Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Berdasarkan uji t, ditemukan nilai signifikansi sebesar 0.000, karena nilai signfikansi lebih kecil dari 0,05, hal ini menunjukkan bahwa variabel X memiliki hubungan
yang signifikan terhadap variabel Y. Selanjutnya, angka t hitung = 6,594, sedangkan angka t tabel untuk n = 38 df =
36 adalah 2,028 Priyatno:119. Maka 6,594 2,028 atau t hitung t tabel, artinya hubungan variabel Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Diklat PIM Tk.
IV sebagai variabel X, terhadap Kompetensi PNS di Bidang Pelayanan Publik sebagai variabel Y, adalah signifikan.
4.7. Analisis Penerapan Hasil Diklat PIM Tk. IV Terhadap Pelaksanaan
Pelayanan Publik oleh Peserta Diklat
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pimpinan peserta Diklat sebagai atasan langsung yang dapat melihat perubahan pada peserta Diklat tersebut sesudah
mengikuti Diklat, secara umum mereka mengatakan bahwa ada perubahan ke arah yang lebih baik pada peserta Diklat dimaksud dalam bekerja dan memberikan pelayanan,
dibandingkan dengan sebelum mengikuti Diklat, ini berarti peserta telah menerapkan ilmu yang mereka peroleh dalam kegiatan Diklat PIM Tk. IV ketika mereka telah
kembali bertugas, hal ini seperti yang dikemukakan oleh Sekretaris Camat pada Kantor Camat Seruway, Bapak Zainuddin, SE. tanggal 8 Mei 2009, bahwa:
“Diklat PIM Tk. IV berpengaruh pada kinerja PNS dalam memberikan pelayanan kepada publik, dapat dilihat dengan terjadi perubahan kinerja yang lebih baik,
ditunjukkan dengan kemampuan mengerjakan pekerjaannya sehari-hari yang
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
berkaitan dengan pelayanan yang diberikan, sikap PNS bersangkutan juga lebih disiplin. Menurut pendapat saya, dengan mengikuti Diklat, dapat meningkatkan
pengetahuan PNS bersangkutan, karena dalam kegiatan Diklat mereka memperoleh masukan berupa pengetahuan baik materi pelayanan prima dan konsep Manajemen
Sumber Daya Manusia, serta berbagai petunjuk, peraturan-peraturan yang didapat dari masing-masing nara sumber, yang akan diterapkan di tempat tugas masing-
masing.”
Sejalan dengan pendapat tersebut, Camat Banda Mulia, Bapak Ibnu Hajar, SE. 14 Mei 2009, menyatakan bahwa:
“Terjadi perubahan pada kemampuan PNS sesudah mengikuti Diklat, hal ini terbukti dengan kemampuan PNS yang bersangkutan untuk menetapkan prioritas
pekerjaan dan mengatasi masalah-masalah yang timbul. Selain itu dari segi ketrampilan juga terdapat peningkatan misalnya kemampuan membuat
perencanaan kerja dan menyusun laporan kerja, kemampuan untuk berkomunikasi dan memberikan informasi pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan dan
sebagainya.” Hampir sejalan dengan pendapat di atas, Kabid Perencanaan dan Pengembangan
pada BKPP Kabupaten Aceh Tamiang, Bapak Wan Syahrir, SE. 4 Mei 2009, mengemukakan bahwa:
“Diklat PIM Tk. IV dapat meningkatkan kompetensi PNS antara lain dalam bidang kepemimpinan, manajemen publik dan sebagainya, tetapi bagaimana penerapannya
sehari-hari setelah mengikuti Diklat tersebut, adalah kembali kepada motivasi dari peserta Diklat dimaksud. Dalam kaitannya dengan PNS tersebut, yang dapat saya
lihat adalah terjadi perubahan baik dalam sikap dan perilaku PNS menjadi lebih baik, antara lain ditandai dengan peningkatan pada kemampuan berkomunikasi,
menentukan prioritas pekerjaan, dan dalam pelayanan kepada masyarakat lebih tanggap, ramah dan sopan.”
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Selanjutnya, menurut Bapak Agustiar, SH., Kasubbag Persidangan DPRK Kabupaten Aceh Tamiang tanggal 1 Juni 2009, adalah:
“Pendidikan dan Pelatihan berpengaruh positif terhadap pegawai yang telah mengikutinya, dimana terjadi perubahan yang dapat dilihat pada timbulnya sikap
disiplin, mandiri, loyalitas, dan menyesuaikan diri. Penerapan hasil Diklat dapat dilakukan secara perlahan”.
Pendapat lainnya tentang penerapan hasil Diklat PIM Tk. IV oleh peserta alumni Diklat dimaksud ialah yang dikemukakan oleh Bapak Loekman Hakim, SH., Kadis
Disperindagkop Kabupaten Aceh Tamiang tanggal 1 Juni 2009, yang menyatakan bahwa:
“Pelayanan yang diberikan oleh PNS yang bersangkutan menjadi lebih baik, antara lain dapat dilihat dari sikapnya terhadap masyarakat yang datang untuk
memperoleh pelayanan izin industri. Yang bersangkutan bersikap komunikatif, tidak berbelit-belit, dan berusaha untuk memberikan pelayanan dengan cepat. Tetapi ada
hal lain yang menyebabkan kualitas pelayanan secara umum belum maksimal, terutama karena masih kurangnya sarana dan fasilitas yang tersedia untuk
mendukung kelancaran pekerjaan. Hal ini dapat dimengerti, karena Kabupaten Aceh Tamiang merupakan daerah pemekaran yang sedang terus berusaha untuk
meningkatkan pelayanannya dari tahun ke tahun agar menjadi lebih baik.” Pendapat yang agak berbeda dikemukakan oleh ibu Yusniar, A.Md Keb., Kabid
Keperawatan RSUD Kabupaten Aceh Tamiang tanggal 7 Mei 2009, yang menyatakan bahwa:
“Dengan mengikuti Diklat PIM TK. IV, tidak berarti bahwa sepenuhnya hasil yang didapatkan dalam kegiatan Diklat diterapkan oleh PNS dalam bidang tugasnya,
tetapi hanya sebagian saja yang diterapkan. Hal ini bisa terjadi karena PNS belum menghayati apa yang didapatnya dalam kegiatan Diklat. Terlihat pada belum
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
maksimalnya PNS tersebut dalam memanfaatkan waktu kerja, serta dalam penyelesaian masalah, dimana ada masalah-masalah yang tidak mampu diatasi
sendiri oleh PNS tersebut, dalam hal ini pimpinan harus membantu.”
Jadi, berdasarkan keseluruhan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa,
secara umum, peserta telah menerapkan ilmu yang mereka peroleh dalam kegiatan Diklat
PIM Tk. IV ketika mereka telah kembali bertugas, hal ini ditandai dengan peningkatan Kompetensi PNS dalam Bidang Pelayanan Publik setelah mengikuti Diklat baik dari segi
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap serta prilaku PNS bersangkutan, yang kemudian, peningkatan kompetensi tersebut dapat dilihat pada sikap PNS dalam mengerjakan tugas-
tugas mereka dan dalam Pelayanan Publik yang mereka lakukan menjadi lebih baik, meskipun dapat juga dikatakan bahwa penerapan hasil Diklat tersebut belum sepenuhnya
maksimal. Sebagai tambahan lainnya, yang menjadi kendala terhadap kualitas pelayanan
publik yang terkadang tidak maksimal, menurut Sekretaris Camat pada Kantor Camat Seruway, Bapak Zainuddin, SE. 8 Mei 2009, ialah sebagai berikut:
“Masih banyak terdapat latar belakang pendidikandisiplin ilmu yang dimiliki PNS tidak sesuai dengan bidang tugas yang diberikan.”
Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa, jika PNS memiliki latar belakang yang
mendukungsesuai dengan bidang tugasnya, kendala yang dihadapinya akan lebih dapat diselesaikan karena sesuai dengan kemampuannya dan bidang tugas itu juga lebih
dipahaminya.
Marly Helena Ak : Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Selanjutnya, pendapat lainnya tentang hambatan yang dihadapi PNS dalam melaksanakan pekerjaan yang berdampak terhadap kualitas kerja dan pelayanan yang
ditampilkan PNS tersebut, dikemukakan oleh Bapak Agustiar, SH., Kasubbag Persidangan DPRK Kabupaten Aceh Tamiang tanggal 1 Juni 2009, sebagai berikut:
“Hambatan PNS dalam bekerja adalah fasilitas kerja yang kurang, serta tupoksi yang tumpang tindih, dimana adanya kecendrungan tupoksi yang hampir sama
antara bagian.” Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa adanya tugas pokok
dan fungsi tupoksi yang tumpah tindih kurang jelas, karena cenderung hampir sama pada bagian-bagian lainnya dalam suatu organisasi tersebut, hal ini menimbulkan
kebingungan pada PNS dalam bekerja dan melakukan pelayanan publik.
4.8. Analisis Faktor-faktor Lain Yang Berpengaruh Terhadap Kompetensi