Anggianika Mardhatillah : Analisis Hubungan Kepemimpinan Transformasional Dan Budaya Organisasi Terhadap Perubahan Organisasi Pada Divisi Flexi PT.TELKOM, Tbk Medan, 2009.
USU Repository © 2009
sistem. Pendapat yang senada bahwa pemimpin perubahan harus mengetahui juga sisi lain dari kecepatan dari perubahan lingkungan yang penuh dengan ketidak
pastian seperti otomasi, robotisasi dalam industri yang kesemuanya harus dikua sai.
Untuk lebih mempertegas bahwa kepemimpinan merupakan suatu aktivitas, Terry menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kegiatan atau
aktivitas yang dilakukan guna mempengaruhi orang lain agar dengan sukarela bersedia berjuang keras mewujudkan tujuan atau sasaran kelompok. Memperkuat
pernyataan Terry, Richard L.Daft mengungkapkan, bahwa “leadership is a people activity and distinct from administrative paper work or planning activities,
leadership occurs among people”
12
Pengaruh kepemimpinan terhadap perubahan dinyatakan Hersey bahwa pemimpin yang berpengaruh, tidak melaksanakan perubahan dalam kondisi
fakum, akan tetapi perubahan itu disempurnakan dengan hati-hati melalui penciptaan berbagai bagian. Selanjutnya Hersey menjelaskan bahwa dengan
pertimbangan dan pandangan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi Dari beberapa definisi tentang kepemimpinan di atas dapat ditarik makna
bahwa kepemimpinan adalah aktivitas dari seseorang untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan.
3.3. Teori yang Mendasari Pengaruh Kepemimpinan terhadap Perubahan
Organisasi
12
Richard L. Daft, op. cit., p.6.
Anggianika Mardhatillah : Analisis Hubungan Kepemimpinan Transformasional Dan Budaya Organisasi Terhadap Perubahan Organisasi Pada Divisi Flexi PT.TELKOM, Tbk Medan, 2009.
USU Repository © 2009
suksesnya perubahan, dampak-dampak positif dapat diusulkan untuk terjadinya perubahan tersebut.
13
Tentang adanya pengaruh langsung kepemimpinan terhadap perubahan organisasi diperkuat oleh Yulkl, bahwa seorang pemimpin dapat berbuat banyak
untuk memfasilitasi kesuksesan pelaksanaan perubahan, melalui tindakan politik termasuk menciptakan koalisi, membentuk tim, memilih orang yang tepat untuk
Selanjutnya ia mengungkapkan, bahwa pemimpin dengan kepemimpinannya berpengaruh terhadap perubahan dengan tanggung jawab untuk
menginisiasikan perubahan, mengoperasikan dan menggerakkan perubahan, ia harus mempunyai target untuk melaksanakani perubahan. Selain itu Charles H.
Bishop menjelaskan bahwa pimpinan pada tingkat puncak, memfasilitasi kemampuan untuk perubahan dalam tingkatan yaitu, mendukung perubahan,
mengembangkan kemampuan untuk perubahan. Pendapat Anne Maria, “Organizational change is an important topic for
manager, because a substantial part of their jobs requires the information and implementation of planned organizational change” pendapat tersebut
menunjukkan bahwa perubahan organisasi yang direncanakan menjadi bagian dari tugas seorang pimpinan. Apabila pada suatu kasus pimpinan melaksanakan
perubahan, dia harus mengantisipasi penolakan terhadap perubahan dan mempersiapkan serta mengatasinya.
13
Paul Hersey, Kenneth H.Blanchard, Dewey E.John, Management of Organizational Behavior New Yersey: Prentice-Hall, 1996, p.491.
Anggianika Mardhatillah : Analisis Hubungan Kepemimpinan Transformasional Dan Budaya Organisasi Terhadap Perubahan Organisasi Pada Divisi Flexi PT.TELKOM, Tbk Medan, 2009.
USU Repository © 2009
diletakkan pada posisi kunci, membuat simbol perubahan, dan memonitor serta mendeteksi persoalan yang harus diperhatikan.
Di sisi lain pemimpin dapat mendorong dan mendukung kreatifitas untuk membantu pengikut dan organisasi agar lebih menerima serta siap berubah.
Teori-teori di atas cukup kuat menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh langsung terhadap perubahan organisasi.
3.4. Budaya Organisasi
Setiap organisasi mempunyai buadaya yang berbeda dan menunjukkan karakteristik kehususan suatu organisasi. Sehubunagn dengan itu setiap organisasi
memiliki sejarahnya sendiri, pola komunikasi, sistem dan prosedur, pernyataan filosofis, cerita maupun mistik tersendiri. Hal-hal tersebut secara keseluruhan
merupakan suatu budaya culture dari organisasi. Berbagai literatur mendefinisikan budaya organisasi dengan berbagai versi. Steephen P.Robbins
menyatakan bahwa budaya organisasi mengacu ke suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggotanya yang memedakan organisasi itu dari
organisasi lain.
14
14
Robbins, op.cit. p.247
Jika diamati sistem makna bersama tersebut, merupakan seperangkat karakteristik utama yang dihargai oleh organisasi tersebut. Akan
tetapi dari sekian banyak literatur yang mengemukakan defenisi budaya organisasi, hampir semua menyertakan nilai-nilai value norma-norma dan
keyakinan belief dalam definisinya. Seperti yang diungkapkan Gibson bahwa budaya organisasi adalah apa yang dipahami oleh karyawan dan bagaimana
Anggianika Mardhatillah : Analisis Hubungan Kepemimpinan Transformasional Dan Budaya Organisasi Terhadap Perubahan Organisasi Pada Divisi Flexi PT.TELKOM, Tbk Medan, 2009.
USU Repository © 2009
persepsi itu menciptakan sebuah pola dari keyakinan beliefs, nilai-nilai dan harapan.
15
15
Gibson. op.cit. p.31
Pendapat yang sedana dikatakan bahwa budaya organisasi biasanya menggambarkan seperangkat keyakinan, norma-norma dan nilai-nilai bersama
oleh anggota organisasi, kemudian keyakinan, norma-norma dan nilai-nilai tersebut berhubungan dengan cara kerja dan apa-apa yang penting dalam
organisasi. Berhubungan dengan nilai-nilai, budaya organisasi adalah seperangkat
nilai-nilai yang membantu anggota organisasi mengetahui tindakan-tindakan yang dapat diterima dan yang tidak diterima. Dari beberapa definisi di atas dapat
ditangkap bahwa di dalam budaya organisasi terkandung makna seperangkat nilai- nilai yang dianut bersama oleh anggota organisasi. Pengertian nilai value, secara
harfiah berarti “harga” Nilai-nilai adalah esensial dari filosofi organisasi untuk mencapai kesuksesan, nilai-nilai memberikan rasa kebersamaan dan arah serta
petunjuk-petunjuk pada pada seluruh karyawan, bagaimana mereka berperilaku dari hari ke hari. Nilai value juga dikatakan sebagai asumsi dasar basic
assumtion tentang apa yang ideal seperti yang diharapkan atau berguna. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nilai merupakan sesuatu yang
diinginkan apabila nilai tersebut bersifat positif dalam arti menguntungkan dan menyenangkan bagi pihak yang memperolehnya.Sebaliknya nilai merupakan
sesuatu yang tidak diinginkan negatif atau merugikan seseorang dalam memenuhi kepentingannya.
Anggianika Mardhatillah : Analisis Hubungan Kepemimpinan Transformasional Dan Budaya Organisasi Terhadap Perubahan Organisasi Pada Divisi Flexi PT.TELKOM, Tbk Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Akan tetapi untuk mendefenisikan suatu budaya organisasi rasanya terlalu sempit, jika yang terkandung dalam definisi tersebut hanya nilai-nilai yang dianut
bersama. Oleh karena itu Gibson menambahkan yang dimaksud dengan “organizaonal culture is, what the employees perceives and how this perception
creates a pattern of beliefs, values and expectations”
16
Selanjutnya Hess menambahakan komponen norma-norma dan keyakinan kedalam budaya
organisasi dengan pernyataannya, bahwa budaya organisasi terdiri seperangkat keyakinan dan norma-norma dan nilai-nilai yang disebarkan oleh anggota-anggota
dalam suatu organisasi. Norma-norma, nilai-nilai dan keyakinan tersebut dijadikan suatu cara dalam mengoperasikan organisasi. Lebih jauh lagi Andrew D
Brawn mengutip pendapat Turnstall, 1983:15 yang mendefinisikan budaya organisasi merupakan suatu konstelasi dari keyakinan-keyakinan, kebiasaan-
kebiasaan, sistem nilai-nilai, norma-norma, perilaku merupakan suatu suatu cara yang unik pada setiap organisasi, kemudian budaya organisasi tersebut menjadi
pola dalam melakukan kegiatan dan tindakan di dalam organisasi.
17
Selain dari itu beberapa pendapat menyatakan bahwa budaya organisasi adalah sebagai suatu bentuk, cara yang digunakan dalam pemecahan masalah
dalam organisasi, baik internal maupun akternal. Pendapat tersebut direfleksikan oleh Robert G Owens dalam pernyataannya bahwa budaya organisasi sebagai
aling berbagi; filosofi, ideologi, nilai-nilai, asumsi, keyakinan, harapan, sikap dan norma-norma yang dirajut bersama oleh anggota organisasi dan digunakan dalam
16
Gibson. op.cit p.31
17
Andrew D Brawn, Organization cultural, London: Prentice Hall, 1988 p.8
Anggianika Mardhatillah : Analisis Hubungan Kepemimpinan Transformasional Dan Budaya Organisasi Terhadap Perubahan Organisasi Pada Divisi Flexi PT.TELKOM, Tbk Medan, 2009.
USU Repository © 2009
pendekatan keputusan dan pemecahan masalah.
18
Selanjutnya Scholz menyatakan 1987:80 yang dikutip oleh Andrew, bahwa budaya organisasi itu adalah sebagai suatu kesadaran yang terlihat, tak terlihat,
informal dalam organisasi, digunakan untuk membimbing perilaku individual. Definisi tersebut diperjelas oleh
Edgar h. Schein yang menyatakan “budaya organisasi merupakan suatu pola dari seperangkat asumsi-asumsi dasar yang digunakan oleh anggota nya dalam
menyelesaikan masalah-masalah adaptasi internal maupun ekternal, yang berhasil dengan baik dan dianggap sah. Kemudian diajarkan kepada anggota baru sebagai
suatu cara yang tepat dalam merasakan, memandang dan menganalisa masalah”
19
1 Artefacts
Dari definisi dan konsep budaya organisasi yang telah dikemukakan di atas, baik dalam bentuk sederhan amaupun secara luas dalam budaya organisasi
terdiri dari unsur-unsur ; sistem nilai, asumsi dasar, keyakinan yang dianut bersama, norma-norma, pola ritual, pedoman perilaku dalam mengatasi masalah.
Setiap definisi yang dikemukakan menggambarkan perbedaan dalam aspek-aspek yang dikandung budaya organisasi tersebut, namun perbedaan tersebut saling
melengkapi. Oleh karena itu Andrew telah mengidentifikasikan elemen-elemen budaya organisasi secara teoritis yang meliputi:
2 Bahasa Language dalam bentuk lelucon, kiasan, sejarah, mitos, dan
legenda.
18
Robert G.Owens, Organizational behavior in education, Boston:Allyn and Bacon, 1991 p.82
19
Andrew D Brawn. op.cit.p.8
Anggianika Mardhatillah : Analisis Hubungan Kepemimpinan Transformasional Dan Budaya Organisasi Terhadap Perubahan Organisasi Pada Divisi Flexi PT.TELKOM, Tbk Medan, 2009.
USU Repository © 2009
3 Pola perilaku, dalam bentuk ritual seperti upacara keagamaan, dan
upacara resmi 4
Norma-norma perilaku 5
Kepahlawanan 6
Simbol-simbol 7
Keyakinan, nilai-nilai dan sikap 8
Kode etik 9
Asumsi dasar 10
Sejarah. Meskipun unsur-unsur yang terkandung dalam budaya organisasi telah
diidentifikasikan secara teoritis, namun belum dikelompokan sehingga terkadang ada unsur yang tumpang tindih. Oleh karena itu beberapa peneliti memutuskan
bahwa unsur pola perilaku behavior pattern dan bahasa langguage masuk ke dalam bentuk “Artefack” yaitu sesuatu yang bisa dilihat, didengar dan dirasakan.
Sedangkan asumsi dasar merupakan bagian dari keyakinan dan nilai-nilai beliefs, values. Walaupun unsur-unsur budaya telah dikelompokkan, masih saja terdapat
kebingungan dalam pemahaman maupun dalam praktiknya. Sehubungan dengan perubahan, sudah seharusnya componen-componen
budaya yang digunakan disesuaikan dengan perubahan. Di bawah ini Timothy J. Calpin mengidentifikasikan 10 komponen budaya organisasi yang dapat di
implentasikan untuk suksesnya suatu perubahan. Tymothy mengurut komponen tersebut berdasarkan prioritas yang relevan dengan perubahan dan dapat dilihat
pada Tabel 3.1.
Anggianika Mardhatillah : Analisis Hubungan Kepemimpinan Transformasional Dan Budaya Organisasi Terhadap Perubahan Organisasi Pada Divisi Flexi PT.TELKOM, Tbk Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 3.1. An Organization Cultural Component.
Cultural Components 1.
Rules and policies 2.
Goal and measurement 3.
Customs and normas 4.
Training 5.
Ceremonies and events 6.
management behaviors 7.
Rewards and recocnition 8.
Communications 9.
Physical enviroment 10.
Organizational structure. Sumber: Timothy J.Galpin, The human side of change: a practical guide to
organization Redisign, Usa: Jossey-Bass, 1996, p.54.
Tomothy menyatakan bahwa tidak harus ke sepuluh komponen tersebut diterapkan untuk perubahan, organisasi dapat memilih komponen mana yang
penting diprioritaskan untuk dirubah dari yang lama menjadi yang baru. Semua komponen-komponen budaya yang di ajukan Timothy tidak memiliki perbedaan
dengan yang dikemukakn para ahli sebelumnya. Hanya ia menganjurkan untuk susksesnya suatu perubahan sebaiknya urutan priotas komponen budaya
organisasi, seperti yang terlihat pada Tabel 3.1.
3.5. Teori yang mendasari Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap