Kondisi Lingkungan Kerja .1. Lingkungan Fisik Kerja Landasan Teori

5. Uji Mental

Pada metode ini konsentrasi merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk menguji ketelitian dan kecepatan menyelesaikan pekerjaan. Bourdon Wiersma test merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menguji kecepatan, ketelitian dan konsentrasi. Hasil tes menunjukkan bahwa semakin lelah seseorang maka tingkat kecepatan, ketelitian dan konsentrasi akan semakin rendah dan sebaliknya. Namun demikian Bourdon Wiersma lebih tepat untuk mengukur kelelahan akibat aktivitas yang lebih bersifat mental. Sedangkan untuk menilai kelelahan seseorang dapat dilakukan pengukuran kelelahan secara tidak Iangsung baik secara objektif maupun subjektif. 2.4 Kondisi Lingkungan Kerja 2.4.1. Lingkungan Fisik Kerja Lingkungan kerja bagi karyawan akan mempunyai pengaruh yang tidak kecil terhadap jalannya operasi perusahaan. Lingkungan kerja ini yang akan mempengaruhi para karyawan perusahaan sehingga dengan demikian baik langsung maupun tidak langsung akan dapat mempengaruhi produktivitas perusahaan. Kondisi lingkungan kerja dapat menimbulkan ketidaknyamanan seseorang dalam menjalankan pekerjaannya misalnya udara dan kebisingan, karena beberapa orang sangat sensitif terhadap kondisi lingkungan Margiati, 1999. Lingkungan kerja yang kurang nyaman, misalnya panas, berisik, sirkulasi udara kurang, lingkungan kerja yang kurang bersih, membuat pekerja mudah menderita stres. Universitas Sumatera Utara Semua karyawan dan pegawai rendah sampai menengah dikelompokkan kedalam satuan-satuan kerja fungsional, masing-masing dipisahkan dari satuan- satuan lainnya dengan pohon-pohon dan tanaman, kaca jendela yang rendah, lemari- lemari pendek dan rak buku, kantor pemandangan alam ini dikatakan dapat melancarkan komunikasi dan alur kerja. Disamping itu keterbukaan menunjang timbulnya keikatan dan kerjasama kelompok serta mengurangi rintangan-rintangan psikologis antara management dan karyawan.

2.5. Klasifikasi Kecelakaan Kerja

Klasifikasi kecelakaan kerja menurut Organisasi Perburuhan Internasional ILO, 1962 dalamSuma’mur 1987 adalah sebagai berikut :

2.5.1. Klasifikasi menurut Jenis Kecelakaan

a. Terjatuh b. Tertimpa benda jatuh c. Tertumbuk atau terkena benda-benda, terkecuali benda jatuh d. Terjepit oleh benda e. Gerakan-gerakan melebihi kemampuan f. Pengaruh suhu tinggi g. Terkena arus listrik h. Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi i. Jenis-jenis lain termasuk kecelakaan yang belum masuk klasifikasi tersebut Universitas Sumatera Utara

2.5.2. Klasifikasi menurut Penyebab

a. Mesin - Pembangkit tenaga, terkecuali motor-motor listrik - Mesin penyalur - Mesin-mesin untuk mengerjakan logam - Mesin-mesin pengolah kayu - Mesin-mesin pertanian - Mesin-mesin pertambangan - Mesin-mesin lain yang tidak termasuk klasifikasi tersebut b. Alat angkat dan angkut - Mesin angkat dan peralatannya - Alat angkutan di atas rel - Alat angkutan yang beroda kecuali kereta api - Alat angkutan udara - Alat angkut air - Alat-alat angkutan lain c. Peralatan lain - Bejana bertekanan - Dapur pembakar dan pemanas - Instalasi pendingin - Instalasi listrik, termasuk motor listrik, tetapi dikecualikan alat-alat listrik tangan Universitas Sumatera Utara - Alat-alat listrik tangan - Alat-alat kerja dan perlengkapannya kecuali alat-alat listrik - Tangga - Perancah - Peralatan lain yang belum termasuk klasifikasi tersebut d. Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi - Bahan peledak - Debu, gas, cairan dan zat-zat kimia, terkecuali bahan peledak - Benda-benda melayang - Radiasi - Bahan-bahan dan zat-zat lain yang belum termasuk golongan tersebut. e. Lingkungan kerja - Di luar bangunan - Di bangunan - Di bawah tanah f. Penyebab-penyebab yang belum termasuk golongan-golongan tersebut - Hewan - Penyebab lain g. Penyebab-penyebab yang belum termasuk golongan tersebut atau data tidak memadai Universitas Sumatera Utara

2.5.3. Klasifikasi menurut Sifat Luka atau Kelainan

a. Patah tulang b. Dislokasi c. Renggang ototurat d. Memar dan luka dalam yang lain e. Amputasi f. Luka-luka lain g. Gegar dan remuk h. Luka bakar i. Luka dipermukaan j. Keracunan akut k. Akibat cuaca dan lain-lain l. Mati lemas m. Pengaruh arus listrik n. Pengaruh radiasi o. Luka-luka yang banyak dan berlainan sifatnya p. Lain-lain

2.5.4. Klasifikasi menurut Letak Kelainan atau Luka di Tubuh

a. Kepala b. Leher c. Badan d. Anggota gerak atas Universitas Sumatera Utara e. Anggota gerak bawah f. Banyak tempat g. Kelainan umum h. Letak lain yang tidak dapat dimasukkan ke dalam klasifikasi tersebut. Departemen tenaga kerja telah menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER. 05MEN1996 yang bertujuan menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja meliputi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja, pelatihan yang merupakan salah satu alat penting dalam menjainin kompetensi kerja audit sistem manajemen K3 yang berguna untuk mengetahui keefektifan penerapan sistem manajemen K3, inspeksi dan supervisi sebagai pemantau proses kerja sehari-hari sehingga diharapkan dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan. Zabetakis M. Mengemukakan bahwa umumnya kecelakaan sesungguhnya disebabkan oleh adanya pelepasan energi berupa mekanik, listrik, kimia, suhu, radiasi ion yang berlebihan atau bahan-bahan berbahaya seperti karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen sulfida, dan air yang tidak direncanakan atau tidak diharapkan. Dengan sedikit pengecualian, pelepasan ini disebabkan tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman. Tindakan dan keadaan yang berbahaya adalah Universitas Sumatera Utara penyebab dasar kecelakaan yang hanyalah merupakan suatu simptom. Penyebab dasar selalu dapat ditelusuri bersumber dari aturan-aturan dan keputusan manajemen yang salah, faktor individu pekerja dan lingkungan.

2.5.5. Sebab Kecelakaan Kerja

Sangat jarang suatu kecelakaan timbul dari satu penyebab, pada umumnya merupakan kombinasi dari faktor-faktor yang secara simultan muncul. Seseorang tidak akan mengalami kecelakaan kerja tanpa ada faktor yang mempengaruhi seperti dijumpai kondisi yang tidak aman berinteraksi dengan lingkungan fisik yang tidak nyaman, dan berinteraksi juga dengan pekerja manusia yang berkerja tanpa petunjuk dalam menggunakan peralatan kerja sehingga terjadi suatu kecelakaan. Salah satu teori kecelakaan kerja, dikemukakan oleh H.W. Heinrich Teori Domino yaitu faktor-faktor yang merupakan rangkaian kejadian kecelakaan kerja. 1. Lingkungan sosial yang berbeda 2. Kesalahan manusia 3. Tindakan dan keadaan yang berbahaya Unsafe action dan unsafe condition 4. Kecelakaan 5. Kerugian Sebab kecelakaan kerja diberbagai negara tidak sama, namun ada kesamaan yaitu kecelakaan kerja disebabkan oleh Matondang, RA, 2007. 1. Kondisi berbahaya Unsafe Condition] a. Mesin, peralatan, bahan, dan lain-lain Universitas Sumatera Utara b. Lingkungan kerja c. Proses kerja d. Sifat pekerjaan e. Cara kerja 2. Perbuatan berbahaya unsafe action dari manusia a. Sikap dan tingkah laku yang tidak baik b. Kurang pengetahuan yang tidak baik c. Cacat tubuh yang tidak terlihat d. Keletihan dan kelesuan. Tiap-tiap kecelakaan adalah kerugian dapat dilihat dari ada dan besarnya biaya akibat kecelakaan yang sering sangat besar dan menjadi tanggungan perusahaan. Kerugian-kerugian yang diakibatkannya dapat berupa kerugian langsung : 1. Gangguan produksi, penjualan dan keuntungan 2. Biaya akibat sakit pada pekerja yang cedera 3. Kerugian akibat hilangnya waktu karyawan lain yang terhenti bekerja karena rasa ingin tahu, simpati, menolong yang luka dan alasan lain. 4. Biaya penggantian rekruitmen, seleksi dan pelatihan 5. Pembayaran lembur atau pembayaran pekerjaan sementara karyawan untuk mengatasi kehilangan waktu dari karyawan yang cedera. 6. Hilangnya kemampuan produksi pada pekerja yang cedera 7. Jika diperlukan pelatihan ulang pada pekerja ketika kembali bekerja Universitas Sumatera Utara Kerugian tidak langsung meliputi : 1. Produktivitas sebagai efek dari masalah moral antara pekerja 2. Image dari masyarakat terhadap perusahaan 3. Biaya tak terduga sehubungan dengan berkurangnya kualitas hidup pekerja yang cedera dan keluarganya.

2.6. Landasan Teori

1. Hasil penelitian Tri Yuni Ulfa Hanifa 2005 di Industri Pengolahan Kayu Brumbung Perum Perhutani Semarang ada hubungan yang signifikan antara kebisingan dengan kelelahan tenaga kerja. 2. Hasil penelitian hasil penelitian Irawan Harwanto 2004 di Depo Lokomotif PT. Kereta Api, Daerah Operasi IV Semarang, bahwa 13 tenaga kerja mengalami kelelahan ringan, 69,6 kelelahan sedang dan 17,4 mengalami kelelahan berat akibat paparan bising yang melebihi NAB, yaitu : 85,8-90,6dBA. 3. Hasil Penelitian Ema Isnarningsih di bagian welding 2b dan bagian p2 shipping CBU di PT X Plant II Jakarta Utara menunjukan bahwa ada pengaruh intensitas kebisingan terhadap kelelahan kerja. 4. Hasil Penelitian Risva 2002 di PT. Indokores Sahabat Purbalingga menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pencahayaan dengan kelelahan tenaga kerja. 5. Hasil Penelitian Giacinta Yunita Anggraini 2005 di Pabrik tekstil PT A Pada Operator Loom Unit Weaving V Denim Di Pabrik Tekstil PT.A Kabupaten Universitas Sumatera Utara Semarang ada hubungan yang signifikan antara intensitas kebisingan dengan kelelahan. 6. Hasil Penelitian Fatimah Noor 2002 dibagian packing PT. Palur Raya Karang Anyar bahwa ada 90 tenaga kerja mengalami kelelahan sedang dan 10 berat akibat paparan bising sebesar 82,4dBA.

2.7. Kerangka Konsep Penelitian