34 Hasil spektrofotometri inframerah terhadap isolat menunjukkan pita
serapan yang melebar pada bilangan gelombang 3429,43 cm
-1
menunjukkan adanya gugus –OH, bilangan gelombang 2935,66 cm
-1
menunjukkan adanya gugus C-H alifatik. Bilangan gelombang pada 1720,50 cm
-1
merupakan serapan dari C=O dari ketondan pita serapan C-O pada bilangan gelombang 1056,99 cm
-1
. Bilangan gelombang gelombang 1620,21 cm
-1
menunjukkan adanya gugus C=C. Serapan pada bilangan gelombang 1458,18 cm
-
menunjukkan adanya CH
2
subscript dan pita serapan pada bilangan gelombang 1377,17 cm
-1
merupakan serapan dari C-H tekuk dari gugus geminal dimetil yang merupakan ciri khas
senyawa triterpenoid Ganjar dan Rohman, 2012; Dachriyanus, 2004; Sastrohamidjojo, 1985
35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a. Hasil karakterisasi simplisia batang tanaman patah tulang diperoleh kadar air
5,97, kadar sari yang larut dalam air 12,22, kadar sari yang larut dalam etanol 17,37, kadar abu total 3,21 dan kadar abu yang tidak larut asam 0,78.
b. Golongan senyawa kimia simplisia batang tanaman patah tulang adalah, alkaloid,
flavonoid, tanin dan triterpensteroid. c.
Hasil pengukuran spektrum secara spektrofotometri UV isolat memberikan absorbsi maksimum pada panjang gelombang 202,60 nm. Hasil pengukuran
spektrofotometri inframerah menunjukkan adanya gugus C-O, C=O, -CH
2
,-CH
3
, C-H alifatis dan -OH.
5.2 Saran
Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk elusidasi struktur dari senyawa triterpenoid yang terdapat dalam ekstrak n-heksan ranting tanaman patah
tulang.
36 DAFTAR PUSTAKA
Aksara, R.,Musa W., J.,A., La Alio. 2013. Identifikasi Senyawa Alkaloid dari Ekstrak Metanol Kulit Mangga Mangifera indica L.. Gorontalo:
Universitas Negeri Gorontalo. Halaman 4. Aldhani, E. 2014. Penapisan Kandungan Fitokimia pada Buah Labu Kuning.
Bogor. Institut Pertanian Bogor. Halaman 4. Dachriyanus.2004. Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi.
Padang: Andalas University Press. Halaman 1-18, 21-37. Dalimartha, S. 2003.Atlas tanaman obat Indonesia. Jilid I. Jakarta: Trubus
Agriwidya.Halaman 130-132. Dalimartha, S. 2007.Atlas tanaman obat Indonesia. Puspa swara. Jakarta.Hal
149. Depkes RI. 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Halaman 300-304, 306. Depkes RI. 1986.Cara Pengelolaan Simplisia yang Baik. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pengawas Obat dan Makanan. Halaman 3-4. Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI. Halaman 1-11. Farnsworth, N. R. 1966. Biological and Phytochemical Screening of
Plant.Journal of Pharmaceutical Sciences.553. Halaman 262-263. Gritter, R.J., Bobbit, J.M., dan Schwarting, A.E. 1985.Introduction to
Cromatography. Penerjemah: Kokasih Padmawinata 1991 .Pengantar Kromatografi.Edisi 2. Bandung: ITB. Hal.107-146.
Gandjar, I.G., dan Rohman, A., 2012. Analisis Obat Secara Spektrofotometri dan Kromatografi.Yogyakarta. Pustaka Pengajar. Hal. 59-118, 155-243,
284-226, 329-359.