Klasifikasi menurut Letak Kelainan atau Luka di Tubuh Sebab Kecelakaan Kerja

2.5.3. Klasifikasi menurut Sifat Luka atau Kelainan

a. Patah tulang b. Dislokasi c. Renggang ototurat d. Memar dan luka dalam yang lain e. Amputasi f. Luka-luka lain g. Gegar dan remuk h. Luka bakar i. Luka dipermukaan j. Keracunan akut k. Akibat cuaca dan lain-lain l. Mati lemas m. Pengaruh arus listrik n. Pengaruh radiasi o. Luka-luka yang banyak dan berlainan sifatnya p. Lain-lain

2.5.4. Klasifikasi menurut Letak Kelainan atau Luka di Tubuh

a. Kepala b. Leher c. Badan d. Anggota gerak atas Universitas Sumatera Utara e. Anggota gerak bawah f. Banyak tempat g. Kelainan umum h. Letak lain yang tidak dapat dimasukkan ke dalam klasifikasi tersebut. Departemen tenaga kerja telah menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER. 05MEN1996 yang bertujuan menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja meliputi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja, pelatihan yang merupakan salah satu alat penting dalam menjainin kompetensi kerja audit sistem manajemen K3 yang berguna untuk mengetahui keefektifan penerapan sistem manajemen K3, inspeksi dan supervisi sebagai pemantau proses kerja sehari-hari sehingga diharapkan dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan. Zabetakis M. Mengemukakan bahwa umumnya kecelakaan sesungguhnya disebabkan oleh adanya pelepasan energi berupa mekanik, listrik, kimia, suhu, radiasi ion yang berlebihan atau bahan-bahan berbahaya seperti karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen sulfida, dan air yang tidak direncanakan atau tidak diharapkan. Dengan sedikit pengecualian, pelepasan ini disebabkan tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman. Tindakan dan keadaan yang berbahaya adalah Universitas Sumatera Utara penyebab dasar kecelakaan yang hanyalah merupakan suatu simptom. Penyebab dasar selalu dapat ditelusuri bersumber dari aturan-aturan dan keputusan manajemen yang salah, faktor individu pekerja dan lingkungan.

2.5.5. Sebab Kecelakaan Kerja

Sangat jarang suatu kecelakaan timbul dari satu penyebab, pada umumnya merupakan kombinasi dari faktor-faktor yang secara simultan muncul. Seseorang tidak akan mengalami kecelakaan kerja tanpa ada faktor yang mempengaruhi seperti dijumpai kondisi yang tidak aman berinteraksi dengan lingkungan fisik yang tidak nyaman, dan berinteraksi juga dengan pekerja manusia yang berkerja tanpa petunjuk dalam menggunakan peralatan kerja sehingga terjadi suatu kecelakaan. Salah satu teori kecelakaan kerja, dikemukakan oleh H.W. Heinrich Teori Domino yaitu faktor-faktor yang merupakan rangkaian kejadian kecelakaan kerja. 1. Lingkungan sosial yang berbeda 2. Kesalahan manusia 3. Tindakan dan keadaan yang berbahaya Unsafe action dan unsafe condition 4. Kecelakaan 5. Kerugian Sebab kecelakaan kerja diberbagai negara tidak sama, namun ada kesamaan yaitu kecelakaan kerja disebabkan oleh Matondang, RA, 2007. 1. Kondisi berbahaya Unsafe Condition] a. Mesin, peralatan, bahan, dan lain-lain Universitas Sumatera Utara b. Lingkungan kerja c. Proses kerja d. Sifat pekerjaan e. Cara kerja 2. Perbuatan berbahaya unsafe action dari manusia a. Sikap dan tingkah laku yang tidak baik b. Kurang pengetahuan yang tidak baik c. Cacat tubuh yang tidak terlihat d. Keletihan dan kelesuan. Tiap-tiap kecelakaan adalah kerugian dapat dilihat dari ada dan besarnya biaya akibat kecelakaan yang sering sangat besar dan menjadi tanggungan perusahaan. Kerugian-kerugian yang diakibatkannya dapat berupa kerugian langsung : 1. Gangguan produksi, penjualan dan keuntungan 2. Biaya akibat sakit pada pekerja yang cedera 3. Kerugian akibat hilangnya waktu karyawan lain yang terhenti bekerja karena rasa ingin tahu, simpati, menolong yang luka dan alasan lain. 4. Biaya penggantian rekruitmen, seleksi dan pelatihan 5. Pembayaran lembur atau pembayaran pekerjaan sementara karyawan untuk mengatasi kehilangan waktu dari karyawan yang cedera. 6. Hilangnya kemampuan produksi pada pekerja yang cedera 7. Jika diperlukan pelatihan ulang pada pekerja ketika kembali bekerja Universitas Sumatera Utara Kerugian tidak langsung meliputi : 1. Produktivitas sebagai efek dari masalah moral antara pekerja 2. Image dari masyarakat terhadap perusahaan 3. Biaya tak terduga sehubungan dengan berkurangnya kualitas hidup pekerja yang cedera dan keluarganya.

2.6. Landasan Teori