tersebut, setelah selesai kekelurahan memeberikan SK surat keterangan sebagai bukti kebenaran tanah tersebut. Pihak kekelurahan menembuskan
ke Kecamatan guna membererikan pernyataan pula tentang kebenaran tanah tersebut.
c. Setelah dilakukan pemeriksan di tingkat kekelurahan, calon wakif beserta
saksi dan nadzir yang telah ditunjuk datanng ke KUA selaku PPAIW dengan membawa kelengkapan dan surat keterangan dari Kelurahan dan
Kecamatan setempat, setelah itu PPAIW memeriksa persyarata wakaf dan selanjutnya mengesahkan nadzir.
d. Proses berikutnya, wakif mengucapkan ikrar wakaf dihadapan para
nadzir, saksi-saksi dan PPAIW, untuk selanjutnya PPAIW membuat akta ikrar wakaf AIW dan salinannya. PPAIW membuat akta dalam bentuk
w. 23 rangkap. Lembar pertama disimpan oleh PPAIW dan lembar kedua dilampirkan pada surat permohonan pendaftaran kepada kantor
pertanahan atau dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional BPN, dan lembar ketiga ke PA yang mewilayahi tanah wakaf tersebut. Sedangkan
salinan AIW menurut w. 2a dibuat rangkap 4, lembar pertama disimpan oleh wakif, lembar kedua disimpan oleh nadzir, lembar ketiga dikirim ke
kandepag dan lembar keempat dikirim ke kepala desa yang mewilayahi tanah wakaf tersebut.
e. Kemudian PPAIW dan nadzir membawa berkas permohonan pendaftaran
ke BPN untuk membuat sertifikat atas tanah wakaf tersebut. Selanjutnya BPN akan ,melakukan pengukuran dan dilanjutkan dengan proses
pembuatan sertifikat tanah wakaf, setelah selesai persertifikatan dan diperkuat oleh pejabat kandepag maupun BPN, maka tanah wakaf
tersebut terbebas dari beban pajak. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa dalam setiap praktek perwakafan yang
akan dilakukan oleh masyarakat maka harus ada tahap pendaftaran di kantor kelurahan. Hal ini ditujukan sebagai bukti bahwa tanah yang diwakafkan tidak dalam sengketa di
pengadilan negeri.
BAB IV TINJAUAN HUKUM PELAKSANAAN WAKAF DI KECAMATAN CIKOLE
SUKABUMI
Undang-undang No. 41 tahun 2004 tentang wakaf pasal 43 dijelaskan bahwa wakaf dianggap sah apabila pelaksanaannya sesuai dengan prinsip syariah, pasal 6 Undang-
undang yang sama menjelaskan unsur wakaf diantaranya: wakif, nadzir, harta benda wakaf, ikrar wakaf, peruntukkan harta benda wakaf dan jangka waktu wakaf.
51
Dalam fiqh pun, wakaf mempunyai pengertian yang hampir sama dengan Undang- undang, yakni praktik wakaf harus sesuai dengan rukun, syarat, fungsi dan peruntukkan
wakaf, sehingga praktik wakaf dapat berjalan sebagaimana mestinya. .
A. Tata cara Pendaftaran Wakaf di KUA Kecamatan Cikole Sukabumi
Dari data yang penulis dapat di Kantor Urusan Agama KUA Kecamatan Cikole Sukabumi, terlihat bahwa mayoritas wakaf yang terdapat di setiap Kelurahan sudah di catat
di instansi agraria, dan juga telah mendapat Akta Ikrar Wakaf AIW. Hal ini menunjukkan bahwa adanya pemahaman masyarakat tentang pentingnya melakukan admnistrasi
perwakafan. Selain itu menurut Agus Bukhari setelah Undang-undang No. 41 Tahun 2004 disyahkan, pihak KUA telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar masyarakat
51
Departemen Agama RI, Undang-Undang RI No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, h. 22
mengetahui bagaimana harusnya melakukan wakaf.
52
Seperti yang diungkapkan oleh Momon Munjali bahwa proses pendaftaran wakaf yang dia lakukan telah sesuai dengan prosedur yang tertera dalam Undang-undang No. 41
Tahuan 2004. yaitu dengan mendaftarkan wakafnya di KUA Kecamatan Cikole dengan disaksikan oleh 2 dua orang saksi dan petugas dari KUAdalam hal ini Pejabat Pembuat
Akta Ikrar Wakaf PPAIW.
53
Dengan di keluarkannya Undang-undang No. 41 tahun 2004 tentang wakaf maka semakin jelas bagaimana orang harus berwakaf. Selama ini masyarakat melakukan praktek
wakaf hanya berpegang pada hukum agama yaitu cukup dengan lisan. Tetapi sekarang masyarakat sudah mencatatkan wakaf sehingga harta wakaf tersebut mempunyai kekuatan
hukum dan bisa dijadikan bukti apabila terjadi sengketa di kemudian hari.
B . Tujuan dan Fungsi Wakaf
Di Indonesia, wakaf telah dikenal dan dilaksanakan oleh umat Islam sejak agama Islam masuk ke Indonesia, sebagai salah satu pesan keagamaan yang erat hubungannya
dengan sosial ekonomi, wakaf telah banyak membantu pembangunan secara menyeluruh di Indonesia, baik dalam pembangunan bangsa maupun dalam pembangunan sumber daya
sosial.
52
Agus Bukhari. Pengurus administrasi zakat dan wakaf. Hasil wawancara pribadi tanggal 19 Juni 2010
53
K.H. Momon Munjali, wakif. Hasil wawancara pribadi tanggal 29 Juni 2010
Dari proses pendaftaran yang telah dijelaskan diatas, maka penulis akan menjelaskan tujuan dan fungsi wakaf yang ada di Kecamatan Cikole. Bila mengacu kepada
pasal 22 Undang-undang No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf, dapat diketahui tentang tujuan wakaf tersebut, yaitu:
“Dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi wakaf, harta benda wakaf dapat diperuntukkan bagi: sarana dan kegiatan ibadah, sarana dan kegiatan pendidikan serta
kesehatan, bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, bea siswa, kemajuan dan peningkatan ekonomi umat danatau kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak
bertentangan dengan syari‟ah dan peraturan perundang-undangan”.
54
Meskipun begitu, Agus Bukhori menyebutkan bahwa faktor lain dari mewakafkan adalah sebagai bentuk kepercayaan kepada anak keluarga, agar tanah yang diwakafkan
dapat dijadikan tempat pengajian dan sarana pendidikan agama Islam.
55
Hal tersebut sesuai dengan ungkapan Momon Munjali yaitu selain mengharapkan ridho Allah SWT. Tujuan dia mewakafkan tanahnya adalah sebagai sarana untuk
mengembangkan ajaran agama Islam.
56
Sehubungan dengan tujuan, peruntukkan, dan fungsi tersebut tentunya tidak terlepas dari kenyataan bahwa sebagian besar harta yang diwakafkan baru berkisar pada asset tetap,
seperti tanah dan bangunan. Padahal, di beberapa negara yang penduduknya muslim obyek
54
Departemen Agama RI, Undang-Undang RI No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf , h. 22
55
Agus Bukhari. Pengurus administrasi zakat dan wakaf. Hasil wawancara pribadi tanggal 19 Juni 2010
56
K.H Momon Munjali. Wakif. Hasil wawancara pribadi tanggal 29 Juni 2010