2.3. Kelelahan Kerja 2.3.1. Definisi Kelelahan Kerja
Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Istilah kelelahan
biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta
ketahanan tubuh Tarwaka dkk, 2004. Kelelahan adalah rasa capek yang tidak hilang waktu istirahat Spirita, 2004. Istilah kelelahan mengarah pada kondisi melemahnya
tenaga untuk melakukan suatu kegiatan Budiono dkk, 2000. Kelelahan akibat kerja seringkali diartikan sebagai proses menurunnya efisiensi, performans kerja dan
berkurangnya kekuatanketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan.
2.3.2. Konsep Kelelahan
Kontraksi otot rangka yang lama dan kuat, dimana proses metabolisme tidak mampu lagi meneruskan supply energi yang dibutuhkan serta membuang sisa
metabolisme, khususnya asam laktat. Jika asam laktat yang banyak terkumpul, otot akan kehilangan kemampuannya. Terbatasnya aliran darah pada otot ketika
berkontraksi, otot menekan pembuluh darah dan membawa oksigen sehingga menyebabkan terjadinya kelelahan Santoso, 2004.
Konsep kelelahan dewasa ini, sesudah dilakukan percobaan–percobaan yang luas terhadap manusia dan hewan, menyatakan bahwa keadaan dan perasaan
Universitas Sumatera Utara
kelelahan adalah reaksi fungsional dari pusat kesadaran yaitu cortex cerebri, yang dipengaruhi oleh 2 sistem antagonistik, yaitu sistem menghambat inhibisi dan
sistem penggerak aktivasi. Sistem penghambat terdapat pada thalamus yang mampu menurunkan kemampuan manusia bereaksi dan menyebabkan kecenderungan untuk
mengantuk. Adapun sistem penggerak terdapat dalam formation retikularis yang dapat merangsang pusat–pusat vegetatif untuk konversi ergotropis dari peralatan
dalam tubuh kearah bekerja, berkelahi, melarikan diri dan
lain–lain Depkes RI, 2003.
Maka keadaan seseorang pada suatu saat sangat tergantung kepada hasil kerja diantara 2 sistem antagonis dimaksud. Apabila sistem penghambat lebih kuat
seseorang dalam keadaan kelelahan. Sebaliknya manakala sistem aktivitas lebih kuat maka seseorang dalam keadaan segar untuk bekerja Depkes RI., 2000
2.3.3 Gejala Kelelahan
Gambaran mengenai gejala kelelahan fatigue symptoms secara subyektif dan obyektif antara lain Budiono dkk., 2000 :
1. Perasaan lesu, ngantuk dan pusing 2. Kurang mampu berkonsentrasi
3. Berkurangnya tingkat kewaspadaan 4. Persepsi yang buruk dan lambat
5. Berkurangnya gairah untuk bekerja 6. Menurunnya kinerja jasmani dan rohani.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa gejala tersebut dapat menyebabkan penurunan efisiensi dan efektivitas kerja fisik dan mental. Sejumlah gejala tersebut manifestasinya timbul berupa
keluhan oleh tenaga kerja dan seringnya tenaga kerja tidak masuk kerja Budiono, dkk., 2000.
Suma’mur 1996 membuat suatu daftar gejala yang ada hubungannya dengan kelelahan yaitu perasaan berat di kepala, menjadi lelah seluruh badan, kaki merasa
berat, menguap, merasa kacau pikiran, menjadi mengantuk, merasakan beban pada mata, kaku dan canggung dalam gerakan, tidak seimbang dalam berdiri, mau
berbaring, merasa susah berpikir, lelah bicara, menjadi gugup, tidak dapat berkonsentrasi, tidak dapat mempunyai perhatian terhadap sesuatu, cenderung untuk
lupa,kurang kepercayaan, cemas terhadap sesuatu, tak dapat mengontrol sikap, tidak dapat tekun dalam pekerjaan, sakit kepala, kekakuan di bahu, merasa nyeri di
punggung, merasa pernafasan tertekan, haus, suara serak, merasa pening, spasme dari kelopak mata, tremor pada anggota badan, merasa kurang sehat. Gejala-gejala
tersebut menunjukkan pelemahan kegiatan, pelemahan motivasi dan gambaran kelelahan fisik akibat keadaan umum Suma’mur, 1996.
2.3.4 Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan