Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
4.4.3. Distribusi Frekuensi Variabel Y, Kompetensi PNS di Bidang Pelayanan Publik
Tabel 38. Manfaat Mengikuti Diklat PIM Tk. IV Bagi Peningkatan Pengetahuan
No Jawaban Responden Frekuensi
Persentase
1 2
3 Cukup bermanfaat
Bermanfaat Sangat Bermanfaat
4 21
3 10,53
55,26 34,21
Jumlah 38
100 Sumber: Hasil Kuesionerangket Juni 2009, diolah.
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa responden yang menganggap mengikuti Diklat PIM Tk. IV bermanfaat bagi peningkatan pengetahuan sejumlah 55,26,
selanjutnya yang menjawab sangat bermanfaat sejumlah 34,21, dan 10,53 menganggap cukup bermanfaat. Jadi, secara umum, sebagian besar responden merasa dengan mengikuti
Diklat, terjadi peningkatan pada pengetahuan mereka.
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Tabel 39. Dengan Mengikuti Diklat PIM Tk. IV Peserta Memahami Kedudukan dan Fungsi Organisasi Instansi
No Jawaban Responden Frekuensi
Persentase
1 2
3 Cukup memahami
Memahami Sangat memahami
6 26
6 15,79
68,42 15,79
Jumlah 38
100 Sumber: Hasil Kuesionerangket Juni 2009, diolah.
Berdasarkan data pada tabel diperoleh informasi, 68,42 responden meyakini bahwa dengan mengikuti Diklat PIM Tk. IV akan membuat peserta memahami kedudukan
dan fungsi organisasi, selanjutnya 15,79 menjawab sangat memahami dan cukup memahami 15,79. Intinya, peserta Diklat merasakan bahwa, setelah mengikuti Diklat,
pemahaman mereka terhadap kedudukan dan fungsi organisasi menjadi lebih jelas.
Tabel 40. Mengikuti Diklat Dapat Membantu Peserta Untuk Penguasaan Tugas
No Jawaban Responden Frekuensi
Persentase
1 2
3 Cukup membantu
Membantu Sangat membantu
14 19
5 36,84
50,00 13,16
Jumlah 38
100
Sumber: Hasil Kuesionerangket Juni 2009, diolah.
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, 50,00 responden beranggapan dengan mengikuti Diklat, dapat membantu mereka untuk penguasaan tugas, yang menjawab sangat
membantu sebanyak 36,84, dan 13,16 memilih kategori jawaban sangat membantu. Pilihan responden atas jawaban tersebut dapat dimengerti, karena tujuan Diklat itu sendiri
pada dasarnya untuk peningkatan kompetensi pesertanya, sehingga kebutuhan Diklat yang disusun pun ditujukan agar setelah mengikuti Diklat, peserta menjadi lebih memiliki
kompetensi termasuk dalam bidang tugasnya. Tabel 41. Pemahaman Terhadap Operasionalisasi Pelayanan Prima Setelah
Mengikuti Diklat
No Jawaban Responden Frekuensi
Persentase
1 2
3 Cukup memahami
Memahami Sangat memahami
17 13
8 44,74
47,37 7,89
Jumlah 38
100 Sumber: Hasil Kuesionerangket Juni 2009, diolah.
Berdasarkan data pada tabel tercatat bahwa, 47,37 responden merasa memahami operasionalisasi pelayanan prima setelah mereka mengikuti Diklat, selanjutnya, sebanyak
44,74 merasa cukup memahami, dan responden yang merasa sangat memahami sejumlah 7,89. Berdasarkan persentase tersebut, dapat kita ketahui bahwa, pelaksanaan Diklat
telah cukup berhasil meningkatkan pemahaman peserta terhadap operasionalisasi pelayanan prima bagi pesertanya.
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Tabel 42. Dengan Mengikuti Diklat PIM Tk. IV Membantu Bagi Peningkatan Ketrampilan Guna Mendukung Pelaksanaan Tugas Peserta di Instansi
Masing-masing
No Jawaban Responden Frekuensi
Persentase
1 2
3 Cukup membantu
Membantu Sangat membantu
16 14
8 42,11
36,84 21,05
Jumlah 38
100 Sumber: Hasil Kuesionerangket Juni 2009, diolah.
Dari data pada tabel, tercatat, 42,11 responden menjawab bahwa dengan mengikuti Diklat PIM Tk. IV cukup membantu bagi peningkatan ketrampilan guna
mendukung pelaksanaan tugas mereka pada instansi masing-masing, selanjutnya, sebanyak 36,84 menjawab membantu, dan 21,05 menjawab sangat membantu. Artinya, dengan
mengikuti Diklat, peserta merasa telah dapat meningkatkan ketrampilan yang berguna bagi mereka dalam mendukung pelaksanaan tugas masing-masing.
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Tabel 43. PNS Dapat Menyelesaikan Pekerjaan Sesuai Waktu Yang Ditentukan
No Jawaban Responden Frekuensi
Persentase
1 2
3 Cukup sering
Sering Selalu
11 23
4 28,95
60,53 10,53
Jumlah 38
100 Sumber: Hasil Kuesionerangket Juni 2009, diolah.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa, setelah mengikuti Diklat, responden menganggap mereka dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang ditentukan dengan
persentase sebagai berikut: responden yang menjawab sering 60,53, cukup sering 28,95, dan yang menjawab selalu sebanyak 10,53. Jadi, secara umum, responden
meyakini bahwa dengan mengikuti Diklat dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola memanage waktu kerja, sehingga mereka dapat menyelesaikan pekerjaan
sesuai waktu yang ditentukan.
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Tabel 44. Sarana Yang Tersedia Menunjang Pelaksanaan Kerja dan Upaya Pemberian Pelayanan Prima
No Jawaban Responden Frekuensi
Persentase
1 2
3 4
Tidak menunjang Cukup menunjang
Menunjang Sangat menunjang
1 15
18 4
2,63 39,47
47,37 10,53
Jumlah 38
100 Sumber: Hasil Kuesionerangket Juni 2009, diolah.
Berdasarkan tabel diketahui bahwa, 47,37 responden menganggap sarana yang tersedia dalam arti adanya peralatan dan perlengkapan kerja, menunjang pelaksanaan kerja
dalam upaya pemberian pelayanan prima, selanjutnya cukup menunjang sejumlah 39,47, sangat menunjang 10,53, dan tidak menunjang sejumlah 2,63.
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa, sebagian besar responden 47,37, meyakini bahwa untuk memberikan pelayanan yang baik, diperlukan sarana-
sarana pendukung yang dapat membantu manusia untuk mempercepat pekerjaannya. Sarana-sarana seperti komputer, laptop, printer, kalkulator, faximile, telpon, mesin tik dan
sebagainya, berperan untuk mempercepat selesainya suatu pekerjaan. Karena itu pemenuhan terhadap sarana sebagai perlengkapan kerja dimaksud berdampak baik bagi
peningkatan kualitas kerja dan pelayanan. Tetapi berdasarkan pengamatan penulis, bahwa di Kabupaten Aceh Tamiang, masih banyak terdapat kekurangan sarana penunjang kerja
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
pada kantor Instansi-instansi Pemerintah Daerah, hal ini terjadi karena Kabupaten Aceh Tamiang adalah Kabupaten yang masih sangat muda usianya 7 tahun, sehingga
penyediaan sarana kerja perlu dilakukan bertahap agar dapat terpenuhi sesuai kebutuhan. Selanjutnya, ada responden yang menganggap sarana yang tersedia tidak menunjang
bagi penyelesaian pekerjaan 2,63, hal ini dapat dijelaskan dengan dasar pemikiran bahwa, tanpa kemampuan manusia memanfaatkan sarana penunjang kerja tersebut, maka
sarana dimaksud tidak akan ada fungsinya, karena itu manusia sebagai pelaksana, harus memiliki kemampuan untuk memberdayakan segala sarana yang ada, guna membantunya
dalam menyelesaikan pekerjaan, dan memberikan pelayanan kepada publik. Tabel 45. Memanfaatkan Peralatan Kerja Untuk Mendukung Proses Penyelesaian
Pekerjaan
No Jawaban Responden Frekuensi
Persentase
1 2
3 Cukup sering
Sering Selalu
1 27
10 2,63
71,05 26,32
Jumlah 38
100 Sumber: Hasil Kuesionerangket Juni 2009, diolah.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa, sebagian besar responden yaitu sejumlah 71,05 sering memanfaatkan peralatan kerja untuk mendukung proses penyelesaian
pekerjaan, selanjutnya, responden yang menjawab selalu sejumlah 26,32, dan yang menjawab cukup sering sejumlah 2,63 . Artinya, secara umum, sebagian besar responden
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
sering memanfaatkan perlatan kerja untuk menyelesaikan pekerjaan, hal ini perlu karena berbagai peralatan kerja yang tersedia seperti: komputer, lap top, dan lain sebagainya, dapat
membantu pegawai dalam memperlancar dan mempercepat pelaksanaan pekerjaan. Tabel 46. Persepsi Peserta Terhadap Kemampuan Mengatasi Masalah Yang Timbul
Dalam Menjalankan Tugas
No Jawaban Responden Frekuensi
Persentase
1 2
Cukup mampu Mampu
15 23
39,47 60,53
Jumlah 38
100 Sumber: Hasil Kuesionerangket Juni 2009, diolah.
Dari data pada tabel, tercatat bahwa sebagian besar responden merasa mampu mengatasi masalah yang timbul dalam menjalankan pekerjaan, yaitu sejumlah 60,53, dan
39,47 responden menjawab cukup mampu. Artinya secara umum, responden merasa mereka memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah yang timbul dalam menjalankan
tugas, kemampuan mengatasi masalah ini juga menunjukkan adanya peningkatan kompetensi pegawai.
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Tabel 47. Persepsi Peserta Terhadap Perlu Tidaknya Menetapkan Prioritas Pekerjaan
No Jawaban Responden Frekuensi
Persentase
1 2
3 Cukup perlu
Perlu Sangat perlu
2 17
19 5,26
44,74 50,00
Jumlah 38
100 Sumber: Hasil Kuesionerangket Juni 2009, diolah.
Dari data pada tabel, tercatat bahwa 50,00 responden merasa sangat perlu untuk menetapkan prioritas pekerjaan, selanjutnya 44,74 responden menjawab perlu, dan
cukup perlu 5,26. Berdasarkan data ini, dapat diketahui bahwa, umumnya, sebagian besar responden menyadari betapa sangat perlunya untuk menetapkan prioritas pekerjaan,
sehingga pekerjaan yang akan dikerjakan lebih tertata dengan baik dan sistematis, serta dapat diselesaikan keseluruhannya.
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Tabel 48. Persepsi Peserta Terhadap Kemampuan Yang Bersangkutan Dalam Berkomunikasi dan Memberikan Informasi Pelayanan Yang Berkaitan
Dengan Bidang Pekerjaan
No Jawaban Responden Frekuensi
Persentase
1 2
3 Cukup mampu
Mampu Sangat mampu
11 25
2 28,95
65,79 5,26
Jumlah 38
100 Sumber: Hasil Kuesionerangket Juni 2009, diolah.
Dari data pada tabel, dapat diketahui sejumlah 65,79 responden meyakini bahwa mereka mampu untuk berkomunikasi dan memberikan informasi pelayanan yang berkaitan
dengan bidang pekerjaan mereka, selanjutnya, 28,95 responden merasa cukup mampu, dan sangat mampu 5,26. Berdasarkan data ini dapat kita simpulkan bahwa, mengikuti
Diklat dapat berpengaruh pada ketrampilan pesertanya dalam berkomunikasi dan menyampaikan informasi pelayanan publik sehingga menjadi lebih baik.
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Tabel 49. Dengan Mengikuti Diklat Dapat Memotivasi Peserta Untuk Bertugas dan Memberikan Pelayanan Yang Lebih Baik dan Berkualitas
No Jawaban Responden Frekuensi
Persentase
1 2
3 Cukup memotivasi
Memotivasi Sangat memotivasi
8 15
15 21,05
39,47 39,47
Jumlah 38
100 Sumber: Hasil Kuesionerangket Juni 2009, diolah.
Berdasarkan data pada tabel tersebut, dapat diketahui bahwa sejumlah 39,47 responden meyakini bahwa dengan mengikuti Diklat sangat memotivasi mereka untuk
bertugas dan memberikan pelayanan yang lebih baik, dalam persentase yang sama yaitu 39,47 responden menjawab memotivasi, dan hanya 21,05 responden yang menjawab
cukup memotivasi. Berdasarkan data ini dapat kita simpulkan bahwa setelah mengikuti Diklat, motivasi responden untuk bertugas dan memberikan pelayanan yang baik dan
berkualitas adalah sangat kuat.
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Tabel 50. Ketanggapan Dalam Merespon Tuntutan Publik
No Jawaban Responden Frekuensi
Persentase
1 2
3 Cukup tanggap
Tanggap Sangat tanggap
9 25
4 23,68
65,79 10,53
Jumlah 38
100 Sumber: Hasil Kuesionerangket Juni 2009, diolah.
Berdasarkan data pada tabel di atas, diperoleh informasi bahwa sebagian besar responden merasa memiliki sikap tanggap dalam merespon tuntutan publik, yaitu sejumlah
65,79, selanjutnya 23,68 menjawab cukup tanggap, dan responden yang menjawab sangat tanggap sebanyak 10,53. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa
ketanggapan PNS dalam merespon tuntutan publik, setelah mengikuti Diklat, adalah pada kategori baik. Hal ini sangat menunjang bagi pelayanan publik yang dilakukan oleh PNS,
karena dengan bersikap tanggap terhadap tuntutan publik yang dilayani, PNS akan dapat bertindak cepat terhadap kebutuhan publik, dan segera mencari mencari solusi apabila
terdapat masalah dalam pelayanan yang diberikannya.
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Tabel 51. Pentingnya Kesungguhan Dalam Memberikan Pelayanan
No Jawaban Responden Frekuensi
Persentase
1 2
3 Cukup penting
Penting Sangat penting
2 22
14 5,26
57,89 36,84
Jumlah 38
100 Sumber: Hasil Kuesionerangket Juni 2009, diolah.
Dari data pada tabel di atas, terhadap pertanyaan yang berkaitan dengan kesungguhan dalam memberikan pelayanan, diperoleh persentase jawaban responden mulai
dari jawaban terbanyak sebagai berikut: penting 57,89, sangat penting 36,84, dan cukup penting 5,26. Artinya, secara umum, PNS meyakini bahwa kesungguhan dalam
memberikan pelayanan kepada publik adalah bagian penting dalam tugas mereka sebagai aparatur pemerintah penyelenggara pelayan publik yang memiliki fungsi sebagai abdi
negara dan abdi masyarakat.
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Tabel 52. Memberikan Pelayanan dengan Benar dan Tidak Berbelit-belit
No Jawaban Responden Frekuensi
Persentase
1 2
3 Cukup sering
Sering Selalu
2 32
4 5,26
84,21 10,53
Jumlah 38
100 Sumber: Hasil Kuesionerangket Juni 2009, diolah.
Berdasarkan data pada tabel di atas, terhadap pertanyaan yang berkaitan dengan sikap peserta dalam memberikan pelayanan dengan benar dan tidak berbelit-belit, diperoleh
persentase jawaban responden mulai dari yang terbanyak sebagai berikut: sering 84,21, selalu 10,53 dan cukup sering 5,26. Artinya, secara umum, sebagian besar responden
merasa mereka sering memberikan pelayanan dengan benar dan tidak berbelit-belit, hal ini tentu saja baik karena dapat memberikan kesederhanaan proses pelayanan dan menghemat
waktu bagi publik yang dilayani.
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Tabel 53. Persepsi Peserta Terhadap Perlunya Untuk Bersikap Ramah dan Sopan Dalam Melaksanakan Tugas dan Memberikan Pelayanan Publik
No Jawaban Responden Frekuensi
Persentase
1 2
3 Cukup perlu
Perlu Sangat perlu
2 24
12 5,26
63,16 31,58
Jumlah 38
100 Sumber: Hasil Kuesionerangket Juni 2009, diolah.
Berdasarkan data pada tabel di atas tercatat bahwa, sebagian besar responden yaitu 63,16 responden, merasa perlu untuk bersikap ramah dan sopan dalam bertugas dan
memberikan pelayanan publik, selanjutnya responden yang merasa sangat perlu, sejumlah 31,58, dan cukup perlu, sejumlah 5,26. Hal ini berarti bahwa secara umum, responden
meyakini perlunya untuk bersikap ramah dan sopan dalam bertugas dan memberikan pelayanan. Pada prinsipnya, sikap ramah dan sopan, dapat meninggalkan kesan yang baik
dan menyenangkan bagi publik yang dilayani, sehingga hal ini sangat baik dilakukan.
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Tabel 54. Seringtidaknya Menerima Complainkeluhan dari Orang-orang Yang Dilayani
No Jawaban Responden Frekuensi
Persentase
1 2
3 Cukup sering
Jarang Sangat jarang
5 27
6 13,16
71,05 15,79
Jumlah 38
100 Sumber: Hasil Kuesionerangket Juni 2009, diolah.
Dari data pada tabel, tercatat bahwa 71,05 responden menjawab mereka jarang menerima complainkeluhan dari orang-orang yang dilayani, selanjutnya, sebanyak
15,79 menjawab sangat jarang, dan persentase responden yang menjawab cukup sering menerima complainkeluhan dari orang-orang yang dilayani sebanyak 13,16. Artinya,
dapat kita simpulkan bahwa keluhan masih diterima peserta Diklat pada waktu mereka kembali bertugas dan memberikan pelayanan kepada publik, dimana jumlah terbanyak
jawaban responden terhadap keluhan orang-orang yang mereka layani adalah pada persentase jarang 71,05, pada posisi ini berarti bahwa keluhan masih diterima
responden sekali dua kali pada beberapa kesempatan mereka dalam memberikan pelayanan. Selanjutnya, posisi jawaban terbanyak kedua adalah sangat jarang 15,79,
artinya, keluhan diterima sekali dua kali pada satu dua kesempatan. Kemudian, jawaban responden selanjutnya adalah 13,16 yang menganggap cukup sering menerima
complainkeluhan dari orang-orang yang mereka layani, ini bermakna bahwa responden
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
menerima keluhan beberapa kali pada beberapa kesempatan. Jika diakumulasi jawaban- jawaban responden tersebut dan dianalisa, maka kualitas pelayanan yang diberikan
responden masih harus lebih ditingkatkan lagi, sehingga jumlah complainkeluhan dapat dikurangi dan bahkan sampai pada titik hanya sangat sedikit keluhan yang diterima.
Tabel 55. Jika Terjadi Complainkeluhan dari Orang-orang Yang Dilayani Peserta Merasa Perlutidaknya Untuk Bertanggung jawab dan Mencari
Solusi Untuk Mengatasinya
No Jawaban Responden Frekuensi
Persentase
1 2
3 Cukup perlu
Perlu Sangat perlu
1 30
7 2,63
78,95 18,42
Jumlah 38
100 Sumber: Hasil Kuesionerangket Juni 2009, diolah.
Dari data pada tabel, tercatat bahwa 78,95 responden merasa perlu untuk bertanggung jawab dan mencari solusi jika terjadi complainkeluhan dari orang yang
mereka layani, selanjutnya 18,42 menjawab sangat perlu, dan hanya 2,63 yang menjawab cukup perlu. Hal ini menunjukkan bahwa para peserta menganggap keluhan
yang disampaikan oleh pengguna layanan mereka harus ditanggapi, dan dicari penyelesaiannya, ini berarti mereka merasa perlu untuk terus memperbaiki kinerja dan
meningkatkan kualitas pelayanan.
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
4.5. Analisis Korelasi Rank Spearman Variabel Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Diklat PIM Tk. IV Sebagai Variabel X Dengan
Kompetensi PNS di Bidang Pelayanan Publik Sebagai Variabel Y
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat bagaimana hubungan antara variabel Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Diklat PIM Tk. IV yaitu
variabel X dengan Kompetensi PNS di Bidang Pelayanan Publik sebagai variabel Y, pada alumni peserta Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Diklat PIM Tk. IV
Angkatan V Tahun 2008, yang diadakan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang. Dalam melakukan analisis, penulis menggunakan perhitungan dengan teknik
korelasi yaitu dengan menggunakan teknik korelasi Rank Spearman. Menurut Sugiyono 2006:183, pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien
korelasi sebagai berikut: Tabel 56. Pedoman Untuk Memberikan Intepretasi Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan
0,000-0,199 0,200-0,399
0,400-0,599 0,600-0,799
0,800-1,000 Sangat rendah
Rendah Sedang
Kuat Sangat kuat
Sumber: Sugiyono 2006:183
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Setelah dilakukan pengolahan data dengan program SPSS, diperoleh angka koefisien korelasi r sebesar 0,775, sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 57. Tabel Korelasi Rank Spearman Spearman’s rho Correlationsª
X Y
Spearmans rho X Correlation Coefficient
1.000 .775 Sig.
2-tailed .000
Y Correlation
Coefficient .775 1.000
Sig. 2-tailed .000
. Correlations is significant at the 0,01 level 2-tailed.
ª. Listwise N = 38 Sumber: Output SPSS versi 15 Windows
Tabel korelasi menunjukkan hubungan dua variabel, arah hubungan, dan berapa besar hubungan tersebut. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel, dapat
dilakukan dengan hipotesis operasional sebagai berikut: H0 : rho = 0, Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel
Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Diklat PIM Tk. IV dengan variabel Kompetensi PNS di Bidang Pelayanan Publik.
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
H1 : rho ≠ 0, artinya Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Pendidikan dan
Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Diklat PIM Tk. IV dengan Kompetensi PNS di Bidang Pelayanan Publik.
Dengan ketentuan apabila taraf nyata atau probabilitas atau nilai sig 0,05 maka H0 ditolak yang berarti bahwa hubungan kedua variabel signifikan, dan jika taraf nyata atau
probabilitas atau nilai sig 0,05 maka H0 diterima, yang berarti bahwa hubungan kedua variabel tidak signifikan.
Berdasarkan nilai signifikansi pada tabel, dapat kita lihat bahwa pada angka sig 2 tailed adalah 0,000 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat hubungan
linear yang sangat nyatasignifikan antara Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Diklat PIM Tk. IV dengan Kompetensi PNS di Bidang Pelayanan Publik.
Hubungan antara Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Diklat PIM Tk. IV dengan Kompetensi PNS di Bidang Pelayanan Publik didapat +0,775, yang
menunjukkan arah korelasi positif, artinya bahwa semakin besar perbaikan pada Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Diklat PIM Tk. IV maka akan terjadi
peningkatan Kompetensi PNS di Bidang Pelayanan Publik. Sementara itu, besar korelasi tersebut apabila dikonsultasikan pada pedoman
intepretasi koefisien korelasi berarti, Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Diklat PIM Tk. IV berkorelasi kuat dengan Kompetensi PNS di Bidang Pelayanan Publik.
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
4.6. Analisis Koefisien Determinasi Kontribusi Variabel Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Diklat PIM Tk. IV Sebagai Variabel X Terhadap
Kompetensi PNS di Bidang Pelayanan Publik Sebagai Variabel Y
Untuk menjawab pertanyaan kedua pada permasalahan, yaitu untuk mengetahui besarnya kontribusi Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Diklat PIM Tk.
IV terhadap Kompetensi PNS di Bidang Pelayanan Publik, dilakukan dengan penghitungan koefisien determinasi, KD = r² x 100 , dengan nilai R Square R² = 0,547,
sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 58. Tabel Koefisien Determinasi
Model Summary
Change Statistic
Adjusted Std.
Error of R
Square
Model R R
Square R Square
The Estimate Change
F Change df1 df2
Sig. F Change
1 .740ª .547 .535
4.23814 .547
43.486 1
36 .000
ª. Predictors: Constant, X Sumber: Output SPSS versi 15 Windows
Maka, persentase kontribusi yang diperoleh adalah KD = 0,547 x 100 = 54,7, hal ini berarti bahwa variabel Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV
Diklat PIM Tk. IV dapat menjelaskan 54,7 Kompetensi PNS di Bidang Pelayanan Publik, sedangkan 45,3 Kompetensi PNS di Bidang Pelayanan Publik lainnya, dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan regresi.
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Selanjutnya, guna mengetahui signifikansi dari pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, selain dengan melihat angka signifikansinya, maka dapat dilakukan uji t,
yaitu uji signifikansi koefisien korelasi sederhana. Uji t dilakukan karena penulis menggunakan teknik analisa data dengan korelasi Product moment untuk menjawab
pertanyaan penelitian yang kedua, yaitu untuk mengetahui kontribusi variabel X terhadap Y.
Uji ini bisa dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi t dengan toleransi error 0.05, dimana jika nilai t hitung dari t tabel, maka hubungan kedua variabel
signifikan. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS, diperoleh
nilai seperti tertera pada tabel berikut: Tabel 59. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Sederhana Uji t
Coefficientª
Unstandardized Unstandardized
Correlations Model
Coefficients Coefficients
t
Sig.
Zero- order Partial
Part
B Std.
Error Beta
1 Constant 29.431 6.464
4.553 .000 X
464 .070
.740 6.594 .000 .740
.740 .740 ª. Dependent Variable: Y
Sumber: Output SPSS versi 15 Windows
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Berdasarkan uji t, ditemukan nilai signifikansi sebesar 0.000, karena nilai signfikansi lebih kecil dari 0,05, hal ini menunjukkan bahwa variabel X memiliki hubungan
yang signifikan terhadap variabel Y. Selanjutnya, angka t hitung = 6,594, sedangkan angka t tabel untuk n = 38 df =
36 adalah 2,028 Priyatno:119. Maka 6,594 2,028 atau t hitung t tabel, artinya hubungan variabel Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Diklat PIM Tk.
IV sebagai variabel X, terhadap Kompetensi PNS di Bidang Pelayanan Publik sebagai variabel Y, adalah signifikan.
4.7. Analisis Penerapan Hasil Diklat PIM Tk. IV Terhadap Pelaksanaan