Kinerja yang baik tentu saja merupakan harapan bagi semua perusahaan dan institusi yang mempekerjakan karyawan, sebab kinerja karyawan ini pada
akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Standar dalam penilaian kinerja prestasi kerja mencakup :
a. Kuantitas jumlah yang harus diselesaikan b. Kualitas mutu yang dihasilkan
c. Ketepatan waktu kerja sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan
3.7. Hubungan QWL dengan Motivasi Kerja
QWL berperan dalam meningkatkan kinerja, menurunkan tingkat inflasi, merupakan salah satu penerapan demokrasi industrial, dan meminimalkan
pemogokan kerja. Tujuan mendasar dari penerapan QWL adalah mengembangkan pekerjan dan kondisi kerja terbaik bagi karyawan dan kesehatan ekonomi
organisasi. QWL merupakan dimensi yang krusial dari kinerja karyawan, karena terbukti berpengaruh penting terhadap kinerja karyawan Beh danRose, 2007.
3.8. Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja
Meningkatnya kinerja karyawan dapat disebabkan oleh peningkatan motivasi karyawan tersebut. Motivasi penting karena dapat menyalurkan dan
mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Karyawan dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya oleh
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan akan materi faktor hygiene, tetapi juga kebutuhan terhadap pencapaian pekerjaan yang berarti faktor motivator.
3.9. Kuesioner
Kuesioner merupakan alat pengumpul data yang lazim digunakan dalam penelitian survei, yang berupa sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab
secara tertulis pula oleh responden. Langkah – langkah dalam penyusunan kuisoner adalah :
1. Tahap Persiapan, yaitu :
a. Merumuskan maksud dan tujuan penelitian
b. Menyusun pertanyaan kuesioner dengan rincian aspeek yang berhubungan.
c. Kuesioner dikonsultasikan dengan ahli dalam bidang yang diteliti.
d. Susunlah petunjuk pengisian kuesioner dalam memandu responden.
2. Tahap Uji Coba Kuesioner yang bertujuan untuk :
a. Memeriksa kemungkinan terdapat pertanyaan yang kurang jelas bagi
responden. b.
Memeriksa kemungkinan terdapat kata – kata asing yang tidak dimengerti oleh responden.
c. Memeriksa kemungkinan terdapat pertanyaan yang tidak relevan dengan
tujuan penelitian. d.
Memeriksa kemungkinan terdapat pertanyaan yang terlalu dangkal dalam mengungkapkan masalah.
3. Penyebaran kuesioner
4. Tindak lanjut kuesioner yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Penanggulangan masalah angket yang belum kembali dengan memberikan
surat susulan kepada responden. b.
Pengecekan terhadap jawaban kuesioner untuk mengetahui konsistensi jawaban terhadap pertanyaan sebelumnya.
3.10. Uji Validitas
Validitas atau tingkat ketepatan adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak
diungkapkannya. Dari sudut instrumen, pengukuran adalah kemampuan instrumen penelitian untuk mengukur apa yang hendak diukur secara tepat dan benar.
Validitas bisa juga dikatakan sebagai suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevaliditan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid
dan sahih mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid dan kurang sahih berarti memiliki validitas yang rendah.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkannya dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara
tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data terkumpul dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
Jenis analisa yang dipakai untuk uji validitas yang umum digunakan adalah Korelasi Product Moment, korelasi ini banyak digunakan untuk ukuran
sampel yang relatif besar, sehingga bisa didekati dengan distribusi normal.
[ ]
[ ]
2 2
2 2
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
− −
− =
Y Y
N X
X N
Y X
XY N
r
xy
Universitas Sumatera Utara
3.11. Uji Reliabilitas