Jenis Kelelahan Kerja Kelelahan Kerja 1. Definisi Kelelahan Kerja

kenaikan tekanan darah dan pada umumnya bersamaan dengan sakit kepala gejala utama dan pada kasus-kasus berat dengan sesak nafas pada gerakan berlebihan dan pusing Gibson, 1985. 3. Penyakit ginjal Pengaruh kerja terhadap faal ginjal terutama dihubungkan dengan pekerjaan yang perlu mengerahkan tenaga dan yang dilakukan dalam cuaca kerja panas. Kedua- duanya mengurangi peredaran darah ke ginjal dengan akibat gangguan penyediaan zat–zat yang diperlukan oleh ginjal Suma’mur, 1996. Apabila terjadi secara terus menerus maka akan dapat menyebabkan terjadinya gangguan ginjal. Kelelahan merupakan suatu gejala dari gagal ginjal. Kelelahan timbul bersamaan dengan muntah–muntah, lidah yang kering, pigmentasi yang kekuning–kuningan pada kulit, depresi dan kebingungan Gibson, 1985.

2.3.5 Jenis Kelelahan Kerja

Kelelahan terjadi karena beberapa hal : melakukan aktifitas monoton, beban kerja dan waktu kerja yang berlebihan, Iingkungan kerja, fasilitas kerja, keadaan psikologis, dan keadaan gizi. Kelelahan secara umum ditandai dengan berkurangnya kemauan bekerja yang disebabkan oleh monotoni, intensitas lama kerja fisik, lingkungan dan sebab mental. Menurut Grandjean 1993, kelelahan kerja adalah suatu kondisi yang dihasilkan dengan stres sebelum mengakibatkan melemah fungsi kinerja, fungsi organ saling mempengaruhi fungsi kepribadian bersamaan dengan menurunnya kesiagaan kerja dan meningkat sensasi ketegangan. Universitas Sumatera Utara Pengelompokan kelelahan dapat dilihat pada Gambar 2.1, terbagi 3 jenis: 1. Menurut proses terjadinya pada otot : kelelahan umum dan otot 2. Menurut terjadinya : akut dan kronis 3. Menurut penyebabnya : faktor nonfisik psikososial dan lingkungan fisik. Kelelahan otot adalah tremorperasaan nyeri pada otot berarti menurunnya kinerja sesudah mengalami tekanan tertentu ditandai dengan menurunnya kekuatan dan kelambanan gerak. Sedang kelelahan umum biasa ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh karena monoton, intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, sebab-sebab mental, kesehatan dan gizi. Kelelahan subjektif terjadi pada akhir jam kerja, apabila rata-rata beban kerja melebihi 30 – 48 tenaga aerobik maksimal Astrand et all, 1977 dan Pulat, 1992. Universitas Sumatera Utara Kelelahan Otot Lokal Kerja Statis Kerja Dinamis Umum Akut Kehabisan tenaga fisik Beban mental kerja Overload Underload Cicardian Sekunder Primer Kronis Organik Depresi Post – viral Psychoneuroti Kegelisahan Hypoglycaenic Penyakit jantung Efek Obat Dan lainnya Gambar 2.1. Pengelompokan kelelahan Tarwaka, dkk. 2004 Universitas Sumatera Utara

2.3.5.1. Kelelahan Otot Mascular Fatigue

Pada dasarnya kelelahan menggambarkan 3 tiga fenomena yaitu perasaan lelah, perubahan fisiologis tubuh dan pengurangan kemampuan melakukan kerja Barnes, 1980. Kelelahan merupakan suatu pertanda yang bersifat sebagai pengaman yang memberitahukan tubuh bahwa kerja yang dilakukan telah mendekati batas maksimal kemampuannya. Kelelahan pada dasarnya merupakan keadaan fisiologis normal yang dapat dipulihkan dengan beristirahat. Kelelahan yang dibiarkan terus- menerus akan berakibat buruk dan dapat menimbulkan penyakit akibat kerja. Terdapat 2 dua jenis kelelahan yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum Grandjean, 1988; Suma’mur: 1996. Kelelahan otot merupakan suatu penurunan kapasitas otot dalam bekerja akibat kontraksi berulang. Kontraksi otot yang berlangsung lama mengakibatkan keadaan yang dikenal sebagai kelelahan otot Guyton, 1981. Otot yang lelah akan menunjukkan kurangnya kekuatan, bertambahnya waktu kontraksi dan relaksasi, berkurangnya kondisi serta otot menjadi gemetar. Suma’mur, 1996. Secara fisiologis tubuh manusia diibaratkan sebagai suatu mesin yang mengkonsumsi bahan bakar sebagai sumber energinya. Mekanisme prinsip tubuh nencakup sistem sirkulasi, sistem pencernaan, sistem otot, sistem syaraf dan sistem pernafasan. Kerja fisik yang terus menerus mempengaruhi mekanisme tersebut baik sebagian maupun secara keseluruhan Setyawati, 1994. Secara subjektif kelelahan otot dapat digambarkan dengan adanya perasaan tertekan, berat seperti beban, kaku dan nyeri Suma’mur, 1990. Kelelahan otot Universitas Sumatera Utara dikenal dengan adanya perasaan tertekan dan lemah. Grandjen, 1998. Pada penelitian untuk memperoleh data tentang kelelahan sering digunakan kuesioner dengan skala bi-polar maupun skala sifat seperti skala Borg maupun skala Semantik. Kuesioner dari skala ini dapat dimodifikasikan sesuai dengan kebutuhan data yang diinginkan peneliti. Grandjean, 1998; Suma’mur, 1990; Lueder NIOSH, 1997; Sarwono, 1992. Salah satu faktor penyebab utama kecelakaan kerja yang disebabkan oleh manusia adalah stres dan kelelahan fatigue kelelahan kerja memberikan kontribusi 50 terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Setyawati, 2007

2.3.5.2. Kelelahan Umum

Suatu perasaan yang menyebar yang disertai adanya penurunan kesiagaan dan kelambatan pada setiap aktivitas Grandjean,1985. Perasaan adanya kelelahan umum adalah ditandai dengan berbagai kondisi antara lain kelelahan visual yang disebabkan iluminasi, iluminasi dan seringnya akomodasi mata, kelelahan seluruh tubuh, kelelahan mental, kelelahan urat saraf, stress dan rasa malas bekerja Nurmianto, 2004 Budiono, dkk. 2000 jenis kelelahan umum adalah: 1. Kelelahan penglihatan, muncul dari terlalu letihnya mata 2. Kelelahan seluruh tubuh, karena beban fisik bagi seluruh organ tubuh 3. Kelelahan mental, karena pekerjaan yang bersifat mental dan intelektual 4. Kelelahan syaraf, karena terlalu tertekannya sistem psikomotorik Universitas Sumatera Utara 5. Kelelahan kronis, karena terjadi kelelahan dalam waktu panjang 6. Kelelahan siklus hidup, bagian dari irama hidup siang dan malam

2.3.5.3 Kelelahan Kronis

Terjadi bila kelelahan berlangsung setiap hari, berkepanjangan dan bahkan kadang-kadang kelelahan terjadi sebelum memulai suatu pekerjaan Grandjean dan Kogi, 1972. Kelelahan yang terus–menerus setiap hari dalam jangka waktu lama berakibat keadaan kelelahan yang kronis. Perasaan lelah tidak saja terjadi sesudah bekerja sore hari, tetapi juga selama bekerja bahkan kadang–kadang sebelumnya. Kelelahan kronis disebut juga kelelahan klinis. Kelelahan klinis terutama terjadi pada mereka yang mengalaini konflik mental, sikap negatif terhadap kerja, perasaan terhadap atasan atau lingkungan kerja Suma’mur, 1996. Penyebab kelelahan kronis adalah faktor fisik ditempat kerja, faktor psikologi dan faktor fisiologis yaitu akumulasi dari substansi toksin dalam darah dan faktor psikologis yaitu komplik yang mengakibatkan stres emosional yang berkepanjangan McFarland dalam Silaban, 1996.

2.3.5.4 Kelelahan Mental

Kelelahan mental ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja akibat gangguan secara psikis Depkes RI, 2003. Kelelahan psikologis biasanya bersumber pada kebosanan Anies, 2002. Universitas Sumatera Utara

2.3.5.5. Kelelahan Akut

Terutama disebabkan oleh kerja suatu organ atau seluruh tubuh secara berlebihan Silaban, 1996

2.3.5.6. Kelelahan Fisik

Kelelahan karena kerja fisik, kelelahan patologis kelelahan yang kaitannya dengan penyakit; dan kelelahan psikologis ditandai dengan menurunnya prestasi kerja, rasa lelah dan ada hubungannya dengan faktor psiko sosial Phoon, 1988. Penyebab kelelahan fisik adalah : a. Faktor Fisik di tempat kerja dan faktor psikologis Singlenton, 1972. Faktor psikologis menurut Suma’mur 2003, memainkan peranan besar dalam menimbulkan kelelahan besar. Seringkali pekerja-pekerja tidak mengerjakan apapun juga, tetapi mereka merasa lelah. b. Faktor Fisiologis Merupakan Akumulasi dari subtansi toksin asam laktat dalam darah dan faktor psikologis yaitu konflik yang mengakibatkan stres emosional yang berkepanjangan McFarland, 1972. Kelelahan kronis merupakan kumulatif respon non spesifik terhadap perpanjangan stress. Menurut Grandjen 1988 gejala kondisi tertentu yang berhubungan penting dengan stress seperti sakit kepala, pusing, jantung berdebar, diare, gangguan lambung dan lainnya. Gangguan tidur merupakan gambaran dan kondisi tersebut dan menunjukkan gejala hyperarousal pada siang hari. Universitas Sumatera Utara Nixon 1982 mengatakan bahwa hyperarousal kronis berhubungan dengan kondisi kehabisan tenaga yang meningkat adalah gejala awal umum penyakit jantung. Kehabisan tenaga dan kehilangan kendali yang bersatu dalam kelelahan kronis bergabung kedalam indera yang peka tentang apatis, kehilangan ingatan, kegagalan yang mencirikan kondisi psychoneurotic depresi, dan melancholia. Kelelahan diatur secara, sentral oleh otak Pada susunan syaraf pusat terdapat sistem aktivasi bersifat simpatis dan inhibisi bersifat para simpatis. Tanda-tanda kelelahan yang utama adalah hambatan terhadap fungsi-fungsi kesadaran otak dan perubahan pada organ-organ di luar kesadaran serta proses pemulihan menunjukkan: 1. Penurunan perhatian, 2. Pelambatan persepsi, 3.Lambat dan sukar berpikir, 4. Penurunan kemauan atau dorongan untuk bekerja, 5.Kurang efisiensi kegiatan-kegiatan fisik dan mental. Menurut Gilmer 1966 dan Cameron 1973, gejala kelelahan ditandai 1. Menurun kesiagaan dan perhatian, 2. Penurunan dan hambatan persepi. Cara berpikir atau perbuatan anti sosial, 4. Tidak cocok dengan lingkungan, 5. Depresi, kurang tenaga, dan kehilangan inisiatif, 6. Gejala umum sakit kepala, vertigo, gangguan fungsi paru dan jantung, kehilangan nafsu makan, gangguan pencernaan, kecemasan, perubahan tingkah laku, kegelisahan dan sukar tidur.

2.3.6. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kelelahan kerja