Standar Mutu BahanProduk Bahan yang Digunakan

2.4. Daerah Pemasaran

Pemasaran merupakan kegiatan manusia yang diusahakan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia melalui proses pertukaran, dimana perusahaan mendapatkan kembali apa yang dibutuhkannya untuk dapat hidup terus yakni penghasilan dan sumber daya. Produk yang dihasilkan di pabrik ini berupa paku, kawat licn dan akwat duri. Produk tersebut diproduksi dan dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan lokal dalam negeri, seperti wilayah di sekitar Pulau Sumatera Medan, Palembang dan Pulau Jawa, dsb.

2.5. Proses Produksi

2.5.1. Standar Mutu BahanProduk

PT. Intan Suar Kartika memproduksi berbagai jenis paku dengan ukuran yang beragam yang diproduksi sesuai dengan standar mutu tertentu. Spesifikasi ukuran paku PT. Intan Suar Kartika terlihat pada Tabel 2.1. berikut. Tabel 2.1. Spesifikasi Ukuran Paku No. Size mm Diameter Kawat Panjang Paku Diameter Topi Tebal Paku Kepala Paku Kepala Standar Toleransi Standar Toleransi Standar Toleransi Topi mm mm mm mm mm mm mm 1 1,65 x 25,40 1.65 1.63-1.7 25.40 24.40-26.40 4.00 3.50-4.25 0.50 2 1,82 x 31,75 1.82 1.8-1.87 31.75 30.75-32.75 4.50 4.00-4.75 0.50 3 2,10 x 38,10 2.10 2.08-2.15 38.10 37.10-39.10 5.00 4.50-5.25 0.50 4 2,87 x50,80 2.87 2.85-2.92 50.80 49.30-52.30 6.75 6.25-7.00 0.70 5 3,05 x 50,80 3.05 3.03-3.1 50.80 49.30-52.30 7.70 7.20-7.90 0.70 6 3,05 x 63,50 3.05 3.03-3.1 63.50 62.50-65.00 7.70 7.20-7.90 0.70 7 3,40 x 63,50 3.40 3.38-3.45 63.50 62.50-65.00 8.20 7.70-8.40 0.70 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Spesifikasi Ukuran Paku Lanjutan No. Size mm Diameter Kawat Panjang Paku Diameter Topi Tebal Paku Kepala Paku Kepala Standar Toleransi Standar Toleransi Standar Toleransi Topi mm mm mm mm mm mm mm 8 3,40 x 76,20 3.40 3.38-3.45 76.20 74.20-78.20 8.20 7.70-8.40 0.70 9 3,76 x 88,90 3.76 3.74-3.81 88.90 86.90-90.90 9.20 8.70-9.40 0.70 10 4,10 x 76,20 4.10 4.08-4.15 76.20 74.20-78.20 10.00 9.00-10.20 1.00 11 4,10 x 101,60 4.10 4.08-4.15 101.60 99.60-103.60 10.00 9.00-10.20 1.00 12 4,50 x 88,90 4.50 4.48-4.55 88.90 86.90-90.90 11.00 10.00-11.50 1.00 13 5,15 x 101,60 5.15 5.13-5.2 101.60 99.60-103.60 12.00 11.00-12.50 1.00 14 5,15 x 127,00 5.15 5.13-5.2 127.00 125.00- 129.00 12.00 11.00-12.50 1.00 15 5,15 x 127,00 5.15 5.13-5.2 127.00 125.00- 129.00 13.00 12.00-13.50 1.00 16 5,58 x 152,40 5.58 5.56-5.63 152.40 150.40- 154.40 13.00 12.00-13.50 1.00 Sumber : PT. Intan Suar Kartika

2.5.2. Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan oleh PT. Intan Suar Kartika untuk membuat paku terbagi atas bahan baku, bahan penolong dan juga bahan tambahan. a. Bahan Baku Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan untuk menghasilkan sebuah produk dalam proses produksi dan memiliki persentase yang relatif besar dalam produk dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya. Bahan baku yang digunakan oleh PT. Intan Suar Kartika adalah wirerod. Berikut ini adalah gambar dari bahan baku yang digunakan dalam proses produksi, yaitu wirerod. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1. Wirerod Wirerod merupakan gulungan kawat baja dengan kadar karbon 0,25 , dengan diameter wirerod 5,5 mm. Wirerod digulung dalam bentuk bundelan- bundelan coils dengan berat 1500 kg. Wirerod diperoleh dari Malaysia, Singapura, Amerika, India dan Rusia. b. Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi, yang sifatnya hanya membantu atau mendukung kelangsungan proses produksi untuk mendapatkan produk yang diinginkan dan bahan ini tidak termasuk dalam produk akhir. Bahan penolong yang digunakan oleh PT. Intan Suar Kartika terdiri dari: 1. HCl, digunakan untuk menghilangkan sisa karat. Kebutuhan HCl dalam pabrik berasal dari pemasok. 2. H 2 SO 4 , digunakan untuk menghilangkan asam pada wirerod pH=2,6. Kebutuhan H 2 SO 4 dalam pabrik berasal dari pemasok. 3. Air H 2 O, digunakan untuk pencucian wirerod dan bahan pendingin mesin tarik kawat pH=7. Kebutuhan air dalam pabrik dipenuhi dari sungai Deli. Universitas Sumatera Utara 4. Kapur tohor CaCO 3 , digunakan untuk melunakkan dan melicinkan wire rod pH= 9. Kebutuhan kapur tohor dalam pabrik berasal dari pemasok. 5. Sekam padi, digunakan untuk polish paku. Pasokan sekam padi diantar langsung oleh masyarakat sekitar. 6. Parafin zat lilin, digunakan untuk melapisi paku agar tidak cepat berkarat. Kebutuhan parafin dalam pabrik berasal dari pemasok. 7. Tepung campuran kaolin dan kalsium, digunakan untuk memperlicin permukaan kawat pada proses tarik kawat agar kawat tidak mudah putus dan menjaga agar die mata logam penarik kawat, tidak langsung bersentuhan dengan kawat. Kebutuhan tepung dalam pabrik berasal dari pemasok. 8. CaOH 2 , digunakan untuk menetralisir wirerod agar tidak terjadi proses oksidasi. Kebutuhan CaOH 2 dalam pabrik berasal dari pemasok. c. Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan untuk mempermudah proses dan meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan dan bahan ini termasuk dalam produk akhir. Bahan tambahan yang ditambahkan kepada produk sehingga menghasilkan suatu produk akhir yang siap untuk dipasarkan, dapat berupa kemasan ataupun aksesoris. Bahan tambahan yang digunakan oleh PT. Intan Suar Kartika antara lain: 1. Kotak paku, digunakan sebagai tempat untuk mengemas paku sebelum dijual ke konsumen. 2. Band tape, digunakan untuk mengikat kotak paku yang telah berisi paku. Universitas Sumatera Utara 3. Label, digunakan untuk menandai jenis dan ukuran kawat yang telah diproduksi. 4. Steples, digunakan untuk merekatkan kotak paku. 5. Strapping band, digunakan sebagai segel kotak-kotak paku. 6. Plastik, digunakan untuk tempat pengemasan kawat licin dan kawat duri. 2.5.3. Uraian Proses Produksi Secara umum proses produksi pada PT. Intan Suar Kartika adalah: 1. Proses Pencucian Wirerod Proses pencucian wirerod di PT. Intan Suar Kartika menggunakan pickling acid Boxes, yaitu sederetan bak yang terdiri dari tiga buah bak yang dipakai untuk membersihkan atau mencuci wirerod dari kotoran berupa lapisan karat, minyak dan debu. Bak-bak ini masing-masing berisi asam sulfat, air dan larutan kapur tohor CaOH 2 . Wirerod diangkut satu persatu dari bak yang satu ke bak lainnya dengan mempergunakan alat hoist crane. Wirerod dalam bentuk gulungan besar dimasukkan ke dalam bak yang berisi asam sulfat agar bersih dari karat dan kotoran lainnya. Perendaman dilakukan lebih kurang 1 menit, kemudian dimasukkan ke dalam bak berikutnya yang berisi air untuk dicuci dan dibilas agar bersih dari sisa asam yang masih melekat. Perendaman dilakukan lebih kurang 5 menit. Kemudian dilanjutkan ke bak berikutnya lagi yang berisi larutan kapur tohor dan dipasang pemanas gas untuk memanaskan campuran serta kipas pengaduk untuk memutar larutan kapur agar tidak mengendap. Universitas Sumatera Utara Panas campuran diatur sekitar 80 O C selama 5 menit, untuk menetralisir wirerod agar tidak terjadi proses oksidasi yang dapat menyebabkan pelapukan dan perkaratan logam. Karat dihilangkan dengan cara acid pickling, dimana karat pada besi akan larut dalam asam, dan besi juga akan larut sehingga permukaan menjadi kasar. Larutnya karat dalam asam tidak menimbulkan hidrogen. Hidrogen yang berkontaminasi dengan besi akan menyebabkan besi menjadi rapuh sehingga untuk mencegah hal tersebut, maka wirerod perlu direndam dalam kapur tohor. Kawat yang telah bebas dari karat dikeringkan dalam bak dryer dengan cara mengalirkan udara panas ke dalam bak dengan menggunakan 2 buah blower. Panas pengeringan diatur sekitar 150 O C selama 20 sampai 40 menit, tergantung pada halus kasarnya kawat yang dikeringkan. 2. Proses Tarik Kawat Dari dryer, wirerod kemudian diangkut dengan menggunakan lory ke stasiun tarik kawat drawing machine. Drawing machine merupakan sederetan mesin khusus yang digunakan untuk penarikan wirerod menjadi kawat dengan ukuran diameter tertentu sesuai dengan yang diharapkan. Pada mesin ini dilengkapi dengan dies box yang terdiri dari dua buah dies berbentuk cincin dengan ukuran diameter yang berbeda. Diameter tempat masuknya kawat lebih besar dari diameter untuk keluar. Sehingga dengan adanya perbedaan diameter yang semakin kecil, akhirnya didapat kawat dengan ukuran yang dikehendaki. Universitas Sumatera Utara Wirerod gulungan dimasukkan ke dalam keranjang besi dimana keranjang ini berada di atas piringan besi yang dapat berputar. Ujung wirerod dipasang pada drawing machine dan mulailah proses tarik kawat. Setiap melewati dies box pada tiap mesin yang telah diberi tepung sirip, diameter kawat akan berkurang secara bertahap. Misalnya untuk menghasilkan kawat diameter 3,76 mm, maka wirerod diameter 5,5 mm akan berkurang secara bertahap pada dies kedua menjadi 5 mm, kemudian 4,27 mm, sampai akhirnya menjadi 3,76 mm. Bila dalam proses penarikan terjadi pemutudan kawat, maka dilakukan penyambungan dengan menggunakan welder sejenis alat las listrik. Kualitas kawat yang mengalami penyambungan sama dengan kualitas kawat yang tidak disambung. Kawat yang dihasilkan setelah melewati proses drawing machine disebut bahan setengah jadi. Dari proses tersebut, kawat dibawa ke tempat pembuatan paku. 2.5.3.1.Proses Pembuatan Paku Proses yang paling utama pada PT. Intan Suar Kartika adalah pembuatan paku lokal. Sebagian besar kawat digunakan untuk menghasilkan produk ini. Proses yang terjadi berupa: 1. Proses pembentukan kawat menjadi paku Pada proses ini, paku akan dicetak atau dibentuk dengan mesin khusus pengubah kawat menjadi paku dengan ukuran tertentu. Mesin pembuat paku ini bekerja secara otomatis, artinya kawat yang dimasukkan ke dalam mesin ini dan keluarnya dalam bentuk paku. Universitas Sumatera Utara Kawat gulungan yang berasal dari drawing machine dimasukkan dalam keranjang besi yang terletak diatas piringan besi yang dapat berputar. Ujung kawat dipasang pada working tools mesin yaitu wire feeding rollers atau chucks atau penarik kawat untuk menghasilkan panjang tertentu. Kemudian kawat masuk ke nail box yang membentuk leher paku lalu die grip menjepit kawat, sementara itu martil memukul kawat sehingga terbentuk kepala paku. Selanjutnya cutter membentuk ujung runcing dari paku dan memotongnya. Paku yang terbentuk ditampung dalam kotak aluminium untuk dibawa ke stasiun kerja berikut untuk proses selanjutnya. Pada nails making machine atau mesin pembuat paku, terdapat empat working tools yang sangat mempengaruhi mutu paku, yaitu feeding rollers chucks, die grip, punch dan cutter. Keempat working tools ini disusun sedemikian rupa sesuai dengan jenis paku yang akan dibuat agar sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Ukuran dari setiap working tools bervariasi sesuai dengan tipe mesin pembuat paku. Paku yang rusak berat dibawa ke tempat penumpukan, sedangkan paku dengan kualitas yang baik dibawa ke mesin polish paku untuk mengkilatkan paku. 2. Proses Polish Mesin polish dipakai untuk mengilapkan paku yang telah selesai dikerjakan dimesin paku dan untuk menanggalkan sayap-sayap yang terdapat pada ujung runcing paku. Mesin polish terdiri dari tong polish persegi delapan, motor Universitas Sumatera Utara penggerak dan tutup jaring. Paku dimasukkan ke dalam tong polish lalu dicampur dengan sekam padi. Dengan alat angkut hoist crane, tong polish yang telah ditutup rapat dipasangkan pada poros motor penggerak dan diputar selama 30 menit. Setelah itu tutup tong polish ditukar dengan tutup jaring, gunanya untuk mengeluarkan sekam padi sehingga yang tertinggal hanya paku yang sudah bersih. Paku-paku yang telah selesai dipolis kemudian dipindahkan ke bagian tiup untuk membersihkan paku-paku dari abu dan debu sisa polish. Dari mesin tiup langsung dikirim ke bagian pencurahan untuk dicurahkan sesuai dengan berat dan ukurannya. Kemudian ditimbang dan dilanjutkan ke tempat packing. 3. Proses Pengepakan Paku Kemudian paku diangkut dengan lori ke bagian pengepakan. Paku-paku tadi dituang ke dalam sebuah bak khusus yang selanjutnya sedikit demi sedikit jatuh ke atas mesin magnetik conveyor ban berjalan dengan magnet yang bergerak ke atas tempat timbangan berada. Pada saat penimbangan paku, dari arah yang berlawanan conveyor membawa kotak-kotak kosong yang nantinya terisi setelah paku yang telah ditimbang di bagian atas berjatuhan. Sesudah kotak-kotak tadi terisi paku, kemudian conveyor membawanya ke timbangan kedua. Pada timbangan kedua diperiksa oleh satu operator apakah telah sesuai dengan berat yang diinginkan, jika berlebih akan dikurangi dan jika kurang akan ditambah. Setelah itu, kotak-kotak paku yang telah selesai pada penimbangan kedua diberikan band tape dan kemudian dilem listrik sehingga Universitas Sumatera Utara bersih dan kuat. Untuk sementara kotak-kotak itu diletakkan diatas rak-rak papan yang selanjutnya diangkut ke gudang dengan forklift. Selain itu, pada PT. Intan Suar Kartika juga terdapat pembuatan paku seng, yang memerlukan dua jenis bahan yang digunakan yaitu: kepala paku dan batang kawat untuk menyanggah kepala paku. Proses yang terjadi berupa: 1. Pembuatan kepala paku seng Untuk membuat kepala paku seng diperlukan bahan plat baja dengan ukuran tertentu sehingga dapat sesuai dengan spesifikasinya. Plat baja tersebut terlebih dahulu dibentuk menjadi kepala paku seng dengan menggunakan mesin press. Dalam mesin ini, plat baja tersebut dipotong dan dibentuk menjadi berbentuk payung yang nantinya akan dipindahkan ke bagian perakitan untuk kembali diproses. 2. Perakitan kepala paku dan kawat hasil penarikan Dari proses tarik kawat, kawat dibawa ke mesin perakitan untuk dibentuk dengan menggunakan lory. Setelah itu kawat dan kepala paku seng yang telah dibentuk sebelumnya kemudian dibawa ke mesin clamping secara manual untuk dirakit menjadi paku seng. Paku seng yang dihasilkan kemudian dibawa ke bagian krom untuk dilapisi dan dibersihkan kembali. 3. Proses pelapisan krom pada paku seng Setelah paku seng dirakit, proses berikutnya yang dilakukan adalah melapisi produk dengan lapisan krom agar tidak cepat mengalami korosi. Paku seng Universitas Sumatera Utara dimasukkan ke dalam tempat pencucian dan kemudian dipindahkan ke dalam larutan berisi krom selama beberapa menit. Setelah itu paku seng diangkat dan didinginkan sampai kering. 4. Proses pengepakan paku seng Dari proses pelapisan, paku seng kemudian dibawa ke tempat pencurahan untuk untuk ditimbang dalam kotak sesuai ukuran. Produk yang telah selesai kemudian dibawa ke gudang produk. 2.5.3.2.Proses Pembuatan Kawat Licin Kawat hasil penarikan juga dibawa ke bagian pembuatan kawat licin untuk diproses. Proses yang terjadi dalam pembuatan kawat licin berupa: 1. Pembuatan kawat licin Setelah melalui proses tarik kawat, kemudian kawat dibawa dengan hoistcrane ke mesin gulung menjadi gulungan dan ditarik ke mesin annealing untuk dipanaskan di bak pemanasan dengan suhu 400-600 O C. Setelah itu didinginkan dengan dialirkan ke bak air, dan dialirkan ke bak HCl dengan mesin gulung kawat untuk dibersihkan dari karat, kemudian dialirkan ke bak air untuk dibersihkan dari sisa asam dan langsung ditarik ke bak amonia untuk pelapisan anti karat, selanjutnya ditarik ke dapur listrik untuk dilapisi dengan timah putih, dan ditarik ke bak air untuk didinginkan. Setelah itu, ditarik ke tempat penggulungan untuk memperoleh kawat licin yang sesuai. Universitas Sumatera Utara 2. Proses pembungkusan Kawat licin yang diperoleh langsung dibawa ke tempat pembungkusan untuk dilabel sesuai ukurannya dengan kawat pengikat yang diambil dari sisa-sisa scrap. Kemudian dibawa ke tempat penyimpanan di gudang produk jadi. 2.5.3.3.Proses Pembuatan Kawat Duri Untuk kawat berduri, bahan yang digunakan merupakan kawat licin yang diperoleh dari proses gulung kawat. Proses yang terjadi berupa: 1. Pembuatan kawat duri Kawat hasil proses gulung dibawa ke tempat penjalinan untuk dijalin dan digulung menjadi gulungan kawat duri dengan menggunakan mesin penyambungan kawat. Sehingga ada dua jenis kawat yang digabungkan dalam satu mesin. Satu jenis kawat dijadikan sebagai duri dan kawat lainnya dijadikan tempat pemasangan duri tersebut. 2. Proses pembungkusan Kawat duri hasil proses rakit tersebut kemudian diberi label dengan kawat pengikat sesuai ukurannya dan disimpan di gudang produk jadi. Universitas Sumatera Utara

2.6. Mesin dan Peralatan