Anggianika Mardhatillah : Analisis Hubungan Kepemimpinan Transformasional Dan Budaya Organisasi Terhadap Perubahan Organisasi Pada Divisi Flexi PT.TELKOM, Tbk Medan, 2009.
USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Era globalisasi ini terdapat banyak perusahaan domestik yang menekuni dan berkecimpung di sektor telekomunikasi. Perusahaan Indonesia yang bergerak
di bidang telekomunikasi yang mencakup pula teknologi informasi adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk atau PT. Telkom, yang salah satu produknya
adalah TELKOMFlexi. TelkomFlexi adalah layanan jasa telekomunikasi suara dan data berbasis
akses tanpa kabel dengan teknologi CDMA Code Division Multiple Access yang hemat karena biaya pemakaiannya mengacu pada tarif sambungan tetap fixed
line. CDMA adalah teknologi akses jamak dimana masing-masing pelanggan menggunakan kode yang unik dalam mengakses kanal yang terdapat dalam
sistem. TelkomFlexi ini merupakan pelopor lahirnya sarana telekomunikasi CDMA untuk itu diharapkan perusahaan juga mampu bertahan dan memenangkan
persaingan antar operator yang semakin mengarah pada perang harga saat ini, TelkomFlexi sebagai market leader operator CDMA di Indonesia telah melakukan
berbagai upaya dalam menghadapi permasalahan diatas seperti, melakukan desain corporate office berupa manajemen resiko, desain operating business dimana
Telkom mengelola customer berbasis segmen dan sentralisasi infrastruktur, desain financial centre untuk kemudahan pengendalian keuangan, serta desain HR
Anggianika Mardhatillah : Analisis Hubungan Kepemimpinan Transformasional Dan Budaya Organisasi Terhadap Perubahan Organisasi Pada Divisi Flexi PT.TELKOM, Tbk Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Assesment dimana Telkom berupaya untuk meningkatkan peran industri dalam pengelolaan SDM sumber: PT.Telkom.
Langkah-langkah yang telah dilakukan Telkom diatas ternyata dirasa belum optimal mengingat masih banyaknya keluhan pelanggan atas buruknya
layanan TELKOMFlexi mengakibatkan laba bersih Telkom hingga akhir 2008 diperkirakan turun 1,8 menjadi Rp 12,6 triliun sumber: detilarticle
telekomunikasi. Keluhan lainnya adalah jaringan yang diberikan oleh TELKOMFlexi kurang memuaskan karena pada saat konsumen melakukan
komunikasi pada pesawat telepon CDMA seringkali mengalami gangguan komunikasi pada pesawat telepon mereka masing-masing, kualitas bunyi yang
diberikan kurang jernih sehingga sangat mengganggu pembicaraan, dan TELKOMFlexi terlalu mengobral pulsa padahal jaringan yang diberikan tidak
sesuai dengan yang dirasakan oleh masyarakat. Keluhan dari masyarakat ini seperti yang dimuat dalam koran Jawa Pos tanggal 11 Maret 2005.
Fakta diatas menunjukkan bahwa strategi organisasi Telkom yang telah dijelaskan sebaiknya terus ditingkatkan bahkan diperbarui, mengingat angka
perputaran churn rate telepon seluler berbasis CDMA di Indonesia mencapai 8,6 dalam sebulan sumber: SWA 23XXIII25 Oktober – 7 November, 2007:
111. Disinilah kemampuan masing-masing operator diuji untuk mempertahankan dan menarik pelanggan sebanyak-banyaknya.
Agar dapat bertahan ditengah persaingan industri telekomunikasi, sudah saatnya suatu perubahan pada TelkomFlexi dioptimalkan, yang secara spesifik
berupa perubahan teknologi, pelayanan, individu dan rancang ulang struktur.
Anggianika Mardhatillah : Analisis Hubungan Kepemimpinan Transformasional Dan Budaya Organisasi Terhadap Perubahan Organisasi Pada Divisi Flexi PT.TELKOM, Tbk Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Perubahan itu akan terwujud apabila pimpinan perusahaan mampu mendorong karyawannya untuk mempunyai motivasi yang tinggi, professional, kreatif,
inovatif dan memiliki keterampilan serta pengetahuan manajemen. Seorang pemimpin perubahan seharusnya mulai berfikir dan berperan sebagai agen
perubahan change agent. Tipe kepemimpinan yang dapat mendukung suatu perubahan adalah tipe kepemimpinan transformasional,
Kepemimpinan transformasional dibutuhkan dalam upaya mengadakan perubahan, karena tipe kepemimpinan seperti itulah yang potensial untuk
menumbuhkan komitmen organisasi. Pemimpin transformasional cendrung memberikan perhatian lebih besar terhadap bawahannya untuk berubah,
diantaranya dilakukan dengan cara menciptakan iklim organisasi yang kondusif agar dapat memotivasi dan mendorong kreativitas serta inovasi bawahan,
memiliki komitmen tinggi untuk merealisasikan apa yang diucapkan. Upaya untuk melalukan perubahan tidak hanya melalui kepemimpinan
transformasional, perubahan memerlukan budaya organisasi yang kuat. Hasil penelitian Suryanti Takarinawaty, Universitas Negeri Jakarta menunjukkan
bahwa salah satu penghambat perubahan adalah budaya yang dianut oleh anggota organisasi menolak perubahan tersebut. Daryl R Corner
1
1
Daryl R Corner, Managing Change at The Speed of Change New York: OD Resource, 1992,
p.177