerja. Penggunaan mesin, alat kerja, material, dan Universitas Sumatera Utara proses produksi telah menjadi sumber bahaya yang dapat mencelakakan. Karena itulah aspek keselamatan telah menjadi tuntutan dan kebutuhan umum Ramli, 2010. Keselamatan kerja erat bersangkutan dengan peningkatan produksi dan produktivitas. Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja dan mesin yang produktif dan efisien dan bertalian dengan tingkat produksi dan produktivitas yang tinggi Suma’mur, 1989. Tenaga kerja merupakan aset organisasi yang sangat berharga dan merupakan unsur penting dalam proses produksi di samping unsur lainnya seperti material, mesin, dan lingkungan kerja. Karena itu tenaga kerja harus dijaga, dibina, dan dikembangkan untuk meningkatkan produktivitasnya Ramli, 2010. Program kesehatan dan keselamatan kerja K3 merupakan bagian dari suatu sistem suatu sistem program manajemen yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan preventif timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian Yusra, 2005. Kesehatan dan keselamatan kerja K3 merupakan hak asasi setiap tenaga kerja. Di era globalisasi dan pasar bebas Asean Free Trade Ageement AFTA dan World Trade Organization WTO serta Asia Pacific Ecomoic Community APEC yang akan berlaku tahun 2020, dan untuk memenangkan persaingan bebas ternyata Universitas Sumatera Utara kesehatan dan keselamatan kerja juga menjadi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh industri di Indonesia. Tujuan kesehatan dan keselamatan kerja K3 yaitu menciptakan kesehatan dan keselamatan kerja sehingga mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja Sutjana, 2006. Oleh karena itu, sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja harus dilakukan secara konsisten dalam rangka menjalankan usaha yang aman Rukhviyanti, 2008. Oleh karena itu, pemerintah kemudian mengeluarkan undang-undang Kesehatan dan Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970. Undang-undang ini memberikan perlindungan hukum kepada tenaga kerja yang bekerja agar tempat dan peralatan produksi senantiasa berada dalam keadaan selamat dan aman bagi mereka Silalahi Silalahi, 1985. Akan tetapi dalam kenyataannya angka kecelakaan kerja yang terjadi masih cukup tinggi. International Labor Organitation ILO memperkirakan setiap tahunnya lebih dari 2 juta orang meninggal akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Sekitar 160 juta orang menderita penyakit akibat kerja dan sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja per tahun di seluruh dunia dalam harian Sindo, 2010. Jumlah kecelakaan kerja yang terjadi di Sumatera Utara hingga Juni 2010 atau pada semester I tahun 2010 tercatat sebanyak 4.475 kasus. Kecelakaan kerja ini mengalami penurunan sekitar 111 kasus dibandingkan dengan kecelakaan kerja pada semester I tahun 2009 sebanyak 4.586 kasus dalam harian Starberita, 2010. Universitas Sumatera Utara Kecelakaan kerja tidak jarang mengakibatkan luka-luka, terjadinya kelainan tubuh, cacat, dan bahkan kematian. Oleh karena itu, tenaga kerja harus memperoleh perlindungan dari berbagai hal yang dapat menimpa dan mengganggu dirinya ketika bekerja Suma’mur, 1989. Hal ini disebabkan keberhasilan organisasi perusahaan dalam mencapai tujuan tidak terlepas dari peran karyawan. Karyawan bukan semata obyek dalam pencapaian tujuan organisasi, tetapi juga menjadi subyek atau pelaku. Mereka dapat menjadi perencana, dan pelaksana yang berperan aktif dalam mewujudkan tujuan organisasi perusahaan serta mempunyai pikiran, perasaan dan keinginan yang dapat mempengaruhi sikapnya terhadap pekerjaan Fathoni, 2006. Sejalan dengan itu, karyawan sebagai manusia juga mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap sesuatu. Hal ini dikarenakan manusia memiliki kesiapan internal diri individu yaitu pengetahuan, kepribadian, emosi, kebutuhanmotif, harapan dan kepercayaan serta pengaruh eksternal di luar diri individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya Azwar, 2002. Salah satu perusahaan yang menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja K3 adalah PT Ecogreen Oleochemicals. PT. Ecogreen Oleochemicals merupakan salah satu industri oleokimia yang mengolah bahan baku minyak inti kelapa sawitCPKO Crude Palm Kernel Oil menjadi produk-produk seperti asam lemak fatty acid, lemak alcohol fatty alcohol, dan gliserin glycerine. Universitas Sumatera Utara Sebagai perusahaan yang banyak berhubungan dengan bahan-bahan berbahaya bagi pekerjanya misalnya bahan bakar NG Natural Gas dan H2 sebagai bahan pendukung. Bahan-bahan tersebut berpotensi terbakar apabila tidak dikelola dengan hati-hati. Oleh karena itu, perusahaan menerapkan beberapa program keselamatan dan kesehatan kerja K3 untuk melindungi karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Program-program tersebut antara lain : safety lecture, alat perlindungan diri APD, tim tanggap darurat, pemantauan monitoring, pelatihan penggunaan alat pemadaman api ringan APAR, pembuatan simbol-simbol K3 di areal perusahaan, dan program kesehatan. Sesuai dengan pembahasan diatas, maka peneliti hendak mengetahui apakah terdapat hubungan positif antara persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja K3 dengan produktivitas.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh promosi jabatan dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN (Divisi Sumber Daya Manusia)

13 109 127

Analisis Pengaruh Kemampuan Individu dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening Pada Pegawai kependidikan Politeknik Negeri Lhokseumawe

2 101 146

Hubungan antara Persepsi terhadap Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan Employee Engagement

8 53 85

Pengaruh Motivasi Dan Pengalaman Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PTPN IV Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan

16 173 128

Pelaksanaan Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3) Dan Sistem Manajemen K3 (Smk3) Dalam Memberikan Perlindungan Dan Meningkatkan Produktivitas Pekerja (Studi Pada Pt.Telkom Divre I Sumatra Dan Pt.Coca-Cola Bottling Indonesia)

18 134 183

Pengaruh Reward dan Budaya Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Divisi Call Center pada PT Indosat Tbk Medan

2 94 119

Analisis Tingkat Penerapan Program Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Pengendalian Hazards dengan Pendekatan Risk Assessment pada PKS Torgamba PT. Perkebunan Nusantara III

5 84 153

Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Spesialisasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pada PT. Langkat Nusantara Kepong (Lnk)

36 477 117

EVALUASI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP EVALUASI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP PRODUKTIVITAS PEKERJA.

0 6 13

Hubungan antara Persepsi terhadap Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan Employee Engagement

1 1 7