emosional, yang dapat diikuti maag, sulit tidur dan sakit jantung serta kehilangan konsentrasi.
5.2. Pencahayaan
Berdasarkan hasil pengukuran pencahayaan di pabrik PT.PDM yang dihasilkan ada 2 titik dari 6 titik yakni area ream cutting area dan bobbin area
pencahayaan yang timbul kurang dari 100 lux dapat dikategorikan mengganggu dalam arti tidak nyaman atau bahkan menyakitkan bagi seseorang yang
mengalaminya. Sesuai dengan KepMenkes No. 1405MenkesSKXI2002 tentang persyaratan cara penyelenggaraan kesehatan lingkungan kerja industri, yang aman
untuk pencahayaan adalah minimal 100 lux. Dengan kata lain pencahayaan kurang dari 100 lux, akan mempunyai potensi mengganggu kesehatan pekerja di pabrik PT.
PDM Indonesia. Namun pencahayaan yang dinaikkan terus menerus akan menimbulkan
kesilauan yang justru mengganggu penglihatan dan light pollution serta pemborosan energy Assauri, 1980; ILE, 2000. Suma’mur 1993 menyatakan bahwa untuk
setiap jenis pekerjaan diperlukan intensitas penerangan yang tertentu.
5.3 Pengaruh Kebisingan Terhadap kelelahan
Setelah dianalisa menggunakan linear berganda menunjukkan hasil bahwa ada pengaruh yang bermakna antara kebisingan dengan kelelahan p value 0,0430,
05, hasil ini juga menunjukkan bahwa risiko peluang pekerja yang berada didaerah dengan kebisingan diatas NAB mengalami kelelahan sebesar 10.691 nilai B kali
dari kelompok pekerja yang tinggal di wilayah tingkat kebisingannya dibawah NAB.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini menunjukkan hal yang sama dengan hasil penelitian yang dilakukan Tri Yuni Ulfa Hanifa 2005 di Industri Pengolahan kayu Brumbung
Perum Perhutani Semarang ada hubungan yang signifikan antara kebisingan dengan kelelahan tenaga kerja. Sama halnya dengan hasil penelitian Irawan Harwanto
2004 di Depo Lokomotif PT. Kereta Api, Daerah Operasi IV Semarang, bahwa 13 tenaga kerja mengalami kelelahan ringan, 69,6 kelelahan sedang dan 17,4
mengalami kelelahan berat akibat paparan bising yang melebihi NAB, yaitu : 85,8- 90,6dBA. Sama dengan hasil penelitian Emaa Isnarningsih pada PT X Plant II
Jakarta Utara di bagian welding 2b dan bagian p2 shipping CBU bahwa ada pengaruh intensitas kebisingan terhadap kelelahan kerja. Sama juga dengan hasil penelitian
Giacinta Yunita Anggraini 2005 di Pabrik tekstil PT. A Pada Operator Loom Unit Weaving V Denim Di Pabrik Tekstil PT.A Kabupaten Semarang bahwa ada
hubungan yang signifikan antara intensitas kebisingan dengan kelelahan. Menurut Tarwaka dkk 2004 faktor penyebab terjadinya kelelahan akibat kerja
adalah antara lain disebabkan karena intensitas dan lamanya kerja fisik dan mental, dan Lingkungan iklim,penerangan, kebisingan, getaran dll
Selain itu kebisingan juga diduga menimbulkan gangguan emosional yang memicu meningkatnya tekanan darah. Energi kebisingan yang tinggi mampu juga
menimbulkan efek viseral, seperti perubahan frekuensi jantung, perubahan tekanan darah dan tingkat pengeluaran keringat, dapat juga terjadi efek psikososial dan
psikomotor ringan jika seseorang berada di lingkungan yang bising. Harrington dan Gill, 2005. Menurut Tambunan 2005 Suara ditempat kerja berubah menjadi salah
satu bahaya kerja saat keberadaannya dirasakan mengganggu tidak diinginkan secara
Universitas Sumatera Utara
fisik menyakitkan telinga pekerja dan Psikis mengganggu konsentrasi dan kelancaran komunikasi.
Hasil Penelitian Noor Fatimah 2002, di bagian Packing PT. Palur Raya Karang Anyer, ada 90 tenaga kerja mengalami kelelahan sedang, dan 10
kelelahan berat akibat paparan bising sebesar 82,4 dBA. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Arif Yoni Setiawan 2000 di
bagian machine moulding and floor moulding unit Produksi Departemen Foundry PT. Texmaco Perkasa Engineering Kaliwungu bahwa dengan range kebisingan 98-105
dBA pada bagian machine moulding 22,2 tenaga kerja mengalami kelelahan ringan, 51 kelelahan sedang, 25,9 kelelahan berat dan pada bagian floor moulding dengan
intensitas kebisingan 74-80 dBA terjadi kelelahan ringan sebesar 70, kelelahan sedang 25 dan kelelahan berat 5.
NIOSH National Institusi of Occuppational Safety Health telah mendefinisikan status suara kondisi kerja dimana suara berubah menjadi polutan
secara lebih jelas bila tingkat kebisingan lebih dari 104 dBA dan kondisi kerja yang mengakibatkan seorang karyawan harus menghadapi tingkat kebisingan lebih besar
dari 85 dBA selama lebih 8 jam Tambunan, 2005
5.4. Pengaruh Pencahayaan Terhadap Kelelahan