Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Selanjutnya, sehubungan dengan kompetensi Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan, maka berdasarkan Keputusan Lembaga Administrasi Negara, Nomor: 541XIII1062001,
disebutkan bahwa kompetensi jabatan PNS diartikan sebagai: kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, ketrampilan, sikap
dan perilaku yang diperlukan, dalam pelaksanaan tugas jabatannya.
2.4.2. Pelayanan Publik
Untuk melihat hubungan antara konsep kompetensi dengan pelayanan publik, maka penulis juga akan memberikan pengertian singkat tentang konsep pelayanan publik.
Menurut Kotler 2006:477, pelayanan adalah sebagai berikut: A service is any act of performance that are party can offer another that is essentially intangible and doses not
result in the ownership for of anything. Its production may or may not be tied to phisycal product.
Kemudian, pelayanan publik public services oleh birokrasi publik adalah merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi
masyarakat disamping sebagai abdi negara. http:forumpamong.or.idKumpulan ArtikelAdhiEdisi19-24Peb’08.
Menurut Mahmudi 2005:229, bahwa Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan publik dan pelaksanaan peraturan Perundang-undangan.
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Dalam hal ini, yang dimaksud dengan penyelenggara pelayanan publik masih menurut Mahmudi adalah instansi Pemerintah adalah meliputi:
1. Satuan Kerja Satuan Organisasi Kementrian. 2. Departemen.
3. Lembaga Pemerintah Non Departemen. 4. Kesekretariatan, Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, misal Sekretariat Dewan
Sekwan, Sekretaris Negara Set. Neg dsbnya. 5. Badan Usaha milik Negara BUMN.
6. Badan Usaha Milik Daerah BUMD Instansi Pemerintah lainnya baik pusat maupun daerah termasuk Dinas-dinas dan badan.
Selanjutnya, Mahmudi 2007:214, membuat klasifikasi Pelayanan Publik dalam dua kategori yaitu:
1. Pelayanan kebutuhan dasar yang meliputi:
a. Kesehatan.
b. Pendidikan Dasar.
c. Bahan pokok masyarakat.
2. Pelayanan umum, terdiri dari:
a. Pelayanan Administrasi.
b. Pelayanan Barang.
c. Pelayanan Jasa.
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Moenir 2000:88, dalam pelayanan umum, terdapat beberapa faktor yang penting sehingga pelaksanaan pelayanan yang baik
dapat tercapai, yaitu sebagai berikut: 1.
Faktor kesadaran. Kesadaran diartikan sebagai suatu keadaan pada jiwa seseorang yang merupakan titik
temu atau equilibrium dari berbagai pertimbangan, sehingga diperoleh suatu keyakinan, ketenangan, ketetapan hati, dan keseimbangan dalam jiwa yang bersangkutan. Dengan
adanya kesadaran pada pegawai atau petugas, diharapkan mereka melaksanakan tugas pelayanan dengan penuh keikhlasan, kesungguhan dan disiplin.
2. Faktor aturan.
Aturan adalah perangkat penting dalam segala tindakan dan perbuatan orang. Aturan memberi kejelasan terhadap penggunaan kewenangan, penuaian hak, pelaksanaan
kewajiban dan tanggung jawab serta ketaatan dalam pelaksanaannya. Faktor aturan, menekankan perlunya pengetahuan dan pengalaman yang memadai, kemampuan
bahasa yang baik, pemahaman pelaksanaan tugas yang cukup, serta Adanya sikap disiplin dalam pelaksanaan pelayanan.
3. Faktor organisasi.
Organisasi pelayanan yang dimaksud disini adalah mengorganisir fungsi pelayanan baik dalam bentuk struktur maupun mekanisme yang akan berperan dalam mutu dan
kelancaran pelayanan. Suatu orgnisasi yang bersifat pelayanan, harus memperhatikan
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
sistem, prosedur serta metode yang disusun sesuai dengan lingkungan kerja dan kondisi masyarakat yang dilayani.
4. Faktor pendapatan.
Pendapatan adalah seluruh penerimaan seseorang sebagai imbalan atas tenaga danatau pikiran yang telah dicurhkannya untuk orang lain atau badanorgnisasi, baik dalam
bentuk uang, natura, maupun fasilitas dlam jangka waktu tertentu. Faktor pendapatan dalam hal ini berarti bahwa pendapatan yang diperoleh harus cukup layak dan patut
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sesorang dan keluarganya. 5.
Faktor sarana pelayanan. Sarana pelayanan yang dimaksud adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja
yang berfungsi sebagai alat utamapembantu dalam pelaksanaan pekerjaan dan juga fungsi sosial dalam rangka kepentingan orang-orang yang sedang berhubungan dengan
organisasi kerja itu. Penyediaan sarana pelayanan yang baik antara lain berguna dalam upaya mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan dan meningkatkan produktivitas
kerja. Menurut Zeithaml et.al, dalam Ratminto Tangkilisan 2005:219, indikator kualitas
pelayanan Delivering Quality Service ada sebelas sebagai berikut: 1. Kenampakan fisik Tangibles.
2. Reliabilitas Realibility. 3. Responsivitas Responsiveness.
4. Kompetensi Competence.
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
5. Kesopanan Courtesy. 6. Kredibilitas Credibility.
7. Keamanan security. 8. Akses Acces.
9. Komunikasi Comunication. 10. Pengertian Understanding the Customer
11. Akuntabilitas Acountability. Indikator kualitas pelayanan tersebut, akan memberikan suatu ukuran bagi pemberi
pelayanan baik dari sektor swasta maupun pemerintah, yang harus dijadikan patokan untuk bersikap dan bertindak dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada publik,
sehingga publik merasa kebutuhannya terpenuhi. Dalam kaitannya dengan Pemerintah, maka apabila pelayanan yang diberikan oleh birokrasi pemerintah tidak sesuai standar
maka yang terjadi adalah publik akan merasa diabaikan dan dapat menurunkan kepercayaannya pada kinerja pemerintah, selain itu juga dapat saja terjadi berbagai keluhan
dan tuntutan yang pada akhirnya akan mengganggu keamanan dan ketertiban negara. Sementara itu, prinsip-prinsip Pelayanan Publik berdasarkan Keputusan Menpan
Nomor 63KEPM.PAN72003, tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik adalah sebagai berikut:
1. Kesederhanaan, bahwa prosedur pelayanan publik digambarkan dengan jelas tidak
berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
2. Kejelasan, adanya kejelasan persyaratan teknis, administrasi, pejabat yang berwenang
dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan persoalansengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik, rincian biaya dan tata cara
pembayaran. 3.
Kepastian waktu. 4.
Akurasi, bahwa produk pelayanan diterima dengan benar, tepat dan sah. 5.
Keamanan. 6.
Tanggung jawab, adanya pimpinanpejabat yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhanpersoalanpengaduan dalam
pelaksanaan pelayanan publik. 7.
Kelengkapan sarana dan prasarana. 8.
Kemudahan Akses. 9.
Kedisiplinan, keramahan dan kesopanan 10.
Kenyamanan. Sebagai implementasi prinsip-prinsip pelayanan di atas, mestinya setiap
penyelenggaraan pelayanan publik, harus memiliki standar pelayanan yang merupakan ukuran. Standar pelayanan, sekurang-kurangnya memuat materi:
1. Prosedur pelayanan termasuk pengaduan.
2. Waktu penyelesaian.
3. Biaya Pelayanan.
4. Produkhasil pelayanan.
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
5. Penyediaan sarana dan prasarana Pelayanan.
6. Kompetensi petugas pemberi pelayanan, yang ditetapkan dengan tepat berdasarkan
pengetahuan, keahlian, ketrampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan. Mengacu pada uraian tersebut, dapat kita lihat bahwa penyelenggaraan pelayanan
publik harus mengacu pada prinsip-prinsip yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas kepada publik, sehingga publik merasa puas, dihargai dan
dipenuhi kebutuhannya terhadap sesuatu, untuk menunjang hal tersebut, perlu
diperhatikan kompetensi petugas pemberi pelayanan.
Menurut Deputi bidang Pelayanan Publik, dalam Makalah: “Etika Pelayanan Publik” 2007:9, bahwa kompetensi petugas pemberi pelayanan ditetapkan dengan tepat
berdasarkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan.
Secara menyeluruh, Kompetensi PNS di Bidang Pelayanan Publik menurut pemahaman penulis, merupakan kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seorang
Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku untuk melaksanakan pelayanan publik dengan penerapan prinsip-prinsip yang mengutamakan
kualitas pelayanan publik. Selanjutnya, maka dalam upaya pelayanan dimaksud, serta dalam rangka
mewujudkan kepemerintahan yang baik, diperlukan penyempurnaan sistem penyelenggaraan Pemerintahan yang didukung oleh aparatur yang profesional. Bahwa salah
satu upaya untuk mewujudkan aparatur yang profesional dapat dilaksanakan melalui Pendidikan dan Pelatihan. Kegiatan Diklat merupakan proses peningkatan kompetensi
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
aparatur agar mampu menghasilkan kinerja yang optimal melalui transfer pengetahuan, sikap dan ketrampilan tertentu agar memenuhi syarat dan cakap dalam melaksanakan
pekerjaan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2007 tentang Teknis Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan di Lingkungan Departemen dalam Negeri dan
Pemerintah Daerah:1. Kemudian, berdasarkan Pedoman Penyusunan Program Diklat Tahun 2008,
dikatakan bahwa pelaksanaan Diklat diarahkan untuk mendukung penyelenggaraan Pemerintahan Daerah melalui peningkatan kompetensi aparatur sehingga menjadi daya
ungkit bagi perubahan perilaku dan kinerja aparatur pemerintah. Kompetensi perlu dimiliki oleh PNS agar menjadi PNS yang professional. Hal ini
perlu karena Pegawai Negeri Sipil adalah abdi negara dan abdi masyarakat yang memiliki peran dalam usaha mencapai tujuan nasional. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok Kepegawaian, di dalamnya disebutkan: bahwa dalam
rangka usaha mencapai tujuan nasional untuk mewujudkan masyarakat madani yang taat hukum, perperadaban modern, demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi diperlukan
Pegawai Negeri yang merupakan unsur aparatur negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat yang menjalankan pelayanan secara adil dan merata, menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada pancasila dan undang-undang dasar 1945. Berdasarkan uraian tentang kompetensi dan pelayanan publik tersebut, maka
menurut pendapat penulis, Kompetensi di Bidang Pelayanan Publik adalah kemampuan
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
individu atau seseorang, dalam hal ini Pegawai Negeri Sipil yang dapat terwujud dalam bentuk pengetahuan, keahlian, ketrampilan, sikap, perilaku, serta yang secara nyata dapat
terlihat dalam pelaksanaan tugas-tugasnya dalam melayani publikmasyarakat, dalam rangka memenuhi kebutuhannya akan barang dan jasa, dan bahwa aktivitas pelayanan
tersebut, harus dilakukan oleh pegawai dimaksud, dengan penuh rasa tanggung jawab dan melaksanakan prinsip pelayanan prima.
Selanjutnya, dapat penulis tambahkan, bahwa secara umum tujuan Pendidikan dan
Pelatihan Kepemimpinan tingkat IV adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan sikap untuk dapat melaksanakan
tugas jabatan struktural eselon IV secara professional dengan dilandasi kepribadian dan etika Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan kebutuhan instansinya.
2. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan
dan kesatuan bangsa. 3.
Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman dan pemberdayaan masyarakat.
4. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas
pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang baik. Peraturan Pemerintah No 101 Tahun 2000.
Kemudian, sasaran Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tk. IV diharapkan tersedianya pejabat struktural Eselon IV, yang dinyatakan dalam keputusan ketua Lembaga
Administrasi Negara No. 541XIII1062001 tentang pedoman penyelenggaraan
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV, sasarannya antara lain: Terwujudnya
PNS yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan persyaratan jabatan struktural eselon IV.
Sejalan dengan hal tersebut, maka kompetensi jabatan PNS dapat diartikan sebagai kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang PNS berupa pengetahuan,
ketrampilan, sikap dan prilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya. Selanjutnya, standar kompetensi yang menjadi syarat yang harus dimiliki oleh
pejabat eselon IV adalah sebagai berikut: 1.
Menjelaskan kedudukan, tugas dan fungsi organisasi instansi dalam hubungannya dengan Sistem Administrasi negara Republik Indonesia.
2. Menerapkan konsep dan teknik pengorganisaasian, dan koordinasi yang benar baik
dalam hubungan internal maupun eksternal. 3.
Mengoperasionalkan sistem dan prosedur kerja yang berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan dan tugas instansi.
4. Melaksanakan prinsip-prinsip good governance dalam manajemen pemerintahan dan
pembangunan. 5.
Melaksanakan kebijakan pelayanan prima 6.
Mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan kewenangan dan prosedur yang berlaku di unit kerjanya.
7. Menerapkan prinsip dan teknik perencanaan, pengendalian, pengawasan, dan evaluasi
kinerja unit organisasi.
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
8. Membangun kerjasama dengan unit-unit terkait baik dalam organisasi maupun diluar
organisasi untuk meningkatkan kinerja unit organisasinya. 9.
Menerapkan teknik pengelolaan peyampaian informasi dan pelaporan yang efektif dan efisien.
10. Memotivasi SDM dan atau peran serta masyarakat guna meningkatkan produktivitas
kerja. 11.
Mendayagunakan kemanfaatan sumber daya pembangunan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.
12. Memberikan masukan bagi perbaikan dan pengembangan kegiatan pada atasan.
Berdasarkan standar kompetensi dimaksud, bila dikaitkan dengan tujuan penelitian penulis yang ingin melihat hubungan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV
dengan Kompetensi PNS di Bidang Pelayanan Publik, maka penulis membatasi sasaran Kompetensi yang ingin dilihat perubahannya setelah PNS mengikuti Diklat PIM Tk. IV
yaitu: 1.
Kemampuan menjelaskan kedudukan, tugas dan fungsi organisasi instansi. 2.
Kemampuan mengoperasionalkan sistem dan prosedur kerja yang berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan dan tugas instansi.
3. Kemampuan melaksanakan kebijakan pelayanan prima
4. Kemampuan menerapkan teknik pengelolaan penyampaian informasi.
5. Kemampuan meningkatkan produktivitas kerja.
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Seluruh poin-poin kompetensi dimaksud, dijabarkan dalam kaitannya lebih detail pada bidang pelayanan publik yang dijabarkan dalam peningkatan pengetahuan,
ketrampilan, sikap dan perilaku PNS di bidang pelayanan publik. Dapat penulis tegaskan, bahwa secara keseluruhan pada dasarnya Kompetensi di
Bidang Pelayanan Publik menurut pemahaman penulis, merupakan kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap perilaku untuk melaksanakan Pelayanan Publik dengan penerapan prinsip-prinsip yang mengutamakan kualitas Pelayanan Publik.
Mengacu pada uraian tersebut, maka secara padat dapat penulis sebutkan bahwa, Kompetensi PNS di Bidang Pelayanan Publik yang menjadi fokus penelitian dalam
hubungannya dengan tujuan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV ialah: diharapkan pegawai yang telah mengikutinya akan memiliki Kompetensi di Bidang
Pelayanan Publik yang berkualitas, yang ditandai dengan perubahan yang lebih baik pada pengetahuan, ketrampilan, sikap dan perilaku pegawai dimaksud dalam kaitannya dengan
Pelayanan Publik. Selanjutnya, bahwa Pegawai Negeri Sipil sebagai aparatur negara yang memiliki
tanggung jawab moral untuk mengabdi pada negara dan masyarakat, diharapkan memiliki kompetensi yang baik, bersikap tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku, tetapi juga
memiliki empati dalam rangka menangani publik secara prima, lebih ramah dan transparan, sebagaimana konsekuensinya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Keberhasilan
dalam Pelayanan Publik juga merupakan indikasi keberhasilan organisasi.
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Menurut Singgih dalam Suyanto 2007:135, penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang: pertama melibatkan lima komponen informasi ilmiah yaitu teori, hipotesis, observasi, generalisasi empiris dan penerimaan atau penolakan hipotesis Wallace, 93.
Kedua, mengandalkan adanya populasi dan teknik penarikan sampel. Ketiga, menggunakan questioner untuk pengumpulan datanya. Keempat mengemukakan variabel-variabel
penelitian dalam analisis datanya dan kelima, berupaya menghasilkan kesimpulan secara umum, baik yang berlaku untuk populasi atau sampel yang diteliti.
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif karena bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul di
masyarakat yang menjadi objek penelitian itu Bungin, 2001:48. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif .
3.2. Definisi Konsep 3.2.1. Pendidikan dan Pelatihan
Proses penyelenggaraan Belajar mengajar yang merupakan usaha sadar dan terencana,