Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
8. Peserta Diklat aktif berpartisipasi dalam proses belajar.
9. Materi Diklat bersifat menantang dan inovatif dalam batas kemampuan peserta.
10. Program Diklat berorientasi dan bersifat akomodatif terhadap kebutuhan peserta
Lembaga Administrasi Negara, 19951996 dalam Suherman: 2005. Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, dapat kita pahami bahwa untuk melakukan
kegiatan belajar, ada hal-hal yang harus dijadikan bahan pertimbangan sehingga hasil yang dicapai dapat menjadi optimal. Bahwa kegiatan pembelajaran seharusnya dirancang dan
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang diharapkan. Artinya, jika kita kaitkan dengan program Pendidikan dan Pelatihan, bahwa program Pendidikan dan Pelatihan yang
dirancang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang diharapkan sehingga para peserta Diklat akan dapat mengikuti Diklat secara serius dan tujuan diklat itu sendiri dapat
dicapai.
2.3.4. Metode Pendidikan dan Pelatihan
Secara umum Metode Pendidikan dan Pelatihan Diklat PNS yang dilakukan adalah terdiri dari:
1. Kuliah dan tanya jawab. 2. Diskusi.
3. Simulasi. 4. Studi Kasus.
5. Seminar dan Presentasi.
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Metode kuliah adalah merupakan suatu ceramah yang disampaikan secara lisan untuk tujuan-tujuan pendidikan Mangkunegara, 2003:64. Menurut Mangkunegara,
keuntungan metode ini adalah dapat digunakan untuk kelompok besar, sehingga biaya peserta menjadi rendah dan dapat menyajikan banyak bahan pengetahuan dalam waktu
yang relatif singkat. Sedangkan kelemahannya, peserta lebih bersikap pasif, komunikasi hanya satu arah sehingga tidak menjadi umpan balik dari peserta. Oleh karena itu kuliah
dapat digabungkan dengan metode tanya jawab. Diskusi diartikan sebagai pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu
masalah Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005:269. Jadi, Metode Diskusi adalah suatu metode belajar dengan mengumpukan orang-orang secara bersama untuk membahas
sesuatu masalah dengan cara bertukar pikiran. Menurut Mangkunegara, bahwa diskusi adalah merupakan pelaksanaan dari metode konferensi yaitu suatu metode yang
menekankan adanya diskusi kelompok kecil, materi pelajaran yang terorganisasi dan melibatkan peserta aktif. Pada metode ini belajar didasarkan melalui partisipasi lisan dan
interaksi antar peserta anggota peserta. Jumlah peserta sekitar 15 sampai 20 orang. Metode ini sangat berguna untuk pengembangan pengertian-pengertian dan pebentukan
sikap-sikap baru. Adapun kelemahannya metode ini adalah terbatasnya peserta pada kelompok kecil, sehingga biaya relatif menjadi lebih besar.
Sementara itu, pengertian Simulasi masih menurut Mangkunegara 2003:63, adalah suatu situasi atau peristiwa menciptakan bentuk realitas. Simulasi merupakan
pelengkap sebagai teknik duplikat yang mendekati kondisi nyata pada pekerjaan. Jadi,
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
metode simulasi adalah suatu metode belajar dalam Diklat yang menciptakan suatu kondisi realitas sehingga dirasakan oleh pesertanya seolah-olah nyata dengan tujuan agar peserta
dapat menangani jika situasi yang sedemikian terjadi dalam pekerjaannya. Masih menurut Mangkunegara 2003:65, Studi Kasus adalah uraian tertulis atau
lisan tentang masalah yang ada atau keadaan selama waktu tertentu yang nyata maupun secara hipotesis. Pada metode ini, peserta diminta untuk mengidentifikasikan masalah-
masalah dan merekomendasi pemecahan masalahnya. Metode ini menghendaki belajar melalui perbuatan, dengan maksud meningkatkan pemikiran analisis dan kemampuan
memecahkan masalah. Metode studi kasus ini berfungsi pula sebagai pengintegrasian pengetahuan yang diperoleh dari sejumlah fondasi disiplin.
Selanjutnya, metode terakhir adalah seminar dan presentasi. Seminar bermakna sebagai pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah dibawah pimpinan ahli
guru besar, pakar dan sebagainya. Jadi, prinsipnya seminar hampir sama dengan diskusi, hanya saja pada seminar fokus peranannya lebih dipegang oleh pimpinan seminar dalam
mengarahkan diskusi yang terjadi setelah suatu masalah dipaparkan dipresentasikan oleh seseorang atau seseorang yang mewakili kelompok, tiap kelompok atau perwakilan
kelompok dapat mengajukan pertanyaan, menyumbang ide dan sebagainya, yang pada akhir seminar akan dibuat suatu kesimpulan bahasan. Kelebihannya peserta dapat
mengembangkan kemampuan berkomunikasi, memecahkan masalah, mengambil keputusan dengan cepat, dan mengemukakan pendapat.
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Kemudian, dapat penulis tambahkan bahwa metode Diklat PIM Tk. IV Pedoman Penyelenggaraan Diklat PIM Tk. IV, 2008:7, adalah:
1. Ceramah, yang dikombinasikan dengan tanya jawab, diskusi dan latihan dengan komposisi teori 40 dan paraktek 60 .
2. Pendalaman materi: a. Peserta melakukan komunikasi antar peserta secara terorganisasi dan berpikir secara
dinamis agar terbentuk pola pikir dan pola tindak secara tim team learning b. Peserta diberi latihan untuk saling bekerjasama secara aktif dalam berfikir,
menyumbangkan ide, mengidentifikasikan, membahas dan memecahkan masalah yang menjadi topik bahasan kelompok.
3. Studi Kasus: Peserta dihadapkan pada suatu peristiwa nyata atau masalah yang pernah terjadi.
Mencari faktor penyebab terjadinya kasus dan cara pemecahannya yang setepat- tepatnya.
Diskusi, dimana dalam diskusi ini peserta membahas tema dan topik-topik permasalahan dalam kelompok, dengan sasaran antara lain untuk mengembangkan kemampuan untuk
mengidentifikasi dan menganalisis masalah, tukar-menukar informasi dan memperkaya gagasan.
Simulasi Role playing, yaitu peserta melakukan pembelajaran dengan memainkan peran dalam situasi tertentu.
Penulisan kertas kerja.
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Bahwa peserta secara perorangan maupun kelompok diwajibkan menulis kertas kerja mengenai topik tertentu.
Penulisan kertas kerja kelompok merupakan hasil dari Observasi lapangan dan melihat kenyataan pada berbagai permasalahan di berbagai SKPD dan juga terkait dengan
proses pelayanan Pegawai Negeri Sipil pada masing-masing SKPD dimaksud.
2.4. Kompetensi PNS di Bidang Pelayanan Publik 2.4.1. Konsep Kompetensi