28 dengan pelarut metanol, diuapkan dan kristal yang terbentuk direkristalisasi
dengan metanol dingin.
3.9 Uji Kemurnian Isolat 3.9.1 Uji kemurnian isolat dengan KLT satu arah
Terhadap isolat dilakukan uji kemurnian dengan KLT satu arah menggunakan fase diam plat pra lapis silika gel 60 F
254,
fase gerak n-heksan- etilasetat 80:20 perbandingan yang memberikan pemisahan terbaik dan sebagai
penampak bercak digunakan pereaksi LB. Cara kerja:
Isolat ditotolkan pada plat pra lapis silika gel 60 F
254
yang sebelumnya telah diaktifkan, kemudian dimasukkan ke dalam bejana kromatografi yang telah
jenuh dengan uap pengembang dan ditutup rapat. Sesudah elusi selesai plat dikeluarkan dari bejana kromatografi dan dikeringkan di udara, kemudian plat
disemprot dengan larutan penampak bercak LB. Warna bercak yang terjadi diamati dan dihitung harga Rf-nya..
3.9.2 Uji kemurnian isolat dengan KLT dua arah
Terhadap isolat dilakukan uji kemurnian dengan KLT dua arah menggunakan fase diam plat pra lapis silika gel 60 F
254
, fase gerak pertama n- heksan-etilasetat 80:20, fase gerak kedua toluen-etilasetat 90:10, dan sebagai
penampak bercak digunakan pereaksi LB. Cara kerja:
29 Isolat ditotolkan pada plat pra lapis silika gel 60 F
254
yang sebelumnya telah diaktifkan, kemudian dimasukkan ke dalam bejana kromatografi yang telah jenuh
uap pengembang pertama dan ditutup rapat. Sesudah elusi selesai plat dikeluarkan dari bejana kromatografi, lalu diputar 90
o
dimasukkan ke dalam bejana kromatografi yang telah jenuh uap pengembang kedua dan ditutup rapat. Setelah
selesai elusi plat dikeluarkan dan dikeringkan di udara, kemudian plat disemprot dengan penampak bercak pereaksi LB. Warna bercak yang terjadi diamati dan
dihitung harga Rf-nya.
3.10 Karakterisasi Isolat
Karakterisasi senyawa triterpenoid hasil isolasi dilakukan dengan spektrofotometri ultraviolet UV dan spektrofotometri inframerah IR.
3.10.1 Karakterisasi isolat dengan spektrofotometri ultraviolet
Karakterisasi isolat dengan spektrofotometri ultraviolet dilakukan dengan cara melarutkan senyawa hasil isolasi dengan metanol kemudian diukur
absorbansinya pada panjang gelombang 200-400 nm.
3.10.2 Karakterisasi isolat dengan spektrofotometri inframerah
Karakterisasi isolat dengan spektrofotometi inframerah dilakukan dengan cara mencampur isolat dengan kalium bromida menggunakan alat mixture
vibrator, kemudian dicetak menjadi pelet dan dimasukkan kedalam alat spektrofotometer inframerah lalu diukur spektrum inframerah pada bilangan
gelombang 4500-500 cm
-1
.