LatarBelakang PerumusanMasalah Hipotesis PENDAHULUAN

2 carakromatografi lapis tipis KLT dan dipisahkan dengan KLT preparatif. Isolat yang diperoleh diidentifikasi dengan spektrofotometer UV dan IR.

1.2 PerumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah simplisia batang tanaman patah tulang dapat ditentukan karakteristiknya? 2. Apakah senyawa triterpenoid dari ekstrak n-heksan batang tanaman patah tulang dapat diisolasi dengan KLT preparatif? 3. Apakah senyawa triterpenoid hasil isolasi dapat diidentifikasi secara spektrofotometri UV dan spektrofotometri IR?

1.3 Hipotesis

Adapun perumusan masalah yang dibuat peneliti adalah: 1. Karakteristiksimplisiabatangtanaman patah tulang dapatditentukandenganmenggunakanprosedurkarakterisasi. 2. Senyawa triterpenoid dari ekstrak n-heksan batang tanaman patah tulang dapat diisolasi dengan KLT preparatif. 3. Hasil isolasi senyawa triterpenoiddapat diidentifikasi secara spektrofotometri UV dan spektrofotometri IR. 3

1.4 TujuanPenelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui karakteristik simplisiabatangtanaman patah tulang. 2. Mengisolasisenyawatriterpenoid yang terdapatdalam ekstrak n-heksan batang tanaman patah tulang. 3. Mengidentifikasi senyawa triterpenoidhasilisolasisecaraspektrofotometri UV danspektrofotometri IR.

1.5 ManfaatPenelitian

Manfaatpenelitianiniadalahuntukmenambahinformasitentangkarakteristiksi mplisia, golongansenyawatriterpenoid isolathasilisolasidariekstrakn- heksanbatang tanaman patah tulang. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan

2.1.1 Habitat

Tanaman patah tulang merupakan salah satu dari 8000 tumbuhan yang berasal dari suku Euphorbiaceae.Tanaman patah tulang merupakan tanaman yang hidup di daerah tropis, menyukai tempat terbuka dan banyak sinar matahari langsung.Tanaman patah tulang di Indonesia biasanya banyak ditanam di halaman rumah, di pot atau sebagai tanaman pagar Setiorini dkk., 2014.

2.1.2 Morfologi tumbuhan

Tanaman patah tulang berbentuk perdu yang tumbuh tegak, mempunyai tinggi 2-6 meter dengan pangkal berkayu, bercabang bayak, dan bergetah seperti susu yang bersifat toksik terhadap kulit, mata, dan beberapa serangga. Patah tulang mempunyai ranting yang bulat silindris berbentuk pensil, beralur halus membujur dan berwarna hijau. Ranting patah tulang setelah tumbuh sekitar satu jengkal akan segera bercabang dua yang letaknya melintang demikian seterusnya, sehingga tampak seperti percabangan yang terpatah-patah Dalimartha, 2007. Tanaman patah tulang mempunyai daun yang jarang yang terdapat pada ujung ranting yang masih muda, kecil-kecil, dan bentuknya lanset, panjang 7-25 mm, dan cepat rontok.Patah tulang memiliki buah dan bunga, tetapi di Indonesia tanaman patah tulang jarang memiliki bunga dan buah, karena penyinaran dan faktor tanah yang berbeda Setiorini dkk., 2014.